Sore harinya, Haram telah berada di depan pintu gerbang rumah keluarga Park dengan tangan yang menggenggam beberapa paperbag berisikan kado untuk Aurora dan camilan untuk saudari-saudarinya yang lain. Tak ada Anna disampingnya, gadis itu telah terlebih dahulu pulang karena acara kedua orang tuanya telah menunggu untuk menghadiri acara keluarga.
Haram menarik nafas panjang kemudian membawa langkahnya masuk ke dalam rumah, telinganya mulai mendengar tawa dan percakapan dari bagian belakang rumah, Haram mengeratkan genggaman tangan pada paperbag kemudian melangkah ragu menuju taman belakang.
Ia berdiri diambang pintu, menatap keenam gadis disana yang terlihat tertawa tanpa beban. Tak ada Chaeyoung atau Mark, mungkin mereka masih di kantor masing-masing. Haram berdehem kecil kemudian membawa langkah lebarnya ke arah gazebo, terduduk tepat di sebelah Aurora yang menatapnya tanpa ekspresi berarti begitu pun gadis-gadis lainnya yang menghentikan tawa mereka dan menatap datar pada Haram.
"Adik panda, selamat ulang tahun" Ujarnya seraya menyerahkan salah satu paperbag di tangannya, Rora menatap paperbag tersebut dan kembali menatap lekat wajah Haram
"Namaku Aurora Park"
Deg!
Senyuman manis itu berganti getir, Haram perlahan mengangguk kemudian mengulang ucapannya.
"Selamat ulang tahun, Aurora Park"
"Terimakasih" Balas Rora ketus dan mengalihkan pandangan kearah depan tanpa mengambil paperbag yang Haram sodorkan.
Si gadis mengerjapkan mata, menaruh paperbag tersebut di sebelah Rora kemudian menatap saudarinya yang lain dan melambaikan tangan pada Chiquita.
"Canny-aa kemarilah, Eonnie membawakan takoyaki untukmu"
"Em, terimakasih taruh saja disana" Timpal Canny datar tak seperti biasanya, si bungsu selalu antusias jika menyangkut makanan kesukaannya
"Rita Eonnie, Ahyeon Eonnie, aku juga membawakan mandu untuk kalian"
"Untuk Ruka dan Asa Eonnie aku—"
"Apa kau mencoba menyogok kami?" Gerakan membuka paperbag Haram seketika terhenti kala Ruka menyela dengan suara sinisnya, Haram masih mempertahankan senyuman meski terasa sangat menyedihkan
"Tidak Eonnie, aku—"
"Darimana saja kau? Kau bahkan membolos sekolah, apa kau sudah merasa hebat?" Tatapannya teralih pada Ahyeon, Haram menggeleng pelan
"Haram-aa, kau boleh memiliki teman tapi jangan yang membawa pengaruh buruk untukmu"
"Tidak Eonnie, Anna tidak membawa pengaruh buruk untukku" Sangkal Haram pada ucapan Pharita yang terdengar lebih lembut dari yang lainnya
"Mengapa kau selalu membelanya? Apa dia kekasihmu?" Haram melebarkan mata dan menatap tak percaya pada Asa
"Eon-nie —"
"Tentu saja kau tidak akan mengakui aibmu, hah.. ternyata Adik kembarku tak sepolos kelihatannya" Decih Ahyeon, Haram berdiri dari tempatnya, ia hendak mengeluarkan pembelaan namun lagi dan lagi para saudarinya menyela ucapannya, mereka tak memberikan ruang bagi Haram untuk membela diri dan mengutarakan kebenaran.
Haram meremas kepalan tangannya dengan erat, wajah pucatnya memerah dengan air mata yang hendak mendobrak dari kelopak. Ia menatap satu persatu wajah para gadis cantik di hadapannya yang terlihat menyeramkan di matanya, Haram menggelengkan kepala berusaha menghilangkan pening di kepalanya.
"Kau menjijikan Eonnie! Aku membencimu!"
Deg!
Haram menatap pada Aurora yang berbicara sarkas padanya, ia tersenyum getir kemudian berjalan tertatih menuju ke dalam rumah. Perlahan kalimat-kalimat cibiran mereka semakin terdengar tak jelas, Haram menundukkan kepala dengan tangan berpegangan pada tiang pintu. Setiap kalimat yang terlontar dari bibir saudarinya begitu membuatnya terluka dan semakin merasa tak sanggup lagi menopang tubuhnya, Haram ingin membalas namun bukankah percuma saja jika posisinya satu melawan enam?

KAMU SEDANG MEMBACA
Babymonster Rami || So Far Away [END]
FanfictionCeritaku hanya sampai disitu, tak ada kelanjutannya kalian menutup paksa buku yang masih berusaha ku tulis dengan tinta kalian menghentikan cerita yang baru akan ku mulai dengan aksara penuh makna semakin ku berusaha kembali meng-eja-nya, semakin ka...