★chapter [Permulaan]★

330 34 2
                                    

chapter II

"SAHHH!!" Kata ini cukup menggelegar didalam ruangan berdekorasi dominan putih ini, Ahad 25 November 2029 Sabil dan Lian sah menjadi suami istri.

Akad sudah selesai dibacakan, kini Lian sudah menjadi suami sah Sabil, dalam negara maupun agama.

Lian melihat istri nya, ia memberi first impression pada Sabil "culun banget sih, mana berhijab lagi, dia pasti cewe polos, bener-bener bukan tipe gua!" Batinnya.

Sabil pun melirik Lian yang memperhatikan nya, lalu menoleh pada Lian dan tersenyum, Lian pun mengacuhkan nya, ia memasang wajah datar.

"Sabil baik-baik ya disana, kalau ada apa-apa panggil abang aja, oke?" Ucap Paul memeluk erat adiknya itu.

"Iya abang." jawab Sabil mantap.

"Abang gak nyangka yang nikah sama Sabil itu temen abang." ucap Paul, Lian hanya melirik.

"Tapi abang gak yakin sama Lian, Sab. Dia itu orang nya gak baik, abang kemarin udah cerita kan sama Sabil." Ucap Paul berbisik agar Lian tak mendengar nya.

"Sabil punya ide, abang." Ucap Sabil

"Apaaaa?" Tanya Paul, Sabil pun membisikkan idenya pada Paul.

Diawal Paul tak menyetujui ide nya itu, karena pasti adiknya ini akan menderita namun saat mendengar ending nya, Paul pun menyetujui ide itu.

"Cerdas!!" Puji Paul mencubit pelan pipi Sabil.

"Beneran adek kakak gak sih kalian ini?" Tanya Lian melihat semua interaksi Paul dan Sabil.

"Ya beneran lah!" Jawab Paul

Acara ini dalam sekejap selesai, Sabil pun sudah menginap dirumah orang tua Lian.

Sabil dan Lian akan menginap disini malam ini saja, besuk pagi mereka sudah pindah ke rumah yang sudah orang tua Lian dan ayah Sabil hadiahkan, tak salah lagi mereka patungan membeli rumah itu.

Damian mau-mau saja, yang terpenting kerjasama dengan perusahaan AR ini tak terputus dengan perusahaan nya.

Setelah melewati pagi, siang dan sore hari yang panjang, mengurus berbagai hal yang seharusnya tak terpikirkan oleh dua insan tokoh utama cerita ini, kini kegiatan nya dilanjut pada makan malam.

"Lian selesai." Lian pun langsung meninggalkan meja makan, juga Aro yang akan melanjutkan sedikit kerjaannya.

"Sabil bantu beres-beres sama cuci piring ya, tan." Ucap Sabil membawa piring kotor nya dan Lian.

"Panggil mamah aja ya, Sabil." Ucap Ratih

"Gak usah bantu-bantu, kamu pasti capek kan? Istirahat aja ya.. kamu satu kamar sama Lian ya.. diatas, pintunya warna hitam" ucap Ratih memberi tahu.

"Gak papa, mah.. Sabil mau bantu cuci piring, lagian Sabil gak capek kok." Ucap Sabil menuju wastafel, mulai menghidupkan keran air.

"Haish.. yasudah, mamah tinggal sebentar ya, nanti kesini lagi." Ucap Ratih

"Iya, mah."

Jalan SEMESTA (ver. SALMa rONy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang