Prologue - Death

12 1 0
                                    

"Kita tidak bisa membiarkan Ratu memerintah terlalu lama, dia itu perempuan!"


Semua orang di meja panjang itu menatap kearah orang yang baru berbicara.


"Pemikiranmu sungguh kolot seperti umur mu!" Sentak salah satu menteri disana.

"Aku setuju soal Ratu tidak boleh terlalu lama memerintah, namun bukan karena dia perempuan. Ini karena dari awal Ratu adalah Queen Consort bukan Queen Regnant. Memang sudah seharusnya dicarikan pengganti Raja." Ujar Menteri yang lain.

Disaat para Menteri dan pejabat tinggi lain sedang berdebat dan berdiskusi. Sang Ratu hanya bisa memandang kosong ke depan. Semuanya masih terasa berat baginya.

Dalam satu hari ia kehilangan dua orang paling berharga di hidupnya.

Tiga hari lalu, Raja dan Putera Mahkota mengalami kecelakaan kereta pada saat hendak kembali ke Astoria. Badai dan longsor salju menabrak kereta kerajaan hingga keluar dari rel dan terhempas ke jurang.

Komandan Tinggi Kerajaan yang mendengar kabar kecelakaan kereta langsung mengerahkan seluruh pasukan terbaiknya untuk menemukan Raja, Putera Mahkota, dan staff-staff kerajaan yang ikut di kereta.

Namun takdir berkata lain.

Dengan tangan gemetar dan penuh penyesalan, Komandan Tinggi Kerajaan, Sir Johansson, membawa dua peti mati ke hadapan sang Ratu.

Sang Ratu berlutut di hadapan dua peti mati itu sambil menangis histeris.








"Jika memang pengganti, mungkin untuk saat ini yang paling kuat posisinya di kerajaan setelah Putera Mahkota adalah Duke Lancaster." Ujar satu-satunya Menteri perempuan disana.

Menteri yang lain mengangguk. "Belum satu tahun dia resmi menjadi Duke di wilayah Lancaster, tapi kemampuannya memang sudah tidak perlu diragukan lagi."

"Iya betul, kualitas dan cara kepemimpinnya menakjubkan. Dia dilahirkan untuk jadi pemimpin."

Disisi yang lain beberapa Menteri dan pejabat tinggi terdiam. Lalu salah satu dari mereka berpendapat "Bukankah akan lebih bagus jika penerus Raja terdahulu juga memiliki darah kerajaan? Duke Lancaster adalah keluarga dari sisi Ratu."

"Jika dari darah Raja terdahulu maka, anak dari Puteri Adaline? Lady Beaufort?" Ucap salah satu Pejabat Tinggi.

Puteri Adaline adalah adik kandung dari Raja Carl IV yang meninggal karena kecelakaan kereta kemarin, dan Puteri Adaline juga adalah anak kandung dari Raja terdahulu, Raja Louis II.

"Ya aku setuju, kerajaan memang harus diwariskan kepada seseorang yang berdarah Raja." Pejabat lain menanggapi

"Tapi anak Puteri Adaline adalah seorang perempuan!"

"Dasar kolot! Perempuan atau laki-laki tidak ada hubungannya!" Ucap Menteri perempuan. "Tapi untuk Lady Beaufort kita belum melihat kemampuannya dalam pemerintahan."

"Well, dia ada di puncak pergaulan kelas atas saat ini."

"Dan dia memiliki nilai tinggi saat di Akademi Kerajaan. Hey! Bukankah dia adalah calon Grand Duchess Beaufort masa depan? Grand Duke yang sekarang pasti sudah mengajarkan banyak hal pada Lady, apalagi ibunya adalah Puteri kerajaan ini. Bukan begitu Grand Duke?"

Sang Grand Duke Beaufort yang berambut gelap dan memiliki rahang tajam itupun menggeleng.

"Celeste itu sangat cerdas, aku tidak perlu mengajarinya banyak hal, namun ia sudah mengetahui semuanya. Aku tidak akan khawatir jika aku mati esok pun semuanya akan aman terkendali di tangannya." Ucap Grand Duke Beaufort membanggakan putrinya.

James - Duke Lancaster terdahulu - menatap tidak suka. Menurutnya tidak ada yang lebih hebat dari putranya. Semua orang juga sudah melihatnya.

Dan saat ini meja panjang itu kini terbagi menjadi dua faksi. Faksi Raja yaitu pendukung Lady Beaufort dan Faksi Ratu pendukung Duke Lancaster.

Ditengah perdebatan, tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka secara kasar.

"Bisa-bisanya kalian berada di ruang rapat kakakku, dia bahkan belum lama pergi sejak terakhir kali menginjakkan kaki disini. Cepat keluar semua! Ratu perlu istirahat." Sentak Puteri Adaline atau kini Grand Duchess of Beaufort.

Grand Duchess mengantar Ratu ke kamarnya setelah memastikan semua orang - termasuk suaminya sendiri - keluar dari ruangan.

"Kau bisa memerintahkan mereka untuk berhenti, Frances. Kau juga perlu istirahat. Sudah tiga hari kau tidak ke kamar tidur."

...













Hi! Aku kangen bgt sama wattpad.

Semoga kalian sehat-sehat selalu ya.

Xoxo

RIVALRYWhere stories live. Discover now