Benarkah bertemu hanya untuk berpisah?
__________________________________
Tampak seorang gadis yang tengah menikmati baksonya sembari melihat teman-teman nya yang sedang bermain, dirinya yang tengah makan dengan tenang tiba-tiba di hampiri seorang anak laki-laki yang seumuran dengannya hingga tanpa sebab anak itu menuangkan air minum ke kuah bakso yang masih dimakannya."Ihh kenapa di tuang air. Aku masih makan," kata Ciya dengan nada heran serta mata yang menatap kesal.
Anak itu hanya terdiam lalu tertawa kecil, setelah itu, berlari masuk ke dalam rumah, melihat hal itu Ciya kesal lalu kembali mengambil bakso yang baru untuk di makannya.
Kembali makan bakso dengan tenang, ia melihat anak itu datang lagi dengan segelas air di tangannya sehingga membuatnya segera menghabiskan makanan nya, tepat sebelum di siram air, ia sudah selesai memakan baksonya sehingga membuat dirinya lega dan kemudian tertawa kecil karena anak itu tidak berhasil menuang air ke baksonya sebelum habis. Tanpa rasa bersalah anak itu tetap tersenyum nakal kemudian masuk ke dalam rumah lagi.
"Dasar gak jelas," kata Ciya ketika melihat anak itu kembali berlari masuk ke dalam rumah.
Akibat kejadian tadi membuat Ciya terus memperhatikan anak itu yang ternyata sangat pendiam dan tidak ikut bergabung dengan yang lain, dia hanya menonton yang lain bermain tanpa ada niat untuk ikut bergabung. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, waktunya untuk pulang karena besok masih akan sekolah. Sebelum pulang, Ciya melihat jelas anak itu yang masih menatapnya dengan senyuman manisnya sehingga membuat Ciya tertarik kepada anak itu.
Di sekolah Ciya masih memikirkan anak laki-laki itu, dirinya tidak sempat menanyakan nama nya karena terus di ganggu olehnya dan memperhatikan anak itu, karena semakin penasaran akhirnya Ciya menghampiri Alina yang semalam juga ada di acara tersebut.
"Lin, kamu tahu gak nama anak yang semalam tuang air minum ke kuah bakso ku?"
"Oh, Rehan kah?"
"Rehan kah namanya?" tanya Ciya semakin penasaran.
"Iya, sepupuku anak Makroman. Kenapa? Suka kah?" Alina tampak tertawa kecil melihat Ciya yang tampak begitu penasaran dengan Rehan.
"Kalau suka nanti ku kasih tahu ke dia." Alina tampak mendukung Ciya yang membuat Ciya terlihat malu, "Gak usah Lin, Malu aku."
"Ngapain malu, wajar kan suka. Dia lanjut ke Mts tahu." Alina memberitahu Ciya yang membuat Ciya mengangguk mengerti, kemudian kembali ke mejanya.
_______________Dirumah Ciya mencari ibunya yang ternyata sedang memasak di dapur untuk makan siang.
"Mahh, aku mau lanjut ke Mts," kata Ciya.
Ucapan tiba-tiba itu membuat Nuri tertegun, sejenak ia melihat putri nya itu kemudian menghampiri nya.
"Kemarin katanya mau masuk SMP, kok sekarang mau masuk Mts," ibunya bertanya penasaran.
"Gapapa, pengen masuk Mts aja," Ciya kekeh ingin masuk ke Mts, sebenarnya dirinya tidak tahu bagaimana sekolah Mts itu, apakah sama dengan SMP atau tidak tapi karena penasaran dengan Rehan akhirnya ia memutuskan untuk menyelesaikan rasa penasarannya dengan cara masuk ke Mts untuk bertemu dengan Rehan.
"Yakin? Nanti kamu banyak hapalan nya loh," Nuri berusaha meyakinkan anaknya, karena sekeluarga tidak ada yang pernah masuk sekolah swasta sehingga ia selalu ingin memasukkan anaknya ke sekolah Negeri.
YOU ARE READING
Waktu Menghadirkanmu
Teen FictionCinta memang tak selalu datang pada waktu yang tepat, terkadang waktu akan memberikan kesempatan kedua untuk mempertemukan kembali dua hati yang memang di takdirkan untuk bersama. Namun takdir selalu memiliki cara untuk mengembalikan yang seharusnya...