Di dunia lain, jauh dari kota Lavender yang tenang, terhamparlah sebuah kerajaan kuno yang terlupakan oleh waktu. Berdiri di tengah hutan lebat yang tak terjamah, sebuah istana megah yang kokoh dan penuh dengan keindahan meski sudah berabad-abad lamanya. Bangunan itu terbuat dari batu hitam yang berkilau di bawah sinar rembulan, dengan menara-menara tinggi yang menjulang ke langit, seakan menantang waktu dan sejarah itu sendiri. Meskipun terlindung di dalam kabut dan pepohonan yang lebat, istana ini tetap menjadi pusat kekuatan yang tak tergoyahkan. Di dalamnya, segala rahasia kerajaan kuno ini tersembunyi, termasuk darah suci yang kini menjadi kunci bagi masa depan mereka.
Di balik dinding-dinding batu yang dingin, di dalam ruang besar yang penuh dengan bayang-bayang gelap, keluarga Lucien berkumpul. Setiap sudut ruangan dipenuhi dengan keheningan yang menekan, udara terasa tebal, penuh dengan ketegangan yang bisa dirasakan oleh siapa pun yang memasuki ruangan itu. Semua mata tertuju pada Lucien, yang berdiri di tengah-tengah keluarga, terlihat lelah dan penuh dengan beban yang tak bisa disembunyikan. Ada sesuatu yang berbeda pada dirinya malam itu. Wajahnya yang biasanya tenang kini penuh dengan kerutan yang menunjukkan kekhawatiran, dan setiap orang di ruangan itu bisa merasakannya. Mereka tahu, sesuatu telah berubah. Suasana hati Lucien tak bisa disembunyikan, dan setiap kata yang akan diucapkannya nanti, akan menentukan arah takdir mereka.
Suasana di dalam ruangan besar yang megah itu terasa sesak, di mana seluruh anggota keluarga Lucien berkumpul, matanya terpaku pada Lucien yang berdiri di tengah ruangan dengan ekspresi yang terlihat lelah, namun ada kekuatan yang tersembunyi di balik mata tajamnya. Wajahnya yang biasanya tenang kini dipenuhi oleh beban yang tidak dapat disembunyikan, dan setiap anggota keluarga merasakan perubahan yang jelas pada dirinya.
Alistair, sang pemimpin keluarga, berdiri di sisi kiri Lucien. Wajahnya dipenuhi dengan ekspresi penuh kecemasan dan ketidakpercayaan. "Lucien," katanya dengan nada yang lebih keras, "kenapa bisa kau kalah dari Damon? Selama ini kau dikenal sebagai vampir yang tak terkalahkan, tapi kenapa bisa begini? Mengapa kita bisa dipermalukan seperti ini?" Suaranya penuh dengan amarah yang tak terselubung.
Lucien hanya menghela napas panjang, matanya tidak terfokus pada apapun di sekelilingnya. "Dia lebih kuat dari yang kalian kira," jawabnya pelan, namun ada kepahitan yang terpendam di dalam suaranya. "Aku tidak mempersiapkan diriku dengan baik. Damon... dia bukan musuh seperti yang kita kira."
Beatrix, sang penasihat bijaksana, mendekat dengan wajah penuh ketegasan. "Kau kalah dalam pertarungan yang sangat penting, Lucien. Apa yang terjadi? Mengapa kau tidak bisa mengalahkan Damon? Dia selalu menjadi ancaman kecil bagi kita, namun sekarang, dia justru menjadi ancaman yang lebih besar." Suaranya keras, meskipun ia mencoba tetap tenang, tetapi ada ketegangan yang jelas di balik setiap kata.
Lucien merasakan mata semua orang tertuju padanya. "Aku tahu," jawabnya singkat, suaranya terdengar lelah. "Tapi itu bukan yang seharusnya kita khawatirkan sekarang."
Cassius, yang selama ini jarang berbicara, akhirnya membuka mulut. "Tidak ada yang lebih penting daripada kekalahan kita dalam pertempuran ini, Lucien. Kita harus segera mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jika Damon mulai mengalahkan kita, ini bukan hanya soal pertarungan fisik. Ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi."
Eric, si algojo dengan sikap yang selalu kejam, tidak sabar lagi. "Jadi kau kalah begitu saja, Lucien? Apa yang kau lakukan, melepaskannya dengan begitu mudah?" Eric tidak pernah bisa menyembunyikan rasa sinisnya. "Kita tidak bisa membiarkan Damon mendapatkan kemenangan seperti ini."
Namun, Fiona, pelindung keluarga yang lebih banyak bertindak ketimbang berbicara, akhirnya angkat bicara dengan tegas. "Eric, jangan terburu-buru menyalahkan Lucien. Ini bukan soal kekalahan semata. Kita harus tahu alasan dibalik kekalahan ini." Wajahnya yang biasanya tak terbaca kini penuh dengan ketegasan yang jarang ia tunjukkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The VAMPIRE [HIAT]
Vampiri- Di balik gemerlapnya Lavender City yang modern dan sibuk, tersembunyi sebuah rahasia kelam yang tak banyak diketahui oleh penduduknya. Sebuah kota yang hidup dengan ritme cepat dan penuh warna, namun di dalamnya, ada kekuatan purba yang mengintai...