V. WANG YIBO MENGAMUK

2 0 0
                                    

[WANG YIBO MENGAMUK]

Si tua Lin Lou yang kesulitan membebaskan diri dari cengkeraman Wang Yibo pun segera mengubah dirinya menjadi kelabang raksasa. Akhirnya berhasil lepas karena baju yang dicengkeram Wang Yibo tiba-tiba menghilang. Namun, tubuh besar nan panjang kelabang raksasa itu terlempar jauh, lalu jatuh terbanting ke tanah dan menimbulkan kegaduhan karena menimbulkan gempa.

Xiao Zhan, Xiang Sanhei serta Liu Haikuan segera melompat dan berjumpalitan di udara beberapa kali, kemudian mendarat di atas batu besar tempat si tua Lin Lou semula berada. Sementara itu, Wang Yibo sudah menghilang dan tiba-tiba muncul di udara, di atas siluman kelabang yang masih menggeliat berusaha bangun. Tanpa ampun dia menghujamkan tinju maut ke perut kelabang raksasa itu hingga cairan gelap kecokelatan muncrat dari mulutnya.

Tidak memberi kesempatan siluman itu untuk bertransformasi ataupun menggunakan ilmu sirna raga (menghilang) Wang Yibo segera mencengkeram kedua sisi bagian kepala, lalu membantingnya berkali-kali. Ukuran sama sekali bukan rintangan karena di tangan Wang Yibo, kelabang raksasa itu tetap saja seringan bulu.

Satu dua jurus yang telah Wang Yibo keluarkan di awal hanyalah cara yang dia gunakan untuk mengukur kekuatan lawan dan mencari kelemahannya. Pertarungan jarak jauh dengan tempo akan sangat menguntungkan bagi lawan. Jadi, sekarang dia tidak akan berhenti menghajar sampai siluman itu tidak berkutik lagi.

Akan tetapi, selaras dengan gelarnya sebagai siluman sakti mandraguna, si tua Lin Lou tidak mungkin kalah begitu saja tanpa melawan. Ketika Wang Yibo kembali mengayunnya, pada saat posisinya melayang di udara, tiba-tiba saja kulit kelabang raksasa itu terlepas. Tubuhnya yang tanpa kulit berwarna merah muda meluncur ke angkasa, lalu bertransformasi menjadi manusia.

Dia tergelak-gelak puas dan berteriak meremehkan, "Bocah bau kencur, jangan jumawa hanya karena bisa menyulitkan aku! Lumayan, tapi jangan berharap terlalu tinggi!"

Setelah berkoar, Lin Lou kembali terbahak-bahak. Namun, tawanya langsung sirna ketika Wang Yibo tiba-tiba menghilang. Belum sempat mengonfirmasi situasi, tiba-tiba dari sebelah kiri muncul tangan yang langsung meninju pipinya. Ketika kepalanya melengos ke kanan, pun langsung disambut tinju berkekuatan dahsyat yang membuatnya terlontar ke udara.

Sosok Wang Yibo muncul tepat di bawahnya dan mengacungkan tinju untuk menyambut, seketika itu juga tubuh siluman kelabang kembali terlempar ke udara. Wang Yibo melesat cepat untuk menyusul, lalu bertubi-tubi melayangkan tinju dan tendangan dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata.

Melihat sang junjungan dijadikan bulan-bulanan, beberapa kelabang besar mencoba membantu, diam-diam menyerang Wang Yibo dari belakang. Namun, berakhir mengenaskan, terpental dengan tubuh hancur lebur.

"Bagus, Guru Wang!" Xiang Sanhei berteriak kegirangan sambil meninju udara.

Sementara itu, Xiao Zhan dan Liu Haikuan menyaksikan pertarungan tanpa berkedip, sambil sesekali menendang kelabang-kelabang yang merayap naik hendak menyerang mereka. Keduanya merasa tidak perlu turun tangan karena kelabang besar yang tadinya berjumlah ratusan, sekarang tinggal beberapa puluh saja. Mereka yang tidak ingin mati konyol sudah pergi untuk menyelamatkan diri.

"Aaarrrggghhh!" Wang Yibo meraung panjang, segera setelahnya sesuatu yang dia lempar menghantam tanah. Debu dan dedaunan kering beterbangan, setelah mereka berlalu yang terlihat adalah tanah cekung pecah-pecah, dan tubuh babak belur dengan wajah hancur susah dikenali terkapar di dalamnya.

Melihat junjungannya kalah, para kelabang raksasa yang masih setia pun mengamuk. Mereka serempak menyerang Wang Yibo, tetapi setelah beberapa serangan mereka pun sadar bahwa musuh terlalu kuat. Mereka berniat mundur, tetapi Wang Yibo yang sudah menggila tidak ingin melepaskan.

Dengan ledakan tenaga dalam yang sangat dahsyat Wang Yibo menyerang mereka dari jarak jauh, sekaligus menghancurkan gua-gua tempat tinggal para kelabang yang ada di sekitar.

Xiao Zhan sungguh tidak merasa keberatan kalaupun tempat itu dihancurkan sampai luluh lantak. Namun, di antara suara huru-hara ledakan dia mendengar suara teriakan perempuan dan anak dalam bahasa siluman.

"Tolong! Tolong! Tolong kami! Tolong kami!"

"Gawat! Kalian cepat periksa gua-gua itu!" Sambil berteriak memerintah, Xiao Zhan melesat ke arah Wang Yibo. Xiang Sanhei dan Liu Haikuan pun langsung ikut bergerak.

Xiao Zhan menepis kedua tangan Wang Yibo yang hendak melontarkan serangan ke gua. Sebagai gantinya, sebuah pohon besar hancur lebur terkena serangan yang dialihkan.

"Cukup, Wang Yibo!" Xiao Zhan melenting ke udara, lalu mendarat di atas kedua bahu Wang Yibo dan menekan kepalanya. Namun, pemuda yang masih dikuasai amarah itu tidak patuh. Dia bergerak liar untuk mengguncang-guncang Xiao Zhan dengan niat melemparnya.

"Aku bilang cukup, Wang Yibo!" Dengan tubuh oleng ke sana-kemari, Xiao Zhan mencengkeram kedua sisi kepala Wang Yibo. Setelah itu, kakinya melenting ke  atas, kemudian melengkung ke depan dengan cepat.

Sambil membawa Wang Yibo, Xiao Zhan berputar secepat bayangan dan hanya dalam dua tiga kali kedipan mata tubuh Wang Yibo sudah terbanting tengkurap di tanah dengan punggung ditekan oleh sikunya Xiao Zhan.

"Aaarrrggghhh! Aaarrrhhhggg!" Wang Yibo mengangkat kepala, meraung-raung dan berontak ingin melepaskan diri.

Akan tetapi, Xiao Zhan menekan kepalanya ke tanah sampai tidak bisa bergerak lagi. "Kamu sudah mengalahkannya! Sekarang tenangkan hatimu! Kendalikan amarahmu, Yibo!"

Biasanya jika sudah dibegitukan Wang Yibo akan menurut dan tidak berontak lagi. Namun kali ini, alih-alih patuh, dia justru semakin menggila. Dia melawan tekanan di kepalanya, membuat Xiao Zhan tercengang dan gentar. Jika dia terus berkeras, begitu pun Wang Yibo, maka kepala pemuda itu bisa saja hancur.

Menghindari kemungkinan yang paling buruk terjadi, Xiao Zhan pun mengalah. Dia melenting ke udara dan Wang Yibo yang sudah terbebas pun langsung meloncat bangun, lalu berlari ke arah gua-gua yang sudah hancur. Di sana dia berhenti, lalu celingukan seperti sedang mencari-cari.

Xiao Zhan tidak mengerti apa maunya, tetapi sekarang sudah menyadari bahwa Wang Yibo tadi tidak bermaksud memberontak. Dia pun bergegas menghampirinya.

"Apa yang kamu cari?" tanyanya.

Wang Yibo menatap sejenak, lalu tiba-tiba menumpangkan tangan kanannya ke atas kepala Xiao Zhan. Segera setelah itu, suara Wang Yibo terdengar di dalam kepala Xiao Zhan.

"Kelabang putih. Mereka harus diselamatkan."

Menyelamatkan? Xiao Zhan menatap tidak percaya. Tidak percaya Wang Yibo versi Si Taeyang ingin menyelamatkan makhluk lain. Lagi pula, bagaimana Wang Yibo tahu di sini ada kelabang putih?

"Kakek Yang Mulia!" Wang Yibo menggeram, mengagetkan Xiao Zhan yang sedang termenung.

"Di mana mere---" Xiao Zhan tidak melanjutkan perkataanya karena tiba-tiba saja teringat suara minta tolong tadi. Xiang Sanhei dan Liu Haikuan yang dia perintahkan untuk memeriksa setiap gua juga belum kembali.

"Mampus! Haaa!" Suara Xiang Sanhei terdengar nyaring dari arah belakang gua-gua yang telah hancur. Xiao Zhan dan Wang Yibo tanpa pikir panjang langsung melesat ke sana.

Tempat itu rimbun dan remang-remang bahkan di siang hari pun. Xiang Sanhei dan Liu Haikuan sedang berjibaku melawan puluhan kelabang besar di depan mulut gua. Posisi keduanya membelakangi mulut gua, seperti ada yang sedang mereka lindungi di dalam gua itu.

Selagi Xiao Zhan masih berpikir, Wang Yibo sudah melesat maju dan mengamuk bersama Xiang Sanhei dan Liu Haikuan. Untuk sejenak, Xiao Zhan hanya memandang mencoba menganalisis kekuatan lawan. Meskipun tiga lawan puluhan atau mungkin serastusan, tetapi tetap saja yang tiga lebih unggul. Akhirnya, dia memutuskan untuk tidak ikut campur, dan lebih memilih untuk langsung masuk ke gua.

Dalam satu kali kedipan mata, dia sudah berpindah ke dalam gua yang sepertinya adalah penjara. Ada banyak ruangan berpintu jeruji. Di mana-mana terdengar suara isak tangis anak-anak dan perempuan, juga keluhan-keluhan dalam bahasa siluman.

"Maaf, siapa kalian?"

Seperti diserap dinding, suara-suara tadi seketika menghilang dan tempat itu pun menjadi sangat lengang.

[BERSAMBUNG]

PERJALANAN PANJANG MENCARI JATI DIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang