2

1K 75 10
                                    

"Maksud kalian, anak kecil yang di sana adalah Zayyan?" tanya Celia, direktur manajemen, dengan nada penuh ketidakpercayaan. Tatapannya tertuju pada anak kecil yang duduk diam di sofa ruang tunggu, dikelilingi oleh para member Xodiac.

Semua anggota mengangguk serempak tanpa ragu.

"Tidak bisa dipercaya," ucap Celia, terduduk lemas sambil memegangi keningnya. Tatapannya kosong, seolah mencoba memahami situasi yang absurd ini.

Gyumin mencoba menjelaskan. "Awalnya, kami juga ragu. Tapi setelah memeriksanya dengan teliti, kami yakin dia memang Zayyan. Wajahnya sangat mirip dengan foto masa kecilnya."

"Dia tahu hal-hal yang cuma kami dan Zayyan yang tahu..." timpal Hyunsik. "Termasuk koreografi, julukan yang biasa dia pakai untuk kita, bahkan lelucon internal yang nggak mungkin diketahui orang lain."

Celia tidak langsung menjawab. Ia berdiri dan berjalan ke arah jendela, membelakangi mereka. Suasana hening sesaat, hanya terdengar suara detak jam dinding yang pelan namun terasa mencekam.

✧༚˚

"Minggu depan kita ada fan-meeting di Jepang, kan?" suara Leo memecah keheningan, mengingatkan semua orang pada realitas dunia hiburan yang tak pernah menunggu.

Beomsoo langsung menimpali, "Benar. Ini bisa menjadi masalah besar." Ia menjentikkan jarinya, ekspresi wajahnya menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan.

"Mengumumkan ketidakhadiran Zayyan secara mendadak pasti akan mengecewakan para X Bliss," ucap Wain. Suaranya rendah namun tegas, penuh kekhawatiran.

Lex, yang selalu tenang, menatap Celia dan berkata, "Lalu, bagaimana ini, sajang-nim?"

Zayyan, yang duduk di sudut ruangan, hanya diam mendengarkan percakapan tersebut. Wajah mungilnya tampak murung, dan matanya mulai berair. Rasa bersalah dan bingung menyelimuti dirinya, membuatnya ingin menangis. Ia tahu mereka membicarakan dirinya, tapi ia juga merasa tidak berguna dalam wujud sekecil ini.

✧༚˚

Hyunsik menyadari ekspresi Zayyan. Ia segera berpindah dan berjongkok di samping anak itu. "Tenang, semuanya akan baik-baik saja," ucapnya lembut. "Kami di sini untuk membantumu."

Zayyan hanya mengangguk kecil, meskipun air matanya tetap mengalir. Hyunsik mengelus rambut Zayyan dengan lembut, mencoba menenangkan, seperti seorang kakak menenangkan adik yang baru saja kehilangan arah.

"Biar saya yang mengurus masalah ini," ujar Celia tiba-tiba, memecah suasana. Ia berbalik menghadap mereka semua. Wajahnya telah kembali ke mode profesional. Tegas. Tak tergoyahkan.

"Fokus ke latihan dan persiapan comeback. Zayyan... akan dikecualikan untuk sementara waktu."

Namun sebelum benar-benar keluar, Celia berhenti di depan pintu dan menatap mereka semua satu per satu. Tatapannya tajam, mengandung peringatan serius.

"Dengar baik-baik. Jika publik tahu kondisi Zayyan yang... tidak biasa ini... kita semua akan dalam masalah besar."

✧༚˚

Suasana ruangan langsung membeku.

"Haters pasti akan memanfaatkan ini," ucap Lex pelan, nyaris seperti gumaman. "Dan media? Mereka bisa mencabik-cabik reputasi kita."

"Belum lagi rumor-rumor supernatural atau teori konspirasi yang bakal menyebar di internet," tambah Beomsoo, wajahnya tegang.

"Aku bisa bayangkan tagar #BabyZayyan trending dan bukan dengan cara yang menyenangkan," gumam Leo sambil menggigit bibir.

Gyumin menatap Zayyan yang masih duduk diam. "Bahkan jika kita bungkam, orang-orang akan curiga. Terutama fans yang jeli."

Celia mengangguk pelan. "Karena itu, kita harus sangat hati-hati. Sekali saja informasi ini bocor, citra kalian—citra Zayyan—bisa hancur. Dan jangan harap comeback kalian akan berjalan mulus."

9 hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang