bab 99

3.6K 681 58
                                    


   Renjun sudah sedikit tenang tapi dirinya tidak mau lepas dari pangkuan papanya, bahkan Chanyeol masih belum sempat berganti pakaian.

  Di sampingnya ada Wendy yang masih terus mengusap surai putranya.

  Dirinya masih sama berusaha menahan isak tangisnya apalagi sekarang melihat tatapan putranya yang kosong mengingatkan dia saat pertama kali Renjun di temukan.

"Injun mau moomin lagi gak sayang, nanti kita beli ya, sama adik adik juga" Chanyeol melirik anak anaknya yang lain yang matanya sudah memerah.

"Nanti kita main sama moca moci ya sayang, sama mama nak" guman Wendy namun Renjun tetap menggelengkan kepalanya pelan.

  Renjun justru melihat papanya dan tangannya bergantian.

"Pa kotol, angan Jun" lirihnya melihat baju papanya yang berlumuran darahnya.

"Iya, baju papa kotor ya sayang, gak apa apa, nanti papa ganti baju bersih lagi" ujar Chanyeol.

  Renjun menggelengkan kepalanya melihat mamanya yang matanya sudah bengkak.

"Mama nanyis adik nanyis yung nanyis, Jun dak nanyis pa" lirihnya sembari memainkan kancing kemeja papanya.

"Injun kan pintar sayang, jadi gak nangis, kan Injun kesayangan nya papa hm, liat papa gak nangis kan" Chanyeol sedikit tersenyum walaupun bibirnya bergetar tapi dia harus terlihat baik baik saja demi putranya.

"Ma, ini air sama handuknya" Jaemin memberika se baskom air dan handuk bersih permintaan mamanya untuk membersihkan darah di tangan Renjun sembari menunggu Suho datang.

"Sayang mama pinjam tangannya boleh" ujar Wendy mengadahkan tangannya.

  Renjun hanya menatap papanya yang mengangguk pelan sebelum menyerahkan tangannya yang berlumuran darah.

"Mama pelan pelan ya nak, biar gak sakit" Wendy mengusap lembut tangan putranya perlahan.

"Chenle Jisung kalian ganti baju dulu sana" pinta Chanyeol karena sedari tadi kedua putra bungsunya itu masih memakai seragam sekolah.

"Kita masih mau di sini pa" ujar Chenle dengan lirih.

"Ganti baju dulu bentar habis itu kesini lagi" ujar Chanyeol membuat mereka berdua mau tidak mau akhirnya keluar.

"Hehehe pelih mama" ujarnya namun bukannya meringis Renjun justru tersenyum dan menatap papanya.

  Wendy terdiam dirinya berusaha menahan mati matian air matanya yang hendak tumpah.

"Mama minta maaf ya sayang, mama pelan pelan kok" ujarnya dengan suara yang bergetar.

  Chanyeol mengusap punggung istrinya agar tidak menangis lagi demi Renjun.

  Mereka meringis pelan melihat luka di tangan Renjun lumayan besar, namun kenapa Renjun terlihat baik baik saja.

"Gak sakit nak?" Tanya Wendy membuat Renjun mengangguk.

"Akit ma" ujarnya.

"Permatanya papa sayang" Chanyeol kembali mencium kening putranya.

  Dirinya lebih baik melihat Renjun yang ceria dan terus membuat ulah dari pada melihat putranya seperti ini.

"Maaf lama, tadi agak macet ada kecelakaan" Suho langsung masuk begitu saja saat di beri tau kalau mereka semua berada si kamar Chanyeol dan Wendy.

  Suho sempat terdiam melihat keadaan Renjun yang sedikit prihatin apalagi melihat Chanyeol yang sepertinya belum sempat berganti pakaian.

"Hallo keponakan om yang paling pintar" Suho mengusap surai Renjun melihat anak itu menatapnya dengan tatapan kosong dan terkesan bingung.

   Suho menepuk tangannya di samping telinga Renjun membuat anak itu sedikit kaget.

"Kaget ya, maaf hm, abisnya om nya di cuwekin, Injun kok ngelamun sih, om liat tangannya ya" Suho perlahan manarik tangan Renjun yang tadi sudah di bersihkan.

"Hiks c cakit hiks huwaa"

   Chanyeol kembali mendekap putranya, dirinya sedikit lega saat putranya mulai merespon lagi berbeda dengan tadi saat masih di bersihkan sama Wendy.

   Suho sendiri hanya diam dan fokus membersihkan tangan Renjun dengan antiseptik dan mengambil pecahan kaca yang tersisa sebelum memperban kedua tangan keponakannya tersebut.

"Waahh Injun pintar ya, harus dapat hadiah ini nanti" Suho tersenyum senang saat Renjun kini sudah terdiam dan melihat kedua tangannya yang di perban.

"Waahh tangan Jun ilang lagi" Chanyeol terkekeh pelan saat Renjun menunjukkan kedua tangannya yang di perban.

   Melihat papanya membuat Renjun ikut tersenyum menunjukkan tangannya.

"Aku tunggu di luar, kalian tenangkan Renjun dulu biar dia bisa istirahat, kalian juga keluar ayo" Suho menggiring semua keponakannya agar ikut keluar dan membiarkan papa mama mereka bersama Renjun.

  Kini hanya tersisa mereka bertiga di dalam kamar yang sunyi itu.

"Injun ganti baju yuk sayang, kan bajunya kotor ya" ujar Chanyeol mengelus surai putranya.

"Cama papa, Jun dak tinggal" lirihnya membuat Chanyeol mengangguk.

"Iya sama papa ya, papa gak bakal ninggalin injun kok" gumam Chanyeol.

  Wendy yang mengerti tatapan suaminya langsung pergi keluar mengambil pakaian untuk putranya.

   Kini Renjun sudah berganti pakaian begitu pula dengan Chanyeol.

  Mereka berdua saat ini menemani Renjun agar istirahat.

"Renjun liat apa sih nak, kok gak liat mama sama sekali" wendy mengusap wajah putranya, sedari tadi anak itu kurang fokus dan terlihat bingung dari sorot matanya.

"Injun bobok ya, sini papa peluk" ujar Chanyeol namun Renjun langsung berontak dan menggelengkan kepalanya.

"Jun dak bobok papa, Jun dak bobok, nanti pukul pukul Jun, dak mau" racau nya membuat Chanyeol dan Wendy saling menatap bingung.

"Iya iya, gak bobok, siapa sih nak yang berani mukul anak manisnya papa" Chanyeol mengusap surai putranya, melihat tatapan putranya yang kembali seperti ketakutan.

"Papa punya permainan, tapi Injun harus tutup mata dulu pake tangan papa ya, Injun hitung sampai 50 baru papa buka" ujar Chanyeol yang mulai menutup mata putranya dengan tangannya.

   Renjun mengikuti perintah papanya, dia mulai menghitung, sedangkan Wendy hanya mengusap surai putranya agar cepat terlelap.

   Hingga semakin lama suara Renjun semakin lirih membuat Chanyeol perlahan menyingkirkan tangannya dan melihat putranya yang sudah hampir terlelap.

  Chanyeol dengan pelan mengusap kerutan di dahi putranya hingga Renjun benar benar terlelap.

"Jangan buat mama panik lagi sayang" guman Wendy dengan lirih, mereka akan menunggu beberapa saat lagi untuk pergi meninggalkan Renjun.



   Suho menatap Chanyeol dan Wendy yang turun bersamaan.

"Udah tidur anaknya?" Tanyanya yang mendapatkan anggukan dari Chanyeol.

  Mereka semua duduk di ruang tengah bahkan semua anak anak Chanyeol juga ikut berkumpul.

"Aku gak tau kalau separah itu, tapi aku sudah menghubungi dokter Donghae, bagaimana bisa Renjun kambuh separah itu, gak mungkin Renjun tiba tiba seperti itu jika tidak ada sebab bukan?" Ujarnya membuat mereka semua terdiam karena memang mereka tidak tau apa yang menyebabkan Renjun kambuh.

"Kita juga tidak tau, tiba tiba Reno nelfon dan bilang Renjun terus menangis dan meminta pulang" gumam Wendy.

"Kalau begini berarti Reno juga harus di sini, siapa tau ada sesuatu di sekolah sehingga menimbulkan trauma itu muncul kembali, jujur ini lebih ekstrim karena dulu Renjun gak sampai mengancam bahkan melukai dirinya sendiri secara tidak sadar, dan itu sangat bahaya, tapi ini bukan bidangku, harapan kita hanya ada pada dokter Donghae saja" gumam Suho.


   Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang