Wendy hanya bisa memandang putranya dengan sendu.
Sedari tadi dirinya berusaha membujuk putranya untuk makan, namun Renjun terus menolak."Injun sayang mam dikit ya" bujuknya namun lagi lagi Renjun hanya menggelengkan kepalanya.
"Jun mam dili ma" pintanya menatap mamanya dengan polos namun membuat Wendy harus menahan mati matian agar tidak kembali menangis.
"Kan tangan Injun masih sakit nak, nanti ya, kalau udah sembuh Injun bisa makan sendiri lagi" ujar Wendy membuat Renjun kembali menunduk.
"Ma, Echan suapin juga dong ma" Haechan menghampiri mamanya sembari tersenyum dan membawa piring makanannya sendiri.
"Tangan Echan sakit nih tadi ketumpahan air panas" gumam Haechan menunjukkan tangannya yang sedikit merah.
Wendy menatap putranya curiga namun saat melihat Haechan yang terus melirik Renjun membuat Wendy paham maksud dari putranya itu.
"Injun kok gak makan?" Ujar Haechan menatap Renjun yang kini memperhatikan nya.
"Injun gak mau makan, mau makan sendiri, padahal tangannya lagi sakit, liat Echan aja minta di suapin" gumam Wendy.
Sedangkan Renjun hanya menatap mamanya dan Haechan bergantian.
"Tangan Injun lagi sakit jadi harus di suapi kayak Echan nih" ujar Haechan sengaja agar Renjun mau makan.
"Renjun mau makan juga nak?" Tanya Wendy membuat Renjun langsung mengangguk.
Wendy sendiri tersenyum lega melihat putranya yang mau makan, dia tidak masalah menyuapi putranya bergantian yang penting Renjun mau makan.
"Berhasil gak ya tuh bocah" ujar Jaemin.
Mereka kini berkumpul di ruang tengah, papanya masih mengurus beberapa pekerjaan.
Sebenarnya tangan Haechan tidak benar-benar terkena air panas, mereka meminta bantuan bi Tia dan beberapa pelayan di rumah mereka untuk meminjam alat make up dan membuat tangan Haechan seolah memerah karena ketumpahan air panas padahal itu hanya lipstik dan blush-on.
"Awas aja kalau sampai gagal, perjuangan banget nih" gumam Jeno.
"Chenle, Jisung, kalian masuk kamar sana belajar habis itu tidur" Mark menatap kedua adik bungsunya yang sedari tadi hanya diam.
"Tapi Renjun hyung giman" gumam Jisung.
"Renjun pasti baik baik saja, kalian berdua gak perlu khawatir, lebih baik sekarang masuk kamar, besok masih harus sekolah" ujar Mark.
Chanyeol baru bisa kembali ke kamar nya setelah mengurus beberapa pekerjaan karena dirinya akan kembali mengontrol perusahaan dari rumah sampai keadaan putranya membaik.
Di liatnya istrinya yang sedang membacakan cerita walaupun tau Renjun hanya merespon seadanya karena putranya lebih banyak diam dan melamun.
Chanyeol ikut naik dan berbaring di samping putranya.
"Sini sayang liat papa nak" Chanyeol membawa Renjun ke pelukannya sembari terus memperhatikan bagaimana putranya memandangnya.
"Kosong banget tatapannya sayang" Chanyeol mengusap kedua mata Renjun.
"Injun kenapa hm, coba bilang sama papa, ada yang nakalin Injun ya nak" gumam Chanyeol lirih.
"Injun dak mau bobok"lirihnya, Renjun masih menatap papanya.
"Kenapa injun gak mau bobok, coba papa ingin tau" Chanyeol berusaha memberikan putranya ketenangan.
"Injun dak cuka bobok papa, Jun takut, Jun dak cuka pukul pukul, gelap, Jun takut, cakit papa, pala Jun cakit" ujarnya sembari menatap papanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fiksi Penggemartidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...