Happy Reading!
Seorang siswi dengan seragam ketat, makeup yg sudah mirip tante-tante kondangan, rambut yg di pirang setengah alias ujungnya saja, tengah memandang sinis Melinda yg terduduk takut di pojok gudang olahraga yg sudah tak terpakai.
"Baru juga kelas 10 udah bertingkah aja lo, berani banget nyinggung idola kita" Katanya.
"Punya nyawa sembilan kali" Sahut gadis yg lain, berambut pendek potongan ala cewek-cewek tomboi, sebut saja Sesil.
Melinda hanya menunduk diam. Ia tak bisa melawan, lima lawan satu, tentu saja ia kalah telak.
"Sesil minta gunting" Pinta gadis berambut pirang, Piola.
Sesil yg diminta pun mengangguk, berjalan ke arah meja dan mengambil gunting. Sedangkan Melinda yg mendengar itu pun hanya bisa terisak. Ia ingin melarikan diri tapi kedua tangannya sudah di pegang erat oleh dua gadis lain.
"To-tolong lepasin gue" Mohon Melinda.
Seakan tuli mereka hanya diam. Kedua gadis yg bertugas menahan gerakan Melinda menekan kedua tangan dan kakinya erat, bahkan pergelangan tangannya yg patah ikut ditekan kuat. Rasanya dua kali sungguh menyakitkan.
"Masih baik kita yg turun tangan ngurusin lo, kalo ngga habis lo ditangan Alzhe" Smirk Piola dengan memutar-mutar gunting.
"Yahh ga heran sih, gue rasa Alzhe ga sudi nyentuh cewe ga tau diri kayak lo, apalagi sampai ngefitnah adiknya" Lanjutnya.
Dua gadis lainnya sudah menyiapkan ponsel untuk merekam dan memfoto proses eksekusi yg diminta Alzhe secara langsung pada mereka berlima.
Tak lama Piola menarik kuat rahang Melinda, ia mencengkram kuat hingga kukunya menggores pipi Melinda.
Plak
Plak
Bugh
Bugh
Brak
Piola menampar kedua pipi Melinda hingga mencetak jelas jejak telapak tangannya, ia juga menendang perut serta kepala hingga tubuh Melinda terhempas mundur menabrak kursi di sampingnya.
"Wow Piola hati-hati dong, hampir aja kena kita berdua nih" Celetuk kedua gadis kembar, Ziza dan Zizi. Dua gadis yg tadi memegang tangan dan kaki Melinda.
"Sorry girls, gue terlalu bersemangat"
Ukhuk ukhuk ukhuk
Melinda terbatuk, sudut bibirnya berdarah, kepalanya sakit dan telinganya berdenging.
Sret
Piola menarik seragam Melinda, ia menggunting acak seragamnya hingga beberapa menggores bahu dan leher karena Melinda yg memberontak.
"Ck diem! Woi kembar pegangin!"
Ziza dan Zizi mengangguk, mereka memegang kuat tangan dan kaki Melinda.
"Aaarggghhh berhenti, a-ampunnn"
Sesil dan gadis satunya, Gina merekam momen tersebut. Mereka tertawa senang.
"Hahaha lo udah mirip gembel, cocok sih"
"Wahhh bisa viral nih guyss haha"
Piola berhenti menggunting, ia mengusap rambut pirangnya. Terkekeh sinis melihat kondisi Melinda yg menyedihkan.
Menoleh pada Gina, mengkode untuk mengambil ember yg sudah diisi air bekas pel an. Gina mengangguk dan memberikan ember tersebut.
Byurrr
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist Sang Figuran (TERBIT)
Teen FictionDinda, gadis yang berusia 15 tahun, hidup sebatang kara dan diharuskan untuk menjalani kehidupan ditengah-tengah kerasnya kota. Dinda merupakan gadis yang hobi membaca novel, sifatnya yang pendiam dan penurut menjadi sasaran siswa-siswi disekolah ny...
