Seminggu ini banyak perubahan yang terjadi pada Renjun membuat Wendy dan Chanyeol merasa kehilangan tingkah manis putranya itu.Tiga hari yang lalu saat dokter Donghae tiba bahkan Renjun yang biasanya antusias bertemu dengan dokter Donghae menjadi takut bahkan bersembunyi.
Renjun juga tidak mau mengatakan apa apa, dia tarus mengatakan tidak suka bobok, sehingga dokter Donghae menyimpulkan kemungkinan Renjun mengalami mimpi buruk dan itu menyangkut traumanya.
Mereka juga tidak ingin memaksa Renjun dan membiarkan Renjun cerita sendiri saja.
Reno juga mengatakan tidak ada yang aneh di sekolah bahkan mereka semua menerima Renjun dengan baik, bahkan menurut Reno selama di sekolah Renjun juga selalu bersama dia, walaupun sesekali anak itu akan pergi pergi sendiri mengingat Renjun juga sudah hafal seluk beluk sekolahnya.
Pagi ini tadinya Wendy berniat membangunkan putranya namun saat masuk ke dalam kamar dia sudah melihat putranya yang sudah mandi sendiri dan melilitkan handuknya asal.
Wendy hanya menatapnya sendu, melihat putranya yang sibuk mengambil dan memilih pakaian sendiri.
"Bukunya mau di bawa semua sayang?" Tanyanya melihat putranya yang terlihat bingung saat hendak memasukkan buku yang biasa dia bawa.
"Dak ma, bawa ni aja, di cana ada buku Jun nanti" gumamnya karena Renjun masih sibuk menyiapkan tas nya.
Setelah selesai Renjun langsung menarik tasnya.
"Patu Jun mana ma?" Tanyanya menatap mamanya yang hanya tersenyum.
"Bentar ya mama ambilin, Injun turun gih, sudah di tunggu papa loh" ujar Wendy membuat Renjun langsung berlari keluar kamar manuju meja makan.
Wendy mengusap air matanya yang hampir jatuh, seminggu ini benar benar berat buat mereka semua.
Renjun berlari menuju meja makan yang mana membuat yang lainnya langsung menoleh menatap Renjun yang langsung duduk di tempat biasanya.
"Pagi papa yung adik" ujarnya sembari tersenyum.
"Pagi juga bocil" jawab Haechan membuat Renjun langsung menatapnya.
"Jun udah besal Chan" gumamnya tidak terima dengan apa yang Haechan katakan, dirinya bukan bocil.
"Papa ambilin ya nasinya" Chanyeol hendak mengambil piring putranya namun Renjun langsung menggelengkan kepalanya.
"Jun bisa dili pa" lirihnya sembari mengambil nasi sendiri.
Yang lainnya hanya terdiam, bukannya tidak senang Renjun semakin lama semakin mandiri tapi mereka lebih senang lagi melihat Renjun yang apa apa meminta bantuan mereka.
"Habis kan ya, biar semangat sekolahnya" Chanyeol mengusap surai putranya, melihat Renjun yang makan dengan lahap.
"Nanti sore injun mau ikut lomba menggambar loh, di gedung kota, yang untuk umum itu" ujar Wendy yang baru saja datang.
"Beneran umum ma, entar lomba anak TK lagi" ujar Jeno sembari menatap Renjun yang terlihat sangat lahap.
"Ma mam jun dua ya" pintanya melihat mamanya yang tengah menyiapkan bekal untuk dirinya.
Wendy sendiri hanya mengangguk mengiyakan permintaan Renjun.
"Iya untuk umum tapi usianya di batasi minimal 15 tahun ke atas, itu sih yang mama baca, kata Reno coba aja iseng iseng, lukisan Injun juga bagus ya sayang, temanya juga bebas" ujar Wendy.
"Bisa nonton nanti gak mah" guman Mark namun Wendy menggelengkan kepalanya.
"Nah itu sayangnya gak bisa, nanti hanya om Reno saja yang nemenin" ujarnya padahal mereka semua ingin melihat Renjun dan memberi semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...