Julian
"kamu terlambat dan sekarang kamu mau kemana?"
Nathan
"ya, masuk."
"masuk kemana?"
"masuk ke hati kamu."
Julian memukul kepala Nathan dengan buku paket yang berada di tangan kanannya, tentu saja Nathan terkejut dan reflek mengelus kepalanya yang terasa sedikit nyeri akibat menerima pukulan cinta dari Julian.
"serius."
"ya, aku serius."
Julian menatap Nathan dan Nathan langsung menelan payah saliva nya dari pada merenggang nyawa dan mati muda akan lebih baik jika ia menjaga jarak dari Julian, terpantau si Nathan mundur satu langkah dari Julian.
"ya... aku mau masuk kedalem sekolah lah."
"iya, kamu boleh masuk setelah aku catet nama kamu, masukin seragam kamu."
Nathan memasukkan seragamnya, Julian mengambil buku kecil yang berada di dalam buku paket yang berada di tangannya, ia membuka buku kecil itu lalu mencatat nama Nathan di sana.
"udah kan? bye."
Julian mendorong bahu Nathan yang hendak melalui nya.
"apa lagi?"
"apa?"
"cantik cantik kok galak." Nathan mencolok dagu Julian dan langsung mendapatkan tepisan di tangannya.
"dasi kamu mana?"
"ada."
"mana?"
"di saku."
"dasi tempatnya bukan di saku, keluarin."
Nathan mengambil dasi yang berada di saku nya lalu menyodorkannya pada Julian, Julian menatap dasi itu dan beralih menatap Nathan, Nathan tersenyum lalu menaik turunkan kedua alisnya.
"pake."
"aku gak bisa pake dasi."
"kamu udah hampir 3 tahun sekolah di sini dan kamu masih gak bisa pake dasi sendiri?"
"iya nih, tutor dong cantik."
Julian menatapnya tajam sedangkan Nathan hanya menampilkan senyuman menyebalkan nya, Julian mengambil dasi itu dari tangan Nathan dan kemudian mulai memakaikan nya dasi.
Nathan menatap lekat wajah cantik itu dari dekat sedangkan Julian tampak fokus memakaikan Nathan dasi tanpa memperdulikan tatapan mesum dari mata Nathan, sebenarnya ia tahu bahwa Nathan menatapnya tapi dia abai saja.
"oke, selesai."
"sini, aku cium kening kamu."
Julian mengangkat kepalan tangannya di hadapan Nathan sedangkan Nathan langsung mengeluarkan cengirannya lalu menurunkan kembali tangan pacar nya yang emosian itu.
"masuk."
"kamu mah marah marah terus nanti makin kecil loh." Nathan mencolok hidung mancung milik Julian.
"biarin!"
"dasar bocil."
"diem!"
"siap salah." Nathan menutup mulutnya sendiri.
"kamu nyebelin!"
"loh, mana ya yang ngomong? kok gak keliatan?"
Julian memukul dada Nathan sedangkan Nathan langsung tertawa dengan pelan, ia mengambil satu kecupan di bibir Julian sebelum berlari meninggalkan nya, Julian menatap punggung Nathan lalu menggelengkan kepalanya.
"awas aja kamu."
.....
tbccuma short story yang gue buat untuk manusia favorit gue.