Pada dasarnya, manusia itu memiliki masalah pribadinya masing-masing yang tidak semua orang terdekatnya harus tau.
_
Ruang kepala sekolah saat ini sedang di tempati oleh dua laki-laki yang tentunya berbeda umur karena status mereka adalah seorang anak dan orang tua.
Tapi anehnya Devano malah menundukkan kepalanya seperti dirinya tidak berani menatap wajah sang Ayah yang menunjukan ekspresi seperti membenci dirinya.
Kenzo Dewantara, seorang CEO yang cukup terkenal di kota Banten dan Jakarta, cabangnya ada di mana-mana. Tapi sifatnya sama persis seperti Devano, dingin, cuek dan emosian.
"Saya sudah peringatkan pada Anda untuk keluar dari gang motor itu dan tidak usah berurusan lagi dengan mereka. Tapi kenapa Anda malah melanggarnya terus-menerus?" tanya Kenzo menatap sang anak yang terus menundukkan kepalanya.
"Karena Vano butuh seorang teman" ujarnya dengan nada yang begitu pelan.
"Teman? teman seperti apa yang malah mengajarkan temannya bersifat nakal? contohnya tawuran dan pembangkang."
Devano mendongak untuk menatap Kenzo. "Ayah tidak akan pernah tau perasaan Vano, jadi lebih baik Ayah diam dan tutup mulut. Karena Ayah tidak akan pernah tau sifat aslinya Gangkara itu seperti apa, dan_"
"DIAM! TAU ANDA SOAL DUNIA KRIMINAL?! Anda itu hanya seorang bocah ingusan yang baru lahir kemarin dan belum sepenuhnya mengenal dunia luar." Devano semakin ketakutan ketika Kenzo membentak dirinya, tubuhnya bergetar, tanda jika dia tidak nyaman sekarang.
Kenzo yang melihat ketakutan dari reaksi tubuh anaknya pun hanya bisa menghela nafasnya dengan berat, dia berjalan ke arah jendela sembari memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
"Anda itu anak Saya satu-satunya, jadi tolong dengarkan perintah Saya, apa salahnya jika Anda menurut pada Saya?" ucap Kenzo berhasil membuat Devano tertawa dengan miris.
Kehidupannya sangat lucu. "Anak yah? orang tua mana yang rela memarahi anaknya setiap hari? Vano tau kalo orang tua marah itu artinya dia sayang sama anaknya, tapi ga setiap hari juga yah. Vano salah apa sama Ayah? sampai Ayah menatap Vano dengan kebencian." Kenzo tidak menjawab perkataan anaknya itu.
Dia hanya bisa diam membisu sembari menatapi pemandangan sekolah dari dalam.
"Ayah ga bisa jawab? kalo gitu Vano pergi buat lanjut belajar." Sampai anaknya benar-benar pergi meninggalkan ruang kepala sekolah itu, Kenzo tidak melarang ataupun memanggilnya untuk berbicara lebih lanjut.
Kehidupan memang tidak selamanya bahagia dan berjalan dengan mulus, ada kalanya kehidupan yang kita alamin itu di timpa musibah yang ringan, dan nantinya akan bertambah menjadi sangat berat, tinggal tergantung pada orangnya saja yang menjalaninya, apakah dia kuat? atau malah menyerah dan berujung bunuh diri karena frustasi tidak bisa menghadapi dan menyelesaikannya seorang diri.
Karena manusia itu harus bisa mendiri.
***
Sekarang Bel istirahat berbunyi, sehingga membuat semua murid keluar dari kelasnya untuk mengisi perut yang sudah keroncongan minta di kasih makan.
Sama halnya seperti Adelia yang bersiap untuk ke kantin, dia memasukan buku dan pulpennya ke dalam tas, tapi tatapannya tidak sengaja tertuju ke depan pintu kelas yang memperlihatkan Devano yang baru saja lewat di sana dengan baju yang penuh bercak darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Sindikat Gangkara
Teen FictionKehilangan orang tua adalah hal yang paling menyedihkan sedunia, terlebih lagi itu adalah kehilangan sosok seorang ibu. hal itulah yang terjadi pada seorang anggota inti dari Gengkara, tokoh utama yang baru saja kehilangan ibunya karena sebuah peny...