Chapter 5

0 0 0
                                    

Apapun yang ku lakukan, tidak akan pernah menarik perhatian mereka berdua.

_

Devano

Semua orang yang berada di kantin menjadi diam dan tidak ada yang berani membuka suaranya termasuk keempat temannya Devano yang sekarang hanya bisa diam.

"Kamu lagi? bisa ga sih, ga usah muncul di depan muka ku? bikin mau muntah tau gak, dan sekarang? liat! gara-gara kamu! jus aku tumpah! ganti rugi!" bentak Adelia yang kesal karena minuman kesukaannya tumpah.

Mereka semua juga langsung melotot-kan matanya masing-masing karena tidak percaya dengan keberanian gadis itu.

"L-lo..." tunjuk Devano mengeram marah.

"Apa? harus aku yang marah, kalo mau berbalik itu hati-hati!"

"Heh! ngaca dong, lo juga salah di sini! lagian, kalo jalan itu pake mata!" bentak Devano balik, tapi Adelia malah menanggapinya seolah-olah dia tidak takut padanya.

"Jalan itu pake kaki, kalo ga ada kaki ga bisa jalan!"

"Lo pikir mata ga berguna buat ngeliat ha?!"

"Yah, tetap aja kaki yang di pake buat jalan!"

"Lo itu_"

"Berisik banget sih!" bentak seseorang sehingga membuat mereka semua melihat ke atas, yaitu tempat di mana meja makan khusus buat 4 Girls with different flowers Berada, sebenarnya sindikat Gengkara juga ada tempat khusus, yaitu bersebelahan langsung dengan tempat 4F, tapi tempat itu di pake cuma buat kalo kursi murid biasa terisi penuh saja.

Sangking berkuasanya di sekolah itu, mereka berempat bahkan tidak pernah memakai seragam ke sekolah. Mereka datang dengan pakaian bebas dan belajar dengan tenang lalu pulang, sekali lagi, tidak ada yang berani menegur mereka.

Aulia Wijaya, murid yang paling berkuasa di SMK harapan nusa, dia adalah kakak pertama dari tiga bersaudara keluarga Wijaya.

Gadis bermasker hitam yang tidak pernah menunjukkan bagaimana full wajahnya di sosial maupun di sosmed.

Dia menatap tajam ke bawah, yang di mana tempat sindikat Gengkara berkumpul dengan dua gadis yang menjadi korban mereka kali ini.

"Kalo mau ribut, lebih baik di hutan." Perkataannya membuat Devano dan yang lain tidak bisa berbuat apa-apa lagi, mereka hanya berani pada Fauzi, tapi tidak dengan keluarganya yang lain, salah satunya Aulia.

"Udahlah Ul, mereka jadi takut tu, liat" kata temanya yang menepuk pundak sahabatnya sambil duduk di pembatas, Putri namanya, kakak kedua dari Asep.

Fauzi menatap kakaknya dengan tajam, begitulah dengan Aulia yang juga menatap adiknya. Terjadilah adegan saling menatap satu sama lain dengan perasaan benci.

"Devano, ayo pergi dari. Yang lain juga, ayo" ajaknya sehingga membuat mereka mengikuti bosnya pergi dari area kantin.

Tapi sebelum itu, Devano membisikkan sesuatu pada Adelia yang berhasil membuat gadis itu ketakutan. "Tunggu pembalasan dari gw."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

5 Sindikat GangkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang