chapter 2

3 1 0
                                    

Aku cuma manusia biasa yang tidak mempunyai sepercik harapan kebahagiaan bersama orang yang ku sayangi.


_

Gangster Jakarta, atau biasanya di panggil dengan singkatannya yaitu "Gangkara" pasti kalian berfikir jika nama gang ini alay ketika tau kepanjangannya, iyalah. Orang yang ngasih namanya aja si bos bocil mereka sendiri.

Flashback 4 tahun yang lalu ketika mereka masih bocah, yaitu kelas 9 SMP.

Kala itu, mereka berlima sedang bersantai di sebuah warung dekat sekolah smp yang terkenal dengan gorengan dan uduknya yang paling enak, sembari berbincang tentang gang kecil mereka.

"Jadi apa nih nama gangnya?" tanya Asep yang sedang duduk di kursi panjang, sambil menggigit rumput liar.

"Aku dah ketemu namanya!" ucap Fauzi sehingga membuat mereka semua menatapnya dengan penasaran.

"Beneran?"

"Cepet banget!" tanya Alif dan Asep yang kagum dengan kecepatan berfikir bos mereka.

"Jadi? apa?" tanya Bima yang sedang bersidekap sembari bersandar di dinding warung.

"Namanya... Gangster Jakarta." Mereka semua terdiam untuk mencerna apa yang barusan Fauzi bicarakan tadi, apa katanya? Gangster? gak salah tuh?

"Norak!" ejek Devano lalu pergi dari sana.

"Najis" kata Bima mengikuti Devano yang pergi dari sana.

"Ihh, jelek banget anjayy!" kata Alif.

"Alayy anjirrr!" saut Asep lalu pergi mengikuti ketiga temannya dan meninggalkan bosnya sendiri di sana, sehingga membuat Fauzi berdiri dengan sangat kesal.

"WOYY! KALIANNN MAU KEMANAA?!" panggil Fauzi dengan sedikit berteriak.

***

Kini sindikat Gangkara berlima sedang berjalan menuju kelasnya masing-masing, Devano masih dengan wajah datarnya karena memang dia tidak berniat untuk kepo tentang kehidupan orang lain.

Berbeda dengan Fauzi dan Asep yang saling melingkarkan tangan mereka di pundak satu sama lain sambil bernyanyi, "Yang ku ingin, bukan sekedar, hanya untuk pacaran... Yang ku mau memberikan seluruh cinta, sampai akhir waktu nanti..." Alif menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah mereka berdua bernyanyi dengan suara keras tanpa memikirkan orang yang sedang belajar di dalam kelas, maklum 'yang punya sekolah inikan ayahnya Fauzi sendiri.

Tapi belum sempat mereka  melanjutkan nyanyian-nya, tiba-tiba saja seseorang tanpa sengaja menabrak dada bidang Devano lumayan kuat. Sehingga membuat kedua tangan laki-laki itu reflek untuk menangkap tubuh gadis itu. Rambutnya yang terurai panjang ikut terkipas ke arah kanan dan terjadilah adegan saling menatap antara mereka berdua yang di saksikan langsung dengan keempat temannya yang masih syok dengan kejadian sekarang ini.

Devano dapat melihat jelas wajah cantik itu dari dekat, betapa indahnya ciptaan Tuhan kali ini. Mempertemukan dia dengan gadis polos seperti sosok Adelia, sehingga membuat jantung keduanya berdetak dengan begitu kencang, seperti ada getaran cinta yang tersembunyi.

Fauzi dan Asep malah melanjutkan nyanyian mereka dengan gitar yang baru aja Alif bawa dari hasil meminjam ke adik kelas yang kebetulan lagi bermain gitar tak jauh dari mereka berenam. Asep pun mulai memetik senar gitar itu dengan suara Fauzi yang cukup merdu.
 
🎵"Aku tak main main dengan semua ini. Ohhh... Aku akan datang lagi, meski ibumu melarangmu. Ku tunjukan kesungguhan untuk miliki dirimu, yang ku ingin, bukan sekedar hanya untuk pacaran... Yang ku mau memberikan seluruh cinta, sampai akhir waktu nanti, sampai akhir waktu nanti... Cintaku sepanjang, masa."🎵
                     
Sedetik kemudian setelah mereka berdua berhenti bernyanyi, Adelia langsung melepaskan pelukannya pada Devano, dia menjadi sangat gugup sekarang, tubuhnya bergetar karena belum terbiasa bersentuhan dengan laki-laki.

5 Sindikat GangkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang