#14. Danau Nura

16 7 0
                                    

Typo bertebaran!!!

******++*****

******++++*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******++++*****

Langit cantik dengan ukiran ukiran garis merah oranye menghiasi seisi langit dengan begitu indahnya. Dia, dia enggan untuk maju,.. dia takut untuk memilih.., dia meringis kala terluka,.. dia hanya tersenyum saat semua orang mengatakan dirinya buruk, tetapi.. seburuk buruknya dia, sejahat jahatnya dia, orang orang tak akan bisa menemukan dia diraga manapun.

Frajaria, gadis itu kini termenung dipinggir danau yang selalu ia kunjungi. Tempat yang mendengar seluruh kisah kisahnya, ingin dirinya katakan banyak hal, tapi kepada siapa?, keluarga? Yang dijuarakan sebagai Cemara?. Teman atau sahabat yang telah berakhir dengan tragis?.

"Langit hari ini cantik sekali ya.." celetuknya, tak ada yang akan mendengar ucapannya. Dia hanya sendiri.

Tangan kecil gadis itu bergerak menulis tiap tiap bait kata pada buku diary miliknya.

"Aduh ada ada aja" keluh Frajaria, sudah enak enak lagi nenangin diri malah pengen buang air kecil

Frajaria bergegas mencari toilet umum, setelahnya Frajaria bercermin dicermin yang berada didepan toilet umum tersebut.

"Misi, itu.." Frajaria menoleh dengan kaget

"Eh iya??"

"Rambut kamu, isi daun." Ujarnya singkat, dengan cepat menyingkirkan daun kecil yang berdiam dirambut Frajaria

Ria gugup, mundur selangkah lantas tersenyum

"Makasi ya"

Pemuda itu mengangguk

"Kebetulan ketemu, Sendirian aja?" Tanya Adnyana

"Iya kak, lagi pengen jalan jalan aja, butuh waktu sendiri juga" Ujar Frajaria dengan sedikit senyuman

"Berarti kalo gue nimbrung, ganggu nih?" Frajaria menatap cengo, maksudnya apa?

"Hah?"

"Gini.. kalo gue nemenin, gue ganggu ? Atau kamu tolak?" Perjelas Adnyana dengan gemas, astaga gadis didepannya ini lemot atau bagaimana

"Ohh, yaa... Gapapa sih kak, kalo ada waktu aja." Adnyana mengangguk setelah mendapatkan jawaban

"Ya udah ayo, diem dimana?. Lagian anak gadis sendiri sore sore begini ditempat sepi pula, engga takut diculik?"

Kentara Amerta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang