Berpisah Demi Cinta

1 0 0
                                    

Ken mengunci diri di kamarnya malam itu. Di dalam kamar yang gelap hanya diterangi cahaya lampu meja, dia memandang foto Tania yang terletak di atas meja. Senyumnya yang selalu ceria membuat hati Ken semakin berat. Dia memegang kepala dengan kedua tangannya, mencoba menahan rasa sakit yang menyeruak di dalam dadanya.

"Apa aku harus menyerah begitu saja?" gumam Ken lirih. Dia mulai mempertimbangkan semua yang telah mereka lalui bersama kebahagiaan, tawa, dan janji-janji yang pernah mereka buat. Ken tahu betapa tulus cintanya kepada Tania, tapi ancaman ayahnya bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng.

Di sisi lain, Ken tidak bisa membayangkan hidup tanpa Tania. Dia tahu Tania juga mencintainya dengan sepenuh hati. Namun, kini bayang-bayang keluarga mereka menjadi tembok besar yang memisahkan mereka.

Keesokan harinya, Ken memberanikan diri menemui Tania di sebuah taman tempat mereka sering bertemu. Saat Tania melihat wajah Ken yang suram, dia langsung tahu ada sesuatu yang salah.

"Ada apa, Ken?" tanya Tania dengan suara lembut.

Ken menghela napas panjang. Dia menatap mata Tania dengan tatapan penuh kesedihan. "Tania, aku... aku harus mengakhirinya. Hubungan kita."

Tania terpaku, matanya melebar. "Apa maksudmu? Kenapa?"

Ken menjelaskan semuanya, dari utang keluarga Tania hingga ancaman ayahnya. Tania mendengarkan dengan penuh perhatian, air mata mulai menggenang di matanya. Dia merasa hancur mendengar alasan tersebut, tapi dia juga tidak ingin Ken terjebak dalam situasi yang berbahaya.

"Aku mencintaimu, Ken," kata Tania dengan suara bergetar. "Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi antara keluarga kita. Aku hanya ingin kita bersama."

Ken meraih tangan Tania dan menggenggamnya erat. "Aku juga mencintaimu, Tania. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu dalam bahaya. Aku harus melindungimu, bahkan jika itu berarti aku harus melepaskanmu."

Tania menangis terisak, sementara Ken menahan air matanya agar tidak jatuh. Dalam diam, mereka saling menatap, seolah ingin mengabadikan momen terakhir ini. Akhirnya, Ken berdiri dan berjalan pergi, meninggalkan Tania yang terduduk di bangku taman dengan hati yang hancur.

Namun, dalam perjalanan pulang, Ken tiba-tiba berpikir, "Apakah aku benar-benar harus menyerah? Atau mungkin ada cara lain untuk melawan nasib ini?"

Ken pun mulai menyusun rencana. Jika ayahnya tidak mau melunasi utang keluarga Tania, mungkin dia bisa membuktikan bahwa cinta mereka lebih kuat dari konflik keluarga. Dia memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang akar masalah antara keluarga mereka. Ken berjanji pada dirinya sendiri, dia akan memperjuangkan cinta ini, apapun risikonya.

Tania, yang masih duduk di taman, menerima pesan dari Ken di ponselnya. Pesannya singkat, tetapi penuh harapan:
"Tunggu aku. Aku akan memperbaiki semuanya"

Bersambung..


Aku & Anak Mafia TajirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang