Chapter empat

72 10 3
                                    

Hari ini merupakan jadwal kelas asha untuk berolahraga lebih tepatnya adalah praktek servis bola voli, tidak banyak tugas lagi yang harus dikerjakan oleh kelas asha ini selain mendapatkan nilai di atas 70 sendari tadi banyak anak kelas asha yang mencoba untuk menservis bola voli namun masih gagal untuk melewati net. Asha terus mencoba gerakan servis bola voli guna memenuhi nilai prakteknya, namun sampai saat ini ia baru saja mendapatkan dua nilai + dan butuh satu nilai lagi untuk mendapatkan nilai sempurna, tidak peduli dengan memar kemerahan dan keunguan yang mulai muncul asha memukul bola dengan keras hingga berhasil melewati net.

Bukan hal mudah bagi kelas asha untuk menservis bola karena mereka tidak lah pandai dalam permainan bola voli banyak dari mereka ahli di bidangnya masing masing seperti asha walaupun ia pintar dalam beladiri namun ia pun belum tentu pandai dalam permainan bola voli, kini asha terduduk di tepi lapangan dengan wajah letih dan baju olahraga nya yang sedikit tersingkap karena asha  memakai baju olahraga nya untuk membersikan keringat di wajahnya, terlihat ada beberapa koyo putih tertempel di perutnya yang keras.

"Buset bang, apa kaga panas itu perut pake koyo banyak bet, udah bisa dipake nonton kali." Ucap maru yang melihat perut asha yang banyak tempelan koyo

"Berisik, perut gue sakit gara gara kemarin latihan ya." Sahut Asha dengan raut wajah sebalnya

"Gue kira karena di dudukin sama Naura." Mendengar itu asha seketika melotot dan menatap tajam ke arah maru

"Santai aja kali tu mata, lagian kan ga sengaja si Naura duduk di perut lu karena lu nya sendiri yang udah tarik tarik dia dan Yap jatoh deh kalian mana romantis ye kan." Ucap maru dengan senyuman yang mulai mengembang ketika mengingat saat kemarin temannya itu terjatuh dan tertimpa oleh target Bullyan nya sendiri

"Berisik, itu cuman kebetulan aja dan dia lagi beruntung bisa jatoh di atas badan gue." Ucap asha ketus

"Udah lah jangan bahas yang kemarin, gue mau ke kantin duluan lagian Bu Selfira udah pergi." Asha lantas beranjak dari duduknya dan di ikuti oleh maru yang sebelumnya memanggil Niki untuk ikut bergabung yang berakhir Asha kembali di ikuti oleh kedua temannya.

"Kenapa lu berdua ikut si ah, Sono lu pada ke kelas." Protes asha yang merasa tidak nyaman karena di ikuti oleh maru dan Niki

"Yee kita juga kan mau ikut ke kantin, iya ga mar?." Tanya Niki

"Tau tu, mau belok ke kelasnya Naura ka-" belum sempat maru melanjutkan kalimatnya, langkahnya terhenti karena temannya itu kini tengah menarik kerah seorang siswi laki laki berkacamata

"Ngapain lu pegang pegang pundak naura." Ucap asha sembari mengangkat kerah baju siswa berkacamata itu

"A-anu it-itu tadi a-aada cicak di pundaknya na-naura." Mendengar jawaban siswa tersebut asha langsung melepaskan cengkeramannya dan langsung berbalik ke arah Naura yang sudah pucat

Asha melihat ke arah Naura dan menatap tajam tubuh Naura bahkan memutari tubuh Naura guna mencari cicak yang di ucapkan oleh siswa berkacamata tersebut, setelah mencari cari akhirnya asha menemukan cicak tersebut berada dibawah kaki Naura dan akan merayap ke sepatunya.

Melihat cicak yang merayap ke sepatunya pun Naura seketika itu langsung berteriak kencang dan refleks memeluk tubuh asha guna mencari perlindungan, merasa bahwa Naura sangat ketakutan asha pun menedang cicak tersebut dan menyuruh siswa berkacamata untuk mengambilnya. Siswa berkacamata pun memutuskan untuk pergi namun dirinya di tahan dengan jeratan maru dan Niki.

"Lu pasti bukan mau singkirin ini cicak kan?, lu sengaja taro karena lu tau naura takut cicak." Tebakan Asha itu langsung membuat siswa berkacamata itu menggeleng kan kepalanya dengan perasaan panik

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hubungan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang