Him

8 3 3
                                    


"Bunuh mereka!!!"

Berbagai kutukan melesat di antara pohon-pohon, memantul dari batang dan menggores udara di atas kepala mereka. Desingannya bagaikan pisau tajam yang terus memburu mereka. Setiap kali sebuah kutukan menghantam terlalu dekat, Hermione bisa merasakan hawa panas kematian di tengkuknya. Jantungnya berdebar kencang, tidak ada ruang untuk berpikir-hanya insting yang terus menuntunnya berlari lebih cepat, lebih jauh. Tapi seberapa jauh mereka bisa lari sebelum semuanya berakhir?

"Seamus, dimana Seamus?!" langkah Hermione berhenti mendadak dan memalingkan tubuhnya ke arah sekitar, memindai kegelapan hutan di sekitarnya Saat ia tak bisa menemukan Si Bom alias Seamus Finnigan yang sebelumnya bersama mereka . Dengan cepat Harry menarik tangannya kebalik pohon besar, wajahnya jelas terdesak dalam keributan yang tak kunjung berhenti ini, kalau saja keadaan mereka tak sekacau sekarang appriate akan sangat mudah tapi pikiran mereka sangat kacau kemanapun mereka berapprieate, tempat mereka muncul pasti selalu salah. Entah sudah berapa kali mereka mencoba tapi kepanikan ini selalu membuat mereka justru terjebak, mereka tak bisa berapprieate langsung ke markas sedangkan pikiran kacau membuat mereka selalu muncul di tempat aneh. Sebelumnya mereka mendarat di tengah danau dan sekarang entah di hutan mana mereka terdampar kali ini.

Tapi sungguh tak ada waktu, Para Pelahap Maut semakin mendekat, kutukan mereka semakin akurat, dan gelak tawa mereka yang dingin mulai terdengar samar-samar mencemari udara malam.

"Dengar, fokus ada dirimu Mione. Fokus!" Harry mengencangkan jemari nya pada pundak hermione.

Wajah hermione mengeras pikirannya yang rasional entah hilang kemana sekarang. "Tapi dia..."

"Kau otak kami jadi berhenti bertindak bodoh, kau ingat janji kita?" Harry semakin mengencangkan cengkeramannya "kita bertemu di markas, berjanjilah untuk tetap aman. Siapapun yang sampai di sana lebih dulu harus pastikan ramuan-ramuan itu sampai dengan selamat. Sekarang pergilah. "

"Shut up," Hermione menatap mata hijau harry sebelum akhirnya ia berpaling dan berpisah dengannya.

Harry telah menjauh darinya—mereka terpisah, masing-masing melompat ke arah berbeda untuk menghindari serangan yang terus mengincar. Masing-masing, terikat oleh janji kelam yang mereka buat sebelum semuanya dimulai: "Kita harus menyelamatkan diri sendiri dulu." Janji itu terasa seperti belenggu yang mencekik, semakin berat dalam situasi genting ini. Itu bukan janji biasa. Itu adalah janji perang. Mulai sekarang tak boleh ada yang menjadi sok pahlawan, mulai sekarang di situasi antara hidup dan mati seperti sekarang hanya ada korban dan penyintas, jika ada yang gugur dia adalah korban dan jika ada yang berhasil selamat dialah penyintas yang harus tetap melanjutkan hidup.

Hermione merasakan desakan di dadanya, adrenalin memaksanya terus berlari meskipun otot-otot kakinya mulai terbakar. Tapi bagaimana jika Harry melanggar janji itu? Hermione menepis pikiran itu sekuat tenaga. Tidak, mereka sudah sepakat. Jika salah satu dari mereka jatuh, yang lain harus terus maju. Tidak ada pahlawan di sini—hanya korban dan penyintas. Jika Harry berani melanggar, dia akan—tidak, dia tak ingin membayangkan kemungkinan itu. Dia tak ingin membayangkan wajah temannya hancur karena kutukan yang datang tanpa henti.

Udara malam semakin dingin, seperti mencengkeram kulitnya. Kutukan hijau memantul dari pepohonan, nyaris menghantam beberapa kali. Hermione bisa merasakan sentakan kuat di jiwanya setiap kali sihir gelap itu melesat, seperti hawa kematian yang menyelinap di sekitarnya.

Kakinya hampir tersandung akar besar, tapi ia memaksa tubuhnya tetap bergerak. Di belakangnya, suara ranting yang patah dan tawa mengerikan semakin mendekat. Hermione tak berani menoleh, karena dia tahu satu detik yang dihabiskan untuk melihat ke belakang bisa menjadi detik terakhirnya. Dia harus bertahan—Harry harus bertahan dan seamus dia harus selamat! Mereka sudah berjanji. Ini bukan tentang menjadi pemberani. Ini tentang bertahan hidup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 10 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNBOUND : Fall Into The Darkness (DRAMIONE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang