1. Casandra Marah

23 5 1
                                    

Jean dan Casandra saling berperang mata. Jean dengan wajah garangnya dan Casandra dengan wajah imutnya. Jangan lupakan Rendy dan Mark yang asik menikmati jajanan yang mereka bali selepas pulang sekolah.

" Apalagi Ren? " tanya Mark yang memang belum mengerti situasinya. Awalnya Mark mengusulkan untuk berkumpul di markas tempat biasa mereka ber empat tinggal, alias rumah kedua bagi mereka. Saat Mark masuk, dirinya sudah disuguhi oleh pertengkaran sengit Jean dan Casandra, dengan Rendy yang sepertinya sudah jengah dengan kelakuan mereka berdua.

" Lu yang pelan-pelan bodoh! " teriak Casandra tak santai.

" Enak aja! Lu yang cepet babi! " merasa terpancing dengan teriakan Casandra, Jean  tak mau kalah dengan sahabatnya ini.

" Eh! Markedi! Yang ada tuh masukinnya pelan-pelan! Kalau lu sentak kek gini kan sakit! Mana udah sobek lagi ini! "

" Ya gua juga gak tau Junaedi! Lu nya aja yang main nusuk-nusuk! Ya gua ngikuti  lu babi! "

" Anjir Ren, ngapa bahasanya ambigu banget anjir, " ujar Mark pelan pada Rendy.

" Udah, liatin aja ntar juga tuh bokem ngrengek ke lo, "

" Idih ke gua, yang ada ke lu mah, lu kan emaknya, " jawab Mark pelan. Dirinya tak mengindahkan tatapan Rendy padanya. Memang benar, mau bertengkar dengan siapa pun pasti Casandra akan merengek pada Rendy, bahkan saat dirinya bertengkar dengan Rendy, Casandra tak akan malu untuk merengek padanya.

" Rendy..... Huwa....... Jean nakal! Jean kasar Rendy..... Huwa.......... " tangis Casandra pecah seraya membanting boneka silikon yang mereka berdua mainkan.

Jean mendengus sebal, dan menatap sinis pada Casandra yang main lempar boneka silikon nya yang udah sobek di mulut nya itu.

" Rendy, hiks hiks marahin..... " ujar Casandra pada Rendy yang masih setia memeluknya ini. Rendy hanya mengangguk dan tak terlalu memperdulikan ocehan bokemnya ini. Sudah terlanjur biasa bagi mereka, jika Casandra merasa kalah, dirinya pasti akan menangis. Dan sialnya Rendy adalah orang pertama yang akan Casandra pilih sebagai tempat mengadu.

Mark hanya terkikik melihat pasrahnya Rendy dan wajah kesalnya Jean. Mark menepuk tempat kosong yang ada disampingnya mengisyaratkan Jean untuk duduk disampingnya. Jean mendengus dan segera menghampiri Mark dan membuang boneka silikon nya yang sudah rusak itu.

" Cih! Udah baik-baik gua beliin, sekalinya rusak gua juga yang disalahin. Dosa apa gua punya bayi 1 ini, " ucap Jean melas dengan punggung disandarkan pada sofa.

" Sabarin aja. Kalau kaga ada nih bokem lu kek nyokapnya Casan, " ujar Mark pada Jean sambil tangannya mengelus kepala Jean dengan sayang.

" Lah, ngapa jadi nyokapnya Casan? " bingung Jean menatap Mark yang memang ada disebelahnya.

" Kek mayat idup, "

" Anjing! ".

.
.
.

Berbeda dengan Mark dan yang lainnya. Jaemin and the geng saat ini mereka terlihat memenuhi arena balap yang memang sering ia dan teman-temannya gunakan untuk berbisnis. Kali ini Jaemin yang turun, melawan anak sebelah yang memang sengaja ingin menantang dirinya dengan Jaemin. Entahlah, punya keberanian sebesar apa dirinya, hingga membuatnya sangat berani menantang Jaemin.

" Siap-siap lo kalah, " sinis Jaemin pada pemuda yang ada disebelahnya.

Deru suara motor memenuhi trek balap ini. Teriakan penonton yang terbagi menjadi dua kubu menambah bisingnya suara disore hari ini. Seorang wanita seksi berjalan ketengah-tengah lapangan, dengan membawa seutas kain sebagai penanda bahwa posisi harus siap. Dalam hitungan ketiga, kedua motor tersebut saling adu kecepatan. Dapat dilihat, motor Jaemin lebih unggul dibanding motor sangat lawan. Namun ditikungan pertama, Jaemin berhasil disalip olehnya.

Terbentuknya Seven DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang