2. Konflik

19 6 6
                                    

Tidak banyak yang tahu apa yang menyebabkan Jaemin sangat membenci Jean. Bahkan, Geo yang memang sudah kenal dekat dengan Jaemin pun tak mengetahuinya. Yang mereka tahu, Jaemin hanya dendam pada Jean yang berhasil mengalahkannya di pertarungan balap sebelumnya. Bukan hanya itu, Jaemin juga kesal dengan Jean yang berhasil mengalahkannya di adu jotos beberapa hari yang lalu.

Yah, benar, Jaemin dan Cakra harus menerima kekalahan dengan wajah babak belur, bahkan Geo yang bertugas menahan Casandra pun tak luput dari amukan Mark dan Rendy.

" BANGSAT! BABI! ANJING! TAI! KUDANIL! SAPI! MERPATI! SINGA! MACAN! AKH! ANJING! ANJING! ANJING! " teriak Jaemin marah dengan napas terengah-engah.

Semua teman-temannya hanya dapat memegangi dada mereka masing-masing dengan sedikit menggerutu dalam hati. Ya kali menggerutu didepan Jaemin yang sedang dalam mode bacot jotos ini, yang ada tepar mereka.

" Tenang Jaem, masih ada kesempatan lain kali. Kemarin kita boleh kalah, tapi besok, kita harus menang, " ujar Geo yang memenangkan Jaemin dari amarahnya. Tangannya tak lupa untuk menepuk pundak Jaemin pelan.

" Bangsat! Kalau Mark sialan kaga datang, gua yakin Jean dah mati sekarang! Rendy bangsat! " umpatnya lagi.

Jaemin sedari kemarin memang dalam mood yang buruk. Apalagi ditambah dengan kekalahan yang harus ia terima. Tak ada yang bisa membuat Jaemin tenang dengan moodnya ini. Mereka hanya diam dan membiarkan Jaemin berulah. Lebih baik Jaemin betah dari pada mereka harus jadi pelampiasan dari amarah Jaemin kan kaga lucu kalau ada berita, seorang siswa meninggal akibat dikroyok oleh satu orang.

Pandangan Jaemin menajam. Dirinya tidak akan tinggal diam begitu saja dengan kekalahan yang memalukan. Tidak ada yang bisa mengalahkan seorang Jaemin Leandro. Tidak ada seorang pun.

' Teruslah dendam, penuhi hatimu dengan dendam Jaem.... Dan gua bakal ngehancurin lu dengan dendam lu sendiri, '

Ucap seseorang yang sedari tadi hanya diam melihat Jaemin yang awut-awutan. Dirinya tersenyum simpul melihat bagaimana marahnya Jaemin. Kedua tangannya terkepal didalam saku jaketnya. Matanya tak kelas dari Jaemin.

.
.
.

Setelah kejadian yang membuat Mark dan Rendy esmosi, Casandra tak henti-hentinya menempeli Jean. Bahkan Jean yang berak pun rela Casandra tunggu didepan pintu kamar mandi.

Mark dan Rendy yang mengerti akan sikap Casandra hanya diam dan membiarkannya saja. Melihat tingkah aneh Casandra meyakinkan mereka, bahwa seorang Casandra Hea sudah benar-benar sehat wal afiat. Seperti halnya kali ini, Jean yang ingin buang air kecil kembali diikuti oleh Casandra lagi. Sudah lebih dari 2 hari ini, Casandra menempelinya. Bahkan mandi pun Casandra ikut menemaninya, atau bisa dikatakan Jean mandi bersama Casandra dalam kurung paksaan.

" Casandra Hea ku sayang, gua cuman mau kekamar mandi, gua kebelet kencing Cas..... " jengah Jean meladeni tingkah Casandra ini.

" Gua juga pengen pipis Jean galak! " sewot Casandra pada Jean.

" Ya kan lu bisa nunggu disana sama Mark ma Rendy juga noh, kamar mandi juga dikamar lu ada Cas, " ujar Jean sambil menunjuk Mark dan Rendy dengan dagunya.

" Cih, gua juga kebelet anjir. Ngapain juga gua mau ngikutin lu! Idih kecil kek gitu aja bangga, " ejek Casandra pada burung kecil manisnya milik Jean.

Jean mengikuti arah pandang Casandra yang mengarah pada adik manisnya itu. Dengan tak berperi kekepalaan, Jean menjitak kepala Casandra sayang. Kalau keras yang ada dirinya yang diketuk pake panci kesayangan Rendy.

" Yeu bangsul! Kecilan punya lu anjir! " sewot Jean pada Casandra yang tak Terima adik kecilnya dihina macam itu.

" Gua juga udah liat kemarin. Punya lu kaga sepanjang punya gua, " sombong Casandra dengan tangan kiri menepuk dada yang ia busungkan pada Jean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terbentuknya Seven DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang