118

4.6K 763 122
                                    


"Hallo sayang, bentar ya kita nunggu om Suho buat ngelepas ini?" Wendy mengusap kepala putranya yang terbalut perban.

  Chanyeol masih ke ruangan Suho tadi dan sekarang hanya ada dirinya yang menemani Renjun.

"Udah bangun lagi anak manis, gak nyaman ya, bentar ya habis ini om lepas ventilator nya" Suho menyiapkan anestesi supaya tidak terlalu terasa walaupun Suho hanya memberikan dosis rendah.

"Jangan di gigit ya selangnya" pintanya dengan perlahan Suho mulai mengeluarkan selang itu dari mulut Renjun.

Uhuk uhuk....

   Renjun langsung terbatuk setelah selang itu berhasil di lepas walaupun dia tetap merasa tidak nyaman.

"Hiks"

"Eehh maaf ya, maafin om hm, gak nyaman ya" ujar Suho setelah itu menggantinya dengan nasal canula biasa.

   Renjun semakin menatap mereka dengan bingung, apalagi Chanyeol yang sedang mengusap air matanya dengan tissue.

"Ngeliatin papa ya sayang" Wendy tersenyum mengelus pelan tangan putranya.

"Ada apa? Kok ngeliatin papa kayak gitu? Kangen ya sama papa?" Ujar Chanyeol.

"C capa?" lirihnya namun mereka semua langsung terdiam, apalagi di ruangan itu sangat sunyi, suara sekecil apapun pasti terdengar.





   Reno memarkirkan mobilnya di halaman SMA di mana Chenle dan Jisung sekolah.

  Dia sudah mendapatkan kabar kalau keponakannya sudah sadar, itu sebabnya dia menjemput Jisung dan Chenle, untuk yang lain mereka juga sudah di kabari.

   Reno keluar dari mobil dan langsung menuju ruangan kepala sekolah, beruntung dia datang pas jam istirahat jadi dia mudah bertanya.

"Permisi" Reno membuka pintu itu dengan pelan.

  Kepala sekolah sendiri cukup terkejut melihat siapa yang datang, pemilik yayasan Bakti Jaya.

   Siapa juga yang tidak mengenal dirinya, bahkan yayasan miliknya beberapa kali mendapatkan penghargaan.

"Silahkan masuk pak, mari"

  Reno hanya tersenyum membalas sapaan kepala sekolah itu.

"Sebelumnya maaf pak, saya kesini tidak ingin lama lama karena ini benar-benar penting, saya kesini ingin menjemput park Chenle dan Park Jisung" ujar Reno tanpa basa basa.

"Maaf pak, apakah dua murid saya itu membuat kesalahan?" Tanyanya karena dirinya benar-benar takut berurusan dengan tuan Reno.

"Tidak, saya hanya ingin menjemput mereka, lagi pula saya om mereka, jadi bisa panggilkan keponakan saya karena kita harus segera ke rumah sakit" Reno sudah jengah tapi sayang dirinya masih harus bersikap sopan kali ini.

"Aahh baik pak sebentar saya akan menghubungi guru piket sekarang"

  Tak butuh waktu lama untuk memanggil mereka berdua dengan speaker sekolah.

"Permisi bapak manggil ki..."

"Om Reno" ujar Chenle dan Jisung bersamaan.

"Jangan banyak tanya dulu, ayo pamit sama kepala sekolah, kita ke rumah sakit sekarang" pintanya namun bukannya berjalan Chenle dan Jisung masih terdiam, terutama Jisung yang sudah berkaca-kaca.

"Om Renjun hyung gak apa apa kan?" Lirij Chenle.

"Ya mangkannya ayo ikut om, astaga Jisung jangan nangis dulu, ambil tas kalian cepat" pintanya membuat Chenle langsung menarik tangan Jisung untuk kembali ke kelas.

Stars Behind the Darkness (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang