Bentakan Ricard ( 21+) 🔞🥵

59.4K 337 17
                                    

Benar saja, begitu pintu terbuka Ricard berdiri di depan pintu di sana ada Eza yang datang membawakan banyak berkas.

"Sayang, aku sudah menunggu sejak tadi." Alena merentangkan tangannya di mana Ricard langsung memeluk istrinya mengecupi seluruh wajah Alena dan terakhir perut buncit istrinya.

Eza masuk lebih dulu meninggalkan pasangan pasutri itu yang sedang bermesraan.

"Ada banyak pekerjaan di kantor." Ricard mengecup sekilas bibir Alena.

"Aku sudah buatkan makan malam kesukaan mu, ayo kita makan." Alena dengan antusias memberi tau Ricard kalau ia memasakkan makanan kesukaan suaminya.

"Sayang, kamu makan sendiri ya, aku masih ada banyak pekerjaan yang harus di selesaikan okey.." Ricard mengusap lembut bagian wajah istrinya mengecup cukup lama kening Alena sampai akhirnya ia melangkah pergi meninggalkan Alena yang terdiam menatap kosong pada pintu apartemen.

Alena tersenyum dan menghela nafas panjang. "Tidak masalah, Kak Ricard ada banyak pekerjaan, aku akan makan sendiri." Ia melangkah menuju meja makan, dengan perasaan yang kacau dan berusaha untuk Alena tahan supaya tidak menyakiti dirinya sendiri, Alena mengambil makan malam dan melahapnya. Perutnya sangat lapar tapi mulutnya memakan makanan itu terasa hambar dan sangat sulit masuk melalui tenggorokannya. 

"Tidak apa, jangan kecewa, kalau tidak sibuk kak Ricard pasti sudah menghabiskannya." Alena terus berusaha tersenyum walaupun perasaannya tidak tenang. Ada sesuatu yang membuatnya sesak dan ia ingin menangis.

"Nyonya..." Suara Eza membuat Alena menoleh.

"Mau langsung pulang? Sudah makan malam?" Tanya Alena tersenyum manis kepada Eza.

Eza menoleh ke arah meja makan, di sana ada banyak sekali makanan kesukaan Ricard, Eza sangat hafal makanan apa saja yang bosnya itu sukai.

"Tidak nyonya, selamat malam, saya permisi." Eza melangkah pergi, di mana Alena kembali menatap makanannya dan menghela nafas panjang.

Eza ingin memberi tau tentang Ricard kenapa dia bersikap acuh dengan Alena, tapi Eza berpikir itu bukanlah kewajibannya sehingga ia memilih untuk pergi meninggalkan Alena yang kembali menyantap makanannya.

Di dalam kamar, Ricard kembali fokus dengan berkas perusahaan yang sangat banyak, ada banyak berkas yang harus  Ricard periksa selama 5 tahun terakhir. Karena ia yakin kalau hama perusahaan itu tidak hanya satu ada beberapa dan belum terpecahkan siapa yang sudah melakukannya.

Bahkan Ricard sama sekali tidak perduli dengan makan malam, dan makan siang, perutnya benar-benar tidak lapar hanya di kuasai oleh amarah dan emosi yang tidak stabil sampai saat ini.

Yang Ricard inginkan adalah ia menemukan para hama di perusahaan malam ini juga, Ricard sudah muak jika harus  berhadapan dengan para pecundang yang menyusahkan dirinya dan juga membuat dirinya rugi.

Alena menyelesaikan makan malamnya, ia membereskan semua makanan yang ada di atas meja, ke bagian dapur, masih ada banyak menu makan malam yang tidak Alena sentuh karena perutnya cepat sekali kenyang. Alena membuat segelas susu ibu hamil utuk dirinya, meminum hingga tak tersisa sedikitpun. Beruntung saja Alena sangat suka susu sehingga saat ia hamil tidak perlu menyusahkan diri sendiri.

"Apa aku siapkan kopi untuk kak Ricard, bukankah dia mengatakan ada banyak pekerjaan, kopi hitam membantu untuk membuatnya tidak mengantuk." Alena tersenyum, ia meraih gelas kopi dan membuatkannya untuk Ricard.

Walaupun ia sedikit merasa kecewa dengan Ricard karena tidak memakan masakan malam dirinya, mungkin dengan cara membuatkan kopi untuk suaminya, suaminya itu mau menerima.

"Kita buatkan kopi untuk daddy dulu okey, setelah itu kita tidur." Alena mengusap sayang  perut buncitnya dimana anaknya itu bergerak memberikan respon yang membuat Alena selalu senang. Karena dengan begitu seolah ia memiliki teman untuk sekedar bertukar cerita. Walaupun hanya sebuah tendangan dari anaknya itu sudah lebih dari cukup untuk Alena.

Alena tersenyum membawa secangkir kopi panas untuk Ricard. Ia sudah tidak sabar melihat respon suaminya. Karena saat Ricard pulang dari kantor, suaminya tidak seperti biasanya. Ricard lebih terlihat cuek kepada Alena dan ini untuk pertama kali Alena merasa kecewa hanya karena sikap Ricard yang sedikit mengabaikan kehadiran dirinya.

Alena membuka pintu kamar, ia melangkah masuk masih dengan senyumannya yang manis, Alena mendekati Ricard.

"Kak, aku bawakan kopi hitam." Alena yang akan menaruh gelas berisi kopi di samping Ricard justru ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu dan menyiram setumpuk berkas milik Ricard.

Ricard yang sedang fokus pada layar laptop di hadapannya sontak menoleh di saat tangannya tidak sengaja terkena air kopi panas yang Alena tumpahkan.

"ALENA!! APA YANG KAMU LAKUKAN!!" Bentak Ricard ia berdiri menatap tajam Alena yang begitu terkejut saat Ricard membentak dirinya.

"Kak Aku..." Belum sempat Alena melanjutkan ucapannya.

"APA KAMU TAU!! INI BERKAS PENTING ALENA! DAN KAMU MENYIRAMNYA DENGAN AIR KOPI!!"

DEG!

**********

Lengkap ada di karyakarsa Hellow_28

My Husband My Badboy! 21++  ( ENDING ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang