On the street P.M 02:00
Autor's POV
Panas terik matahari yang menyengat menembus atap mobil memasuki celah celah cendela tanpa pernah permisi. Puluhan kendaraan bermotor memadati jalanan tol membentuk deretan panjang padat merayap. Bunyi bunyian klakson seakan menjadi alunan musik ditengah keramaian jalanan.
Elly's POV
Kurasakan udara panas yang menyengat bercampur debu dan asap memasuki mobil kami. " Kenapa jalan sangat macet, apakah setiap hari selalu seperti ini." Keluhku dalam hati.
Ku teguk minuman dinginku yang mulai kehilangan daya dinginnya karena pengaruh udara panas yang beruap uap."kalau jalanan seperti ini, kita akan menjadi ayam yang baru keluar dari oven" protesku.
"protespun tak kan menyelesaikan kemacetan ini." balas peter.
Aku memutar bola mataku mendengar ucapannya, kejenuhan ini sangatlah membosankan. Kenapa ketika liburan jalanan malah macet seperti ini. Apakah bukan hanya aku yang ingin berlibur. Ahh.. Aku jadi teringat teman teman kelasku yang sangat menyebalkan. Mereka selalu berteriak teriak menceritakan perjalanan menakjubkan yang akan mereka lewati.
Chintya yang begitu sombong mengatakan akan pergi belanja mengelilingi singapura dengan kakaknya. Begitu pula Ben yang dengan lantang menegaskan gengnya bahwa ia akan mengajak gengnya pergi berpetualangan ke amazon. Dan Ayama sahabatku dengan sopan mengajakku ikut berlibur ke jepang kota kelahirannya bersama keluarganya, keluarga yang tak begitu menyukai orang asing. Tentu saja aku menolaknya, yaah.. menolak secara halus. Aku memiliki liburan yang lebih menakjubkan dari mereka semua dan Ayama pun memaklumi ku. Aku tersenyum lega.
Tiba tiba kurasakan hawa sejuk mulai menyelimuti mobil kami. Ternyata lamunanku tadi cukup membantu untuk menghilangkan kejenuhanku. Kuintip jalanan lewat cendela mobil disebelahku. Saat puluhan kendaraan telah digantikan dengan berjajarnya pohon pohon disamping jalan. Senyumku pun merekah. Akhirnya kami melewati jalanan sepi nan sejuk menuju kota tua Live Oak.
"asiik" sorakku dalam hati.
Kubenarkan posisi dudukku dan kusandarkan punggung ku, ku sesuaikan badanku agar mendapat posisi yang paling enak. Kini posisiku setengah berbaring di kursi mobil. Aku mulai membayangkan kembali rumah lamaku, rumah lama orang tua kami. Rumah yang begitu kurindukan akan kenangannya, rumah yang selalu aku impikan untuk dapat kutinggali. Teringat masa kecil yang bahagia, masih bersama mom dan daddy? berlarian di halaman depan rumah bersama dengan indahnya...
Chiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttt...
"awaaaas peter" teriak kakak.
Bunyi rem mobil diikuti sentakan yang keras menjatuhkan tubuhku ke bagian bawah mobil. Kepalaku terantuk benda keras yang aku tak tau itu apa. Dengan susah payah aku mencoba bangun sambil menggosok gosok kepalaku yang mulai memerah.
"ada apa sih peter, apa kau lupa caranya menyetir mobil?" protesku.
Kemudian mataku menelusur kedepan mobil, mecoba mencari tau apa yang terjadi. Aku terkejut dengan apa yang ada di depan mobil kami. Ada wanita paruh baya yang sedang berdiri didepan mobil kami dengan segala keanehannya. Bukan kecantikannya yang membuatku terbelalak, melaikan... penampilannya.
Ia sangatlah kacau, berantakan, rambutnya yang berwarna gelap sepanjang bahu sangat acak acakan dihiasi beribu dedaunan kecil. Pakaiannya, astaga pakaiannya... pakaian itu sangatlah kotor dan compang camping seperti pakaian yang tercabik cabik. Ia sangatlah mirip dengan seseorang yang telah jatuh dari atas langit. Yang paling aku ingat adalah wajahnya. Kecantikannya seperti terhapus dari wajahnya dan digantikan dengan kesedihan yang termat dalam, ketakutan menyelimutinya. Ia gemetar dengan hebat, sampai sampai ia terlihat seperti sedanga menangis.
"what the..?" pekikku.
Ia hanya mengamati kami bertiga yang ternganga melihatnya. Belum sempat kami turun untuk menanyakan keadaanya, ia sudah berlari terpincang pincang menuju jalan setapak diseberang jalan. Di depan jalan setapak tersebut ada papan bertuliskan "HUTAN HIGHGATE" yang ditulis alakadarnya dengan cat berwarna merah.
Tak butuh waktu lama untuk ku keluar dari mobil dan mencoba menyusul wanita mengerikan tadi. Tapi suara dibelakangku menghentikanku.
"jangan Elly, Jangan kejar wanita asing itu" teriak peter menyadarkanku.
"tapi peter, apa kau tak melihat ia terluka?" balasku tak mau kalah. Sebenernya aku tak khawatir, melainkan penasaran lah yang menuntunku untuk mengejar wanita itu.
"tapi aku tak menabraknya, jangan kau kejar dia. Apakah kau mengenalnya, tidak bukan. Jadi lekaslah masuk ke mobil dan kita lanjutkan perjalanan" ada sedikit rasa khawatir pada mata peter.
"tapi peter, ia..." suara seorang yang lembut menghentikan bicaraku.
"Elly, Peter benar, masuklah kedalam mobil, hutan sangatlah berbahaya untuk kita." Ucap kakakku sembari memegang tanganku. Karena perdebatanku dengan peter barusan membuatku tak menyadari bahwa kakak telah menyusulku keluar dari mobil dan sedang berada di sampingku.
"baiklah kak" aku mengiyai ucapan sally yang layaknya perintah bagiku.
Kami melanjutkan perjalanan tanpa sepatah kata pun. Tapi pikiranku tak pernah lepas dari wanita tadi. Siapakah wanita itu? Kenapa penampilannya sangat mengerikan? Siapa yang ia takuti atau siapa yang telah menyakitinya? Apakah ia orang asing yang tak mengenal hutan Highgate yang terkenal sangat mengerikan? Aku memikirkannya dengan memandangi pepohonan dipinggir jalan di samping mobil. "Ah.. pertanyaan pertanyaan ini memenuhi pikiran ku." Ucapku dalam hati.
Aku sangat penasaran dengan semua jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang muncul. Apakah aku harus mencari tau tentang wanita itu?. Jiwa petualanganku mulai berapi api. Sepertinya liburan ku kali ini akan semakin seru. Yah.. firasatku mengatakan demikian. Senyum kecil tersungging di bibirku.
Mobil kami berhenti di halaman depan sebuah rumah dengan gaya pedesaan. Aku keluar dengan sangat bersemangat. Tawaku lepas tak tertahan..
"Akhirnya kita sampai juga."
****
sampai disini dulu, semoga suka yah..
butuh saran dan comment + votenya juga yah..
thanks All maaf kalau pendeek :-*
Dimulmed ada PeterDH
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory in My World
Vampiredaun daun yang menyelimuti lantai hutan belantara mengingatkanku akan kejadian paling aku benci seumur hidupku.. tetapi dari sanalah titik pertama aku bangkit. manusia lebih kuat dari pada vampire, walaupun mereka abadi tapi mereka bisa mati dengan...