VERSHUA

1.9K 36 4
                                    

WARNING!!

GAY 

BOYS LOVE

BL 

YAOI

BDSM

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ruangan kerja Hansol selalu seperti biasa. Dia duduk di kursi kerjanya sambil membaca kertas-kertas dokumen di mejanya. Dan dia sama sekali tidak terganggu dengan pemandangan di sampingnya sejak 15 menit yang laku.

Sekretarisnya, Hong Jisoo, tengah terduduk di sisi kiri mejanya memunggungi pintu ruangan, dengan vibrator yang tertanam di dalamnya menyala dengan getaran maksimal. Celananya berada di bawah meja Hansol, menyisakan baju kantoran yang sudah berantakan.

Kedua tangannya diborgol ke belakang menggunakan borgol kulit. Sementara Jisoo sendiri berusaha keras untuk tidak mengeluarkan suara.

Hansol melirik, dan melihat Jisoo yang memejamkan matanya erat, berusaha menahan desahan keluar dari mulutnya. Hanya napas berat yang keluar serta saliva mengalir di dagunya.

Penis Jisoo sudah menegang dan mulai mengeluarkan precum. Tapi dia terus berusaha supaya dia tidak mengeluarkan lebih banyak, bahkan sampai menggigit bibir bawahnya. Jari jari kakinya dia tekuk dengan erat.

Tangan kanan Hansol tetap memegang dokumen, dan dia menjulurkan tangan kirinya meraih penis Jisoo, membuat Jisoo berjengkit dan tubuhnya menegang.

Apalagi saat Hansol mulai mengusap-usap miliknya dengan ibu jarinya, dia berusaha mati-matian supaya suaranya tidak keluar. Hansol melakukan itu sambil tetap fokus pada dokumen-dokumen yang dia baca.

Seseorang mengetuk pintu, membuat Jisoo sedikit terkejut. Hansol melirik ke arah pintu dan menghentikan jarinya bergerak. Pintu pun terbuka dan seseorang masuk membawa sebuah map coklat.

" Hansol Hyung! Aku membawa dokumen yang kau minta!"

" Chan. Jangan berisik," ujar Hansol.

" Aah. Bukannya sudah biasa?" Chan mendekati meja Hansol tanpa melirik sedikit pun ke arah Jisoo yang tubuhnya menegang. Chan menyerahkan dokumen yang dia bawa.

Hansol langsung mengeluarkan dokumen itu dan membacanya, tanpa menghentikan tangannya yang bermain dengan penis Jisoo. Chan menunggu Hansol, masih tanpa melirik ke arah Jisoo.

" Hmm... Bagus. Berarti hutang mereka sudah lunas. Setidaknya sekarang pekerjaanku untuk memperingatkan mereka selesai. Kau memang bisa diandalkan, Chan."

" Hehehe. Padahal aku hanya membawa 50 anggota kita dan menembakkan beberapa peluru," kata Chan.

" Itu bagus. Bertindak langsung dari depan untuk mengancam bukan hal yang buruk. Apalagi dilakukan oleh kau yang masih muda. Itu sebuah kemajuan. Bukannya masuk ke perangkap mereka secara terang-terangan dan membuatmu hampir disentuh oleh mereka."

" Heunghh!" Jisoo berjengkit dan spontan menengadah saat Hansol meremat pelan penisnya dan menekan ujung penisnya dengan kuku. Tubuhnya bergetar, tetapi dia tetap berusaha menahan suara dan pelepasannya.

SEVENTEEN XXX NC ONESHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang