Di ruang rapat besar istana kerajaan, atmosfer terasa tegang. Sang raja, duduk di atas takhtanya yang megah, berbicara dengan wibawa tinggi kepada para petinggi kerajaan. Ratu, Hyunsik—putra mahkota, serta para penasihat seperti Lex dan Beomsoo, mendengarkan dengan seksama setiap kata yang diucapkan. Pembahasan tentang strategi mempertahankan kekuasaan menjadi fokus utama mereka.
Namun, ketenangan itu terganggu ketika sebuah suara mendesis dan kilatan cahaya biru muncul di tengah ruangan. Dari sana, seorang wanita bertopeng setengah wajah muncul tiba-tiba. Langkahnya tenang, tetapi auranya mengancam.
Hyunsik berdiri dengan cepat, menatap wanita asing itu dengan tatapan tajam. "Siapa kau?! Tidak sopan menyusup ke ruang rapat kerajaan!" teriaknya dengan nada tegas.
Namun, wanita itu tidak menghiraukannya. Dia terus melangkah perlahan menuju sang raja, bahkan ketika para pengawal bersiap melindungi raja dan ratu.
"Tenang," kata raja, suaranya lembut tetapi penuh otoritas. "Semua duduk kembali."
Hyunsik menatap ayahnya dengan kebingungan. "Tapi, Ayah, dia—"
Raja memotongnya. "Duduk, Hyunsik. Aku tahu apa yang kulakukan."
Dengan enggan, Hyunsik menurut. Para penasihat dan petinggi lainnya juga kembali ke kursi mereka, meski mata mereka tetap mengawasi wanita itu dengan curiga. Luna berhenti di depan raja, membungkukkan badan sedikit sebagai tanda hormat.
"Siapa kau?" tanya sang raja dengan tenang.
"Nama saya Luna," jawabnya.
"Saya utusan dari Tuan Eart. Apakah kalian sudah bergerak sesuai dengan sarannya?"
Mendengar nama itu, raja tersenyum tipis. "Utusan Eart, ya? Jangan khawatir, aku sudah memerintahkan seluruh penjuru untuk bersiap jauh-jauh hari."
Luna mengangguk, ekspresinya tetap tenang. "Baiklah. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa Lilith sudah mulai bergerak. Dia tidak hanya ingin merebut kekuasaan kalian, tetapi juga mengincar sesuatu yang lebih berharga."
Ruangan itu langsung bergemuruh dengan suara keheranan dan kecemasan. Hyunsik berdiri lagi, wajahnya penuh amarah. "Berharga? Apa maksudmu?! Siapa yang dia incar?!"
Raja mengangkat tangannya, meminta ketenangan. Dia menatap Luna dengan serius. "Anakku, ya? Siapa yang dia incar?"
Luna menghela napas panjang. "Tidak usah diberitahu. Kau tahu sifat Lilith seperti apa. Dia selalu bertindak dengan cara yang tidak terduga. Tetapi percayalah, ancaman ini sangat nyata."
Hening melingkupi ruangan. Ratu tampak gelisah, dan Hyunsik mengepalkan tangannya erat. Raja akhirnya berbicara dengan nada yang penuh wibawa. "Baik. Kalau begitu, kami akan meningkatkan kewaspadaan. Utusan Eart, apakah ada hal lain yang harus kami lakukan?"
Tiba tiba sinyal yang dikirim oleh Wain muncul dihadapan Luna. Ruangan rapat kerajaan pun berubah menjadi suasana penuh kecemasan setelah sinyal yang dikirim oleh Wain tiba-tiba muncul di hadapan Luna. Sinyal itu memancarkan bayangan tentang situasi mengerikan: Zayyan, Sing, Leo, Gyumin, Davin, dan Wain telah dihisap ke wilayah tak kasat mata yang dikuasai oleh seorang anak kecil misterius.
Luna, yang sedang berdiri di tengah ruangan, menggertakkan giginya dan bergumam, “Sial... apa lagi ini?” Wajahnya terlihat tegang saat ia memandangi seisi ruangan.
“Gawat, sepertinya ada musuh lain. Mereka telah terseret ke wilayah anak kecil itu, wilayah yang tak kasat mata,” tambahnya dengan nada serius.
Hyunsik, yang penasaran, segera bertanya, “Siapa yang kau maksud dengan ‘mereka’?”
![](https://img.wattpad.com/cover/374404365-288-k741215.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar ke dunia kerajaan✔
FanfictionZayyan tertidur di perpustakaan sekolahnya, tiba-tiba saja saat terbangun ia berada di perpustaakan mewah di sebuah kerajaan sihir!! Ia awalnya sangat bingung, mengapa ia tiba-tiba berada di sini. Zayyan mulai perlahan mengenali dunia nya yang sekar...