Pilihan Hati Amanda

awal yang buruk

Sore ini Amanda tiba di tanah kelahirannya, 3 tahun tidak menginjakkan kaki di Indonesia membuatnya rindu dengan orang tua dan sahabatnya. Yah 3 tahun lalu Amanda memilih melanjutkan pendidikannya di Inggris selain memenuhi panggilan sang nenek Amanda juga ingin ke sana untuk melupakan masa lalu yang pernah membuatnya hancur.

    Amanda sibuk memperhatikan sekeliling mencari supir yang disuruh daddy-nya untuk menjemputnya.

"non manda yah?" Tanya bapak-bapak berkumis menggunakan baju hitam khas supir dan tertera nama di samping kanan "SURIMIN"

"Eh, iya. Bapak yang di suruh daddy buat jemput saya yah?"
bapak-bapak itu membungkukkan badannya tanda hormat pada anak majikannya. Walaupun manda terkenal baik pada sesama tapi itu tidak mengurangi rasa hormat pelayan-pelayan beserta pesuruh keluarga Wilson pada manda.

"iya non, mari bapak bawakan kopernya nyonya tadi pesan bahwa non harus terus ke resto saja karna nyona ada keperluan disana" kata pak surimin sambil mengambil koper anak majikannya

"iya pak, tadi mommy juga nelpon katanya ada urusan di resto. Saya juga lapar pak"

***
MANDA's POV

      Perjalanan dari inggris ke Jakarta benar-benar membuatku lelah, ditambah lagi harus ke restaurant menemui mommy, tapi semuanya seakan kulupakan begitu bertemu dengan mommy setelah berpelukan ria dengan mommy, aku memilih menunggu di ruangan mommy di lantai 5 sambil makan pesanan yang tadi sempat ku pesan. Restaurant kelas atas seperti ini membuatku malas makan di luar ruangan karna risih dengan tatapan lelaki yang seperti tidak pernah melihat wanita cantik saja. Maklum sih kalau mereka menatapku seperti itu karna aku sudah biasa tapi tetap saja risih. Setelah menghabiskan makananku, aku menelpon sahabatku margaretha subiantoro, aku biasa memanggilnya retha. Dia satu-satunya sahabatku waktu SMA karna menurutku hanya dia yang tulus ingin menjadi sahabatku tidak seperti mereka yang hanya ingin numpang narsis bersamaku. Yahh mengingat aku satu-satunya cucu dari keluarga Wilson jadilah aku sangat dimanja oleh setiap anggota keluargaku bisa di bilang semua keinginanku akan terkabul apalagi kalau ada daddy. Tapi hidupku akan sedikit tersiksa kalau ada omah karna dia yang akan menjadi penghalang semua keinginanku menurut omah aku ini sangat boros dan manja katanya sifat seperti itu tidak boleh dimiliki oleh calon pewaris perusahaan Wilson tapi tak apalah kalau ku pikir-pikir itukan juga demi kebaikanku. Dan puncak penyiksaan ku saat aku dengan bodohnya pergi ke kandang macan Err.. maksudku pergi ke rumah omah di Inggris disana hidupku sangat di batasi, uang jajanku apalagi. Selama 3 tahun di Inggris aku jarang shopping beda kalau aku di Indonesia maka aku bisa berkata semuanya seperti surga dunia sedangkan di Inggris aku di siksa oleh nerakanya omah, eiits bukan siksa kekerasan seperti yang kalian bayangkan, omahku tidak sekejam itu aku tau dia juga sangat menyangiku dia hanya ingin yang terbaik untukku. *BalikKeTopikAwal
Retha adalah sahabatku yang bisa di bilang senasib denganku dia juga terlahir dari keluarga kaya sama sepertiku dia juga kesulitan mencari teman sampai akhirnya saat itu dia duduk sebangku senganku dan jadilah aku bersahabat dengannya meskipun 3 tahun ini kami tidak pernah bertemu karna dia melanjutkan kuliah di swiss sedangkan aku di inggris tapi kami masih sering berkomunikasi melalui skype atau media social lainnya.

"halo re, lo dimana?" sapa gue ke sahabat gue yang paling the best

"halo ndaaa, astaga lo kemana aja baru hubungin gue ahh rese lo gue kira lo udah lupa ama gue" astaga ni orang di Tanya malah balik nanya

    "dasar bocah, gue Tanya malah balik nanya, gue baru hubungin pulsa mahal kali re, lah lo taukan omah gue pelitnya gak ketulungan" yah retha emang tau segala hal tentang gue, dia juga kenal sama keluarga gue secara ayahnya retha, om danu sahabat karib bokap gue

     "haha iyya omah lo emang the best deh ndaa, anyway gua msih di swiss mungkin gue baru balik minggu depan masih ada urusan dikit maklum orang sibuk"