Shawty

613 27 0
                                    

Sinar matahari mulai menusuk mataku, membuatku harus bangun dan memulai aktivitas yang membosankan hari ini. Aku memakai tshirt putih dengan short pants dan kututupi tubuhku dengan blazer panjang, aku tidak bisa menampik kalau pakaianku ini terlalu jauh dari kesan formal dan sexy jika untuk kuliah, but I don't care. Siapa yang akan peduli. maksudku yang berani menentang pakaianku ini. aku terlahir dari keluarga Kardashian, sosialita yang sangat berpengaruh di London. keluarga yang sangat terhormat dengan kekayaan kami yang sangat berlimpah. Semua orang akan tunduk kepada kami dan karena hal itulah kupastikan tidak ada yang berani mengkomplain tentang busanaku ini. Itupun kalau mereka berniat ingin mati.

Shit!! Mengapa justin lama sekali!!

Aku sudah siap dari 15 menit yang lalu menunggu Justin untuk menjemputku. Tapi kenapa pria itu lama sekali. Aku menghiraukan omongan Dad yang menyuruhku memakai mobil Ferrari merahku. Aku hanya ingin berangkat hanya dengan Justin.

Selang berapa menit sebuah mobil mewah berwarna kuning berhenti di gerbang rumahku dan dapat kupastikan bahwa didalamnya adalah Justin Bieber.

" I'm sorry shawty tadi aku mengantar Hannah ke sekolah dulu" Dia memberikan tatapan mengibanya kearahku.

Justin selalu memanggilku dengan sebutan Shawty, I don't know why he call me like that. Tapi kupikir sebutan itu lucu juga.

Aku mendengus melihatnya "Why you not call me mr bieber, aku sudah bosan menunggumu sedari tadi " Siapa yang suka dengan menunggu. I hate waiting!!

" Im forget Shawty, aku berjanji tidak akan mengulangi hal seperti ini lagi. Im promise."

"Ok. Tetapi kau harus membiarkanku membolos kuliah hari ini"

" Whatt...!! Shawty ini hari pertamamu masuk kuliah. Big no!!" Bahkan ekspresinya sangat lucu mengatakannya. Aku tidak bisa menahan acting marahku lagi.

" Im just kidding Justin, why so serious. You look so funny babe "

Sesampainya di kampus Justin mengantarkanku  sampai di depan kelas. Tangannya selalu setia menggenggam tanganku. Wajahku benar-benar memerah dibuatnya. Setiap pasang mata di kampus ini sangat jelous melihat kedekatan kami. Justin merupakan salah satu mahasiswa senior yang sangat populer di Kampus. Dia tampan, pintar, dan sangat dewasa. Yang terpenting dia tahu bagaimana memperlakukan wanitanya seperti seorang puteri. he suck so gentleman.

Setelah memberi ciuman singkat, Justin pergi meninggalkanku karena dia ada mata kuliah dadakan yang tidak bisa ditinggal hari ini.

" I love you Shawty. be a good girl, ok." Suara rendahnya membuat pipiku memerah.

" I love you too"

Aku memilih tempat duduk tepat ditengah-tengah. Tidak terlalu depan dan tidak terlalu belakang. Aku cukup tahu diri dengan tidak duduk depan karena akan sangat mainstream jika dosennya sangat killer dan aku cukup tahu diri untuk mengakui bahwa aku tidak terlalu pintar dalam berbagai hal bidang studi.
Sedangkan alasanku tidak duduk di belakang....kalian semua pasti tahu kan. Hanya orang-orang pecundang, berandalan dan berotak udang yang akan mengisi barisan itu.

Aku benci disini!! Tidak ada Justin dan ini membuatku tersiksa. Aku sangat merindukan setuhannya...

" Hi boleh aku duduk disini"

Perempuan berambut panjang hitam pekat ini merusak lamunanku. Who is she. Berani sekali dia menggangguku. Kulirik perempuan yang sepertinya lebih pendek dariku ini. oh dia lumayan keren.

Dia manis dan yah sedikit cantik  (Ceklis)

Gaya berpakaiannya cukup modis (Ceklis)

Dia memakai tas limited edition keluaran terbaru LV ( Ceklis)

Otakku benar-benar memprogram perempuan yang akan menjadi temanku ini dengan sangat cepat. Dan akhirnya aku mengarahkan tanganku untuk membalas jabatan tangannya. Ok dia boleh berteman denganku.

" Tentu saja kau boleh duduk disini. Kenalkan aku Kendall, what your name?"

" Hi Ken. My name Selena. Nice to meet you" Ucapnya dengan sangat semangat. Atau mungkin terlalu semangat.  What wrong with her.

" Hi Sel. Nice to meet you too."

Aku dan selena benar-benar sangat nyambung satu sama lain. Dia begitu mengenalku bahkan ini pertemuan pertama kali bagi kami. Maksudku pemikiran dan apa yang kami suka benar-benar sama. SEMUA SAMA.

Aku merasa seperti Selena sudah mengetahui siapa aku sebelum kami bertemu atau mungkin dia memang dijodohkan untuk menjadi sahabat terbaikku selain Cara tentu saja. Dan akhirnya dosen kami pun masuk dan membuat obrolan kami menjadi tertunda.

" Okay setelah ini saya ingin kalian membahas mengenai sastra inggris yang pernah kalian baca,  apa saja. Selanjutnya kalian bisa menceritakan synopsis versi kalian dalam lebar kertas yang akan saya bagikan, mengerti " Aku mengangguk terlalu semangat karena tugas ini sangat sesuai denganku.

I love sastra. aku telah banyak membaca karya sastra dari pengarang-pengarang yang sangat melegenda bagiku. Kalau aku sedang bingung dengan karya apa yang kupilih, Selena beberapa kali kudengar menyumpahi dosen tersebut.

" Shitt!! Ini sangat menyebalkan aku sedang tidak mood untuk menulis. Dan sekarang kertas ini benar-benar terlihat sangat menyebalkan ken." Ini merupakan gerutuannya yang kesekian kali kudengar.  Aku benar-benar tergelak melihat tingkahnya itu.

Memang sedari tadi dia sama sekali tidak menyentuh pulpennya. NEVER. Dia selalu menguap ketika dosen sedang memberikan materi. Seriously dia benar-benar terlihat tidak terlalu menyukai sastra. Dan aku mulai bingung kenapa dia mau masuk kelas sastra jika dia tidak suka pada sastra.

" Yeah ini sangat menyebalkan juga.. tapi kita harus mengumpulkannya bukan."

Aku tersenyum padanya untuk menyemangati teman baruku ini.

Suara pintu terbuka mengambil alih perhatianku sepenuhnya. Seorang pria berambut curly masuk ke kelas kami. Dari pakaiannya aku dapat menyimpulkan dia seorang trouble maker. Dia memakai hoodie abu-abu,  celana jins robek-robek dan kaos murahan, sepertinya. Tapi pria curly itu sangat menarik perhatianku. I dont know why. He look so classic dengan rambut curlynya yang panjang.

Setelah berdiskusi dengan dosen selama beberapa menit dia mengamati atau mungkin mencari tempat duduk. Aku pikir pria seperti dia akan duduk di tempat yang paling belakang tapi tiba-tiba saja matanya tertuju padaku. Sialan.

Kuharap pipiku tidak memerah saat ini. Kutundukan wajahku menatap kertas tugas yang telah kutulis dan bisa kulihat dia berjalan menuju kearahku. Dari semua bangku yang ada kenapa dia mengarah kesini. Jantungku benar-benar tidak dapat kukendalikan. Ketika pria keriting itu berada tepat didepanku pria curly itu tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai dan akhirnya dia memilih tempat dibelakang tempat kursiku.

Selena beberapa kali berbisik ke arahku bertanya apa yang terjadi dan aku benar-benar tidak bisa bergerak, bibirku terasa kelu bahkan badanku mendadak lemas seketika mengingat tentang pria yang sekarang sedang memperhatikanku dengan mata hijaunya itu.


Hi salam kenal^^
Ini fanfic pertamaku di wattpad, jadi masih bingung tentang gimana cara uploadnya, covernya, deskripsi fanficnya gimana cara narohnya dan bla bla bla....

Dan untuk ketidaksempurnaan isi fanficnya maaf yah, masih amatir soalnya.
mind to vote or comment...!!!!
tolong kasih masukan yah ttg cerita ini masalahnya masih newbie^^

Let Me Love You (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang