Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jika mencintaimu adalah kesalahan, maka biarkan aku menjadi seseorang yang tak pernah belajar."
****
Seperti biasa, Naura melangkah keluar gerbang dengan langkah ringan, tetapi langkahnya terhenti ketika ia melihat seseorang berdiri di luar. Pria itu berdiri dengan santai, mengenakan jaket kasual, dan memandang ke arah lain. Naura mengenali sosok itu dalam sekejap—Leon. Wajahnya berseri-seri. "Hari ini pasti bakal jadi hari yang cerah," pikirnya sambil tersenyum.
Naura berjalan mendekat dengan antusias, langsung memanggil, "Leon!" suaranya penuh semangat.
Leon menoleh perlahan, tatapan matanya bertemu dengan milik Naura. “Pagi?” ucap Leon singkat, tapi cukup membuat jantung Naura berdegup kencang.
Senyum di wajahnya semakin lebar. Bagaimana mungkin dia tidak bahagia? Leon, tanpa diminta, tanpa disuruh, kini berdiri di depan rumahnya.
"Leon," kata Naura, nyaris berteriak kecil, "jangan bilang lo sengaja mau jemput gue lagi. Gue seneng banget, Leon. Lo gak tahu seberapa bahagianya gue sekarang. Lo udah mulai peka sama gue, ya. Mulai ngerti perasaan gue. Gue tahu, gak lama lagi lo pasti bakal ada perasaan sama gue juga." Ucapannya mengalir deras, seakan tak bisa dihentikan.
Leon hanya diam sejenak, menatap gadis di depannya dengan ekspresi datar yang sulit ditebak. "Gue kebetulan lewat sini," katanya datar.
Naura menggeleng cepat. "Gak mungkin. Rumah lo jauh banget dari sini. Mana ada kebetulan kayak gini, Leon. Tapi ya udahlah, gue gak peduli. Yang penting lo ada di sini. Yang penting lo selalu ada buat gue. Makasih, Leon. Makasih banget," katanya panjang lebar dengan senyum yang tak kunjung pudar.