Chapter 4

1.1K 91 3
                                    

Heyya! Di chapter ini pake narasi ya, guys! Enjoy!
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

Tingtong!

Alyssa menekan tombol bel rumah Niall. Tak lama, seorang pria bertubuh lumayan besar dengan rambut pirang pun membukakan pintunya. Yap, Niall.

"Hey, Lyss! Ayuk masuk.", sapa Niall kepada Alyssa.

Alyssa Moore's P.O.V

Aku pun memasuki rumah Niall. Aku melihat Theo sedang menonton TV sambil terduduk dan di kakinya terdapat semangkuk bubur bayi. Baju dan mulutnya sangat belepotan. Awww, so cute.

Aku langsung berjalan menuju Theo. "Hi, Theo! I miss you so much!", kataku sambil mencubit gemas pipinya. "I miss you too, auntie. Oh iya, auntie! Aku pintar kan makan sendiri? Hehehe.", Theo terkekeh. Oh my god. Theo cute sekali.

"Yap! Theo memang pintar sekali, kok! auntie Alyssa sayang sekali sama Theo", kataku tersenyum lalu mengacak rambutnya. Theo hanya tertawa kecil.

"Auntie, Theo boleh cium pipi auntie Alyssa, tidak? Auntie cantik sekali!", Theo berteriak riang membuatku malu oleh pujiannya. "Hahaha, kau bisa saja. Baiklah, tentu boleh!", kataku tersenyum riang juga.

Cup!

Ya, Theo Horan mencium pipiku. Cute.
Aku dan Theo pun tersenyum riang berasama.

"Hey, Theo! Kenapa kau mencium pacar uncle, huh? Seharusnya aku yang mencium pipi-nya.", ucap Niall tiba-tiba.
Ucapan-nya barusan membuat ku tersipu malu.

"Apaansih kau, Ni!", aku sedikit salah tingkah mungkin? Eh tidak-tidak.

"Oh jadi auntie Alyssa dan uncle Ni sudah pacaran? Oh iya! Pacaran itu apasih uncle?", Theo bertanya pada Niall.

Aku menepuk dahiku. Ugh semua ini gara-gara Niall.

"Eh? Hm, bukan apa-apa, kok. Sudah kau bermain sendiri dulu ya? Uncle ada urusan sama auntie sebentar.", ucap Niall pada Theo.

"Baiklah, bye!", balas Theo.

***

"Makasih ya Lyss udah mau ngerjain PR bareng, hehehe.", Niall tertawa kecil. "Iya, makasih juga ya, Ni.", jawabku.

"Jangan kapok ngerjain PR sama gue, Lyss. Jangan kapok gue modusin, eh? Enggak deng hehehe bercanda.", Niall berkata sambil menggaruk kepalanya yang aku yakin tidak gatal.

"Apaansih? Yaudah gue pulang dulu ya?", pamitku pada Niall.

"Iya, Lyss. Hati-hati ya! Love you!", balas Niall, tapi aku tidak mendengar kata yang terakhirnya apa.

"Eh? Apa? Aku tidak dengar?", tanyaku.

"Ehm nggak tadi ada kucing lewat pake daster? Hehe.", Huft. Niall ada-ada saja.

"Kau ini ada-ada saja, haha. Bye, Ni!", aku pun segera pulang dari rumah Niall. Niall tersenyum manis padaku.

Best day ever!
__________________________
An : Yoyoyo wassup guys! Maaf ya gak baper. Soalnya gabisa bikin orang baper:v HEHE.

Chapt ini sengaja pake narasi yaaa. Ih w juga mau kali dibilang cantik sm Theo:'v wkwk.

Okeoke drpd panjang2, cuma mau blg jangan lupa "Vomments" yow. Thankyou:-)
All the love,
Q xx

chatting [njh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang