Sudah satu minggu aku tinggal di Indonesia. Dan aku harus menetap selama 3 minggu.
"Mau kemana kau?" tanya Renon.
"Keluar sebentar.. cari udara segar.." kataku.
"Hati-hati nyasar.." kata Renon lalu tersenyum.
Aku langsung keluar dari rumah tinggal. Ternyata Bandung saat sore hari bagus juga. Walaupun agak susah mencari ketenangan. Tak terasa sudah malam kira-kira jam 9 waktu sini.
"Hey bocah ingusan! Mau kemana kau! HAHAHAAHA!!" teriak preman yang ada disini. Ada 5 preman kurang lebih. Aku tak bisa melakukan apapun selain diam dan berdoa semoga ada orang yang menolongku. Ternyata disini lebih berbahaya dari Jepang.
"HEY PERGI DARI SINI!!" teriak seorang perempuan yang kukenal jelas suaranya.
:"Bos itu cewe yang kemaren bos.. gimana nih..." kata salah satu preman itu.
"Cabut men!" kata bos nya. Lalu mereka semua lari terbirit-birit.
"Kau tak apa..... Marius??" tanya perempuan itu lalu membuka topinya. Rambutnya langsung tergerai agak berantakan.
"Hitonin!?" tanya ku tak percaya.
"Kau ketakutan ya? Apa mereka sudah menyakitimu? Kau tak diapa-apakan kan?" tanya Hitonin.
"Tidak, aku tidak apa-apa.. apa yang kau lakukan malam begini? Keadaan disini berbahaya.." kataku.
"Seharusnya aku yang bertanya.. apa yang kau lakukan malam begini? Jepang dan Indonesia berbeda Marius.." kata Hitonin.
"Hmm.. itu ada kafe yang buka.. ayo kita menghangatkan diri sejenak.." kata ku.
"ok.." kata Hitonin lalu berjalan bersamaku.
Jarak yang kami tempuh agak jauh jika berjalan kaki, namun cahaya kafe itu terang sekali, jadi aku bisa melihat kalau kafe itu buka.
"Marius.. kepalamu pernah terbentur ya?" tanya Hitonin secara tiba-tiba. Aku langsung tersedak kopi yang sedang kusantap.
"Luka ini banyak kenangannya.." kata ku lalu mulai minum lagi.
"Ahh udaranya agak panas disini.." kata Hitonin sambil membuka mantelnya. Ternyata tadi Hitonin memakai baju yang tidak berlengan. Dan ada sesuatu yang sepertinya kukenal di tangannya.
"Hitonin, lengan atasmu... itu bekas luka atau tanda lahir?" tanya ku dengan penuh rasa penasaran.
"Ohh seperti dirimu.. luka ini banyak kenangannya.." kata Hitonin.
"Boleh aku tau asal-usulnya?" tanyaku yang semakin penasaran.
"hm.. jadi saat itu aku masih berusia 10 tahun.. dan aku masih ingat benar waktu itu adalah perceraian orangtuaku.. orangtuaku bercerai di Jepang.. sebelum ke pengadilan, aku bermain di taman. Dan saat dulu aku senang memanjat pohon.. disana pepohonannya tinggi dan besar.. dan aku sadar kalau aku tak bisa turun dari pohon itu. Aku meronta-ronta seperti anak kecil.. dan tiba-tiba ada anak laki-laki seusiaku yang menolongku. Dia memanjat pohon itu juga dan meraih badanku. aku ingat sekali apa yang dia katakan padaku saat itu.. 'jangan takut.. percaya padaku.. aku ada disini.. berhentilah menangis..' kalimat itu diucapkan dalam Bahasa Jepang.. dan saat aku turun dengan bocah itu, kami menginjak dahan yang salah.. dan kami terjatuh.. kepala anak itu terbentur batang pohon.. sedangkan lenganku terbentur batu yang ada di bawah.. begitulah.." kata Hitonin panjang.
Kisah itu.. kisah itu..
"Hey hey Marius!!" kata Hitonin sambil melambaikan tangannya.
"Ya maaf.. hahaha kisah yang menarik.." kataku lalu berusaha tertawa.
YOU ARE READING
A Wrong Love (Marius Yo Fanfic)
FanfictionMarius Yo cowo turunan Jerman-Jepang ini pergi ke Indonesia untuk study tour. Pada awalnya dia pergi ke Indonesia itu untuk lari dari masalah. Akankah dia terbebas dari masalahnya? Apa yang akan dia temukan di Indonesia?