???

1.4K 75 13
                                    

Sore itu, Galen mengendarai motornya di jalanan yang sepi. Langit mulai menguning, sinar matahari terakhir menyisakan hangat yang samar di kulitnya. Angin sore berhembus pelan, membuat perjalanan terasa tenang—setidaknya, sampai ia mendengar suara familiar dari kejauhan.

TENGTONG TENGTONG TENGTONG!

Palang rel kereta api di depan perlahan turun, menandakan bahwa sebentar lagi kereta akan melintas. Galen menghela napas dan menarik tuas rem, menghentikan motornya tepat di depan palang yang kini tertutup.

"Hmm... kereta apa yang jalan jam segini?" gumamnya, alis sedikit mengernyit. Biasanya, di jam seperti ini, jalur itu sudah sepi.

Dari kejauhan, lampu kepala kereta mulai tampak. Semakin lama, semakin mendekat. Lalu—

SWOOOSSH!

Kereta itu melintas dengan kecepatan yang tidak biasa. Terlalu cepat. Angin kencang yang ditinggalkan hampir membuatnya kehilangan keseimbangan di atas motornya. Ia sedikit menyipitkan mata, mengikuti ekor kereta yang dengan cepat menghilang di kejauhan.

Dan kemudian…

Semua berubah.

Galen berkedip sekali. Dua kali. Lalu matanya membelalak.

"Lho? Eh? Ini di mana anjir?!"

Tadi di sekelilingnya hanya ada lahan kosong dan sawah. Namun sekarang, ia berada di persimpangan kota yang asing. Bangunan-bangunan menjulang di sekelilingnya, kendaraan berlalu lalang, dan suara riuh kehidupan kota menggantikan keheningan sore yang tadi mengiringinya.

"What the... APAAN INI NJINGG?!" suaranya meninggi, refleks mencengkeram setang motor lebih erat meskipun rasanya percuma.

Matanya kemudian menangkap sosok lain di persimpangan depan. Seorang pria bertubuh langsing, berpakaian kasual dengan tas ransel menggantung di punggungnya. Pria itu baru saja keluar dari sebuah kafe, namun ekspresinya sama bingungnya dengan Galen. Ia celingukan ke segala arah, seolah tidak mengenali tempat itu.

Di persimpangan kiri, seorang pria lain terlihat mengenakan tracksuit hitam, tampak seperti baru selesai jogging. Sama seperti yang lain, dia juga terlihat kebingungan, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri seperti mencari petunjuk.

Di persimpangan kanan, seorang pria dengan setelan formal hitam dan mantel senada baru saja keluar dari mobil. Ia juga sama terkejutnya, matanya menyapu area sekitar dengan ekspresi penuh tanda tanya.

Galen menelan ludah.

"Apa-apaan ini..." gumamnya, kali ini dengan nada yang lebih serius. Jantungnya berdebar kencang.

Sesuatu jelas tidak beres.

.
.
.
.

Para MC cerita harem dari Hajunverse baru saja terkirim ke satu dunia asing yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para MC cerita harem dari Hajunverse baru saja terkirim ke satu dunia asing yang sama.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Housemates!! [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang