Tarik. Buang. Huuuhhh. Tarik. Buang. Aku menarik nafas dalam-dalam. Ya ampun! Aku gugup sekali! Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Aku sangat takut jika aku bertindak bodoh tanpa sadar ketika aku memperkenalkan diri nantinya. Pasalnya, ini kan bukan Indonesia. Ini Amerika, bung! Negara yang paling bangsat yang pernah aku tahu! Oh maaf, aku cuma terbawa suasana gara-gara aku terlalu nervous.
Oke, biar kujelaskan kenapa aku bisa terdampar di negara kapitalis ini. Jadi sebenarnnya aku sudah kelas 2 SMA semester pertama di Indonesia. Dan aku tidak sengaja berbuat suatu kesalahan yang membuat papaku murka, yaitu ketika selesai UTS aku pergi berlibur ke Lombok dengan temanku selama seminggu tanpa mengabari papaku. Yang berarti juga aku bolos, karena kau tahu sendiri kan kalau habis UTS tidak ada libur? Yah.. dan hasilnya papaku murka besar. Dan dia juga malu berat. Pasalnya dia sudah melaporkan aku sebagai anak hilang pada kantor polisi, dan berita tentang aku hilang pun bahkan sudah tersebar di internet. Lalu sekonyong-konyong aku pulang ke rumah seperti tak punya salah. Dan dia menghukumku dengan memindahkanku kesini. Entahlah, papaku memang nyentrik sekali orangnya. Kalau biasanya seorang anak disekolahkan ke luar negeri karena anak tersebut berprestasi, aku malah dikirim kesini lantaran dihukum. Tapi papaku tidak sebodoh itu, dia tahu saja kalau aku benci Amerika.
Ya Tuhan! Kalaupun papaku memindahkanku ke Kutub pun aku rela! Anakmu ini rela pa! Tapi jangan disini. Aku benci Amerika! Aku menghela nafas dengan putus asa. Membahas Amerika selalu membuatku badmood.
Dan disinilah aku sekarang. Sedang kebingungan mencari ruang tata usaha. Ya ampun! Hari pertama saja sudah membuatku hampir gila! Lalu bagaimana dengan 2 tahun ke depan? Ya Tuhan.. Dapat dipastikan bahwa aku telah menghuni salah satu bangsal di rumah sakit jiwa! Dan daritadi aku sudah berputar-putar tidak jelas tanpa menemukan ruang tata usaha, dengan berat hati aku pun memutuskan untuk bertanya pada kumpulan para bule yang tidak jauh dariku. Oh tunggu! Bule? Bukannya aku yang bule disini, ya? Aku seorang bule di negara para bule. Hahaha! Apa sih?! Lihatkan? Aku sudah gila di hari pertama.
" Permisi, bisakah kalian menunjukkan arah ke ruang tata usaha? " Aku bertanya sesopan mungkin dengan senyum yang kubuat seramah mungkin juga. Seketika mereka berhenti bicara, lalu menatapku seakan-akan mereka adalah mesin scan dan akulah lembar jawaban yang harus mereka periksa dari kepala sampai kaki tanpa cela. Okay... Aku hanya mencoba biasa saja walaupun sikap mereka sangat menjengkelkan untuk sekarang. Aku hanya perlu mengingat bahwa hal ini akan setimpal dengan info yang akan mereka berikan padaku.
" Asian? " Aku mengernyit ketika mereka malah balik bertanya. Oh, maksudnya mereka bertanya aku ini orang Asia apa bukan gitu? " Oh, ya. Asian " jawabku sesopan mungkin. " Oh.. Pantes " celetuk salah satu dari mereka. Heh! Apanya yang ' oh.. pantes ' coba? Memang kenapa kalo aku orang Asia? Masalah gitu buat situ? Aku jadi keki sendiri dengan mereka.
Lalu untunglah mereka berhenti bersikap annoying dan menunjukkan jalan yang benar padaku. Apa sih bahasaku ini! Maksudku mereka menunjukkan jalan yang benar menuju ruang TU. Setelah aku berterimakasih ( untungnya aku masih ingat dengan kesopanan )aku pun langsung meluncur kesana. Sesampainya disana aku menyelesaikan beberapa administrasi dan mengambil jadwal, kunci loker dan bukuku.
Setelah aku menata buku di loker, aku pun melihat jadwalku untuk hari ini. Biologi di hari pertama. Rupanya entah kenapa aku merasa takdir sedang berkomplot untuk membuatku merasa sangat sial hari ini. Tapi aku cukup beruntung karena tidak merasa kesulitan mencari kelas Biologi. Aku pun mengambil kursi di tengah-tengah, karena hanya kursi itu yang tersisa. Aku melihat di sekelilingku. Di depan ada golongan kulit hitam, di belakang ada golongan Amerika, samping kanan dan kiri.. entahlah.. aku tidak bisa menebak. Kurasa dari Eropa dan Amerika Latin. Ya ampun, aku orang Asia sendiri disini. Rasanya aku seperti ada di dalam film Freedom Writers saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Will Be Loved
Teen FictionAku hanyalah seorang remaja putri yang mempunyai ceritaku sendiri.