Drrt...Drrt...
Ponsel pintar ku bergetar tepat di samping bantalku. Akupun membuka lockscreen dan melihat siapa yang menelpon ku pagi pagi buta seperti ini.
Mark, teman masa kecilku yang sekarang sedang menjalani kuliahnya di Amerika, kenapa dia menelponku ? Apa kuliahnya sudah selesai ? Ah, sudahlah, angkat saja...
"Hey, Markeu~. Ada apa ?" tanyaku masih setengah tertidur, "Bagaimana kabarmu ? Bisakah kau menjemput ku dibandara ? Aku sudah pulang dari Amerika..." ucapnya dengan nada datar.
"Aku ? Aku baik baik saja... Bukannya dibandara banyak taksi ? Kenapa harus aku yang menjemputmu ?" elakku padanya, "Eyy, ayolah... Kau kan sahabatku..." bujuknya dengan nada manja. Kau pikir aku mempan dengan rayuanmu itu ?
"Kau lupa aku punya philematophobia ?" ucapku mencoba membuat alasan.
"Apa hubungan nya menjemputku dari bandara dengan phobia ciuman ?"
"Kau kan mesum... Baiklah, kau mau dijemput jam berapa ?"
"Sekarang... Sekalian aku menginap dirumah mu ya ? Ya ? Ya ? Ya ?" tanya nya bertubi tubi.
"Baiklah, tapi kau sekamar dengan Yugyeom ya ?"
"Ok"
Tuut...Tuut...
Dia memutuskan sambungannya duluan, dasar tak sopan. Padahal aku 2 minggu lebih tua darinya. Ah, jam berapa ini ? Aku harus segera mandi dan sarapan lalu menjemput Mark.
-
"Hey, kenapa kau memakai masker ?" akupun menatapnya dengan tatapan "cepat-masuk-ke-mobil-atau-aku-akan-meninggalkanmu".
Seolah mengerti arti tatapan ku, ia pun segera masuk, dan seperti biasa aku menjadi supir.
"Kenapa kau selalu bersikap dingin pada laki laki ?"
"Kau lupa, eoh ? Karena phobia itu juga aku jadi membenci lawan jenis ku..."
"Kau tahu ? Aku ingin mengembalikan dirimu yang dulu, bagaimana pun caranya..."
Aku sontak mengerem mobilku, "Mwo!? Jadi kau bermaksud menyembuhkan phobia ku ?", Mark hanya menjawab nya dengan sebuah anggukan.
"Bagaimana caranya ?" tanya ku disela kegiatan menyetir mobil yang ku kendarai, "Dengan terapi..." jawabnya santai.
"Dan berarti..." ia menggantungkan kalimatnya, "Jangan berpikir yang tidak tidak !" aku menjitak kepalanya pelan.
"Hey, sakit tahu..." eluhnya sambil mengelus elus kepalanya yang sakit akibat kujitak.
"Sudah sampai, ayo turun" ajakku, akupun turun dan membuka pintu rumah, "Aku pulang..."
"Noona ? Kau sudah pulang ? Mana Mark hyung ?" aku menunjuk Mark yang tampaknya terkesima dengan rumah warisan ayahku yang terbilang 'cukup' besar untuk dua orang.
"Hyuuung, aku merindukan mu !!" dengan kecepatan cahaya(?) Yugyeom berlari menghampiri Mark dan memeluknya erat, bahkan lebih erat daripada pelukan nya padaku.
"Noona, sedang apa kau disitu ? Cepat masakkan kami makan siang..." suruh Yugyeom. Kau mulai kasar, eoh ?! Dasar anak kecil !
Aku berjalan gontai kearah dapur, dan mulai memasak makanan kesukaan Yugyeom, sosis goreng(?).
-
Disaat aku sedang asyik asyiknya menggoreng, tiba tiba saja ada sepasang tangan melingkar dipinggang ku, dan aku tahu siapa pemilik tangan itu.
"Sabarlah sedikit Yugyeom-ah. Aku baru saja mulai masak..." keluhku sambil mengangkat sosis yang sudah matang lalu menaruhnya dipiring.
"Siapa bilang aku Yugyeom ? Aku Mark..."
Aku menghela nafas, "Terserah, sekarang lepaskan aku..." aku mencoba melepaskan tangannya, "Tidak mau..." rengeknya seperti bayi.
"Kenapa ?" tanyaku dengan nada pasrah. Mark tak menjawab, ia malah mengeratkan pelukannya, yang membuatku susah bergerak.
"Hyung ? Noona ? Apa yang sedang kalian lakukan ?" Mark sontak melepaskan pelukan nya lalu menjauhkan jaraknya dengan ku. Manik ku melirik wajah Mark yang memerah, ada apa dengan nya ?
"Tidak ada apa apa, kok...Ayo makan..." ia mencoba menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Ah, baiklah..."
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
[GOT7 FF] Philematophobia (Slow Update)
FanfictionKim Yeonjoo, seorang yeoja berusia 21 tahun pengidap 'Philematophobia', yang menyebabkan ia takut tertular kuman atau bakteri yang berasal dari 'ciuman'. Suatu hari, teman masa kecil Yeonjoo, Mark yang mrnjalani kuliahnya di universitas terkemuka di...