"Tante, Kinannya ada di rumah?" tanya Aldo kepada Rani begitu sampai di rumah Kinan.
"Sebaiknya kamu jangan ketemu sama dia dulu nak, dia sedang ingin sendiri dulu, dia bilang dia tidak ingin bicara dengan kamu," ujar Rani.
"Tapi saya perlu bicara dengan Kinan tante," mohon Aldo.
"Tante mengerti, tapi untuk kali ini tante minta kamu jangan menemui dia dulu," ujar Rani.
"Tante ini sangat penting," mohon Aldo lagi.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Rani seraya menawarkan Aldo duduk di kursi teras.
Aldo duduk di samping Rani dan menceritakan segala sesuatu yang telah terjadi antara Kinan dan dirinya.
"Saya tidak mengerti kenapa Kinan yang selama ini mengharapkan saya malah menolak saya," ujar Aldo akhirnya dengan putus asa.
Rani tersenyum setelah mendengar semua penjelasan Aldo, "Nak Aldo, suatu saat nanti juga kamu akan tahu apa yang terjadi pada Kinan," uajrnya yang membuat Aldo bingung.
"Apa ada yang Kinan rahasiakan dari saya?" tanya Aldo disambut senyuman halus Rani.
"Kamu bersabar saja yaa, tente masuk dulu sebaiknya kamu pulang," ujar Rani sambil lalu masuk ke dlam rumah dan menutup pintu meninggalkan Aldo terpaku pada kebingungannya.
Ada apa ini?
Lagi-lagi pertanyaan itu yang terus muncul belakangan ini di kepala Aldo.
#
Seminggu kemudian...
Aldo berjalan masuk ke dalam kelasnya yang sudah seminggu ini tidak ia hiraukan dan duduk di bangkunya yang tepat di belakang bangku Kinan. Aldo terus menatap bangku Kinan yang kosong, sampai teman sebangku Kinan, Slena datang dan menganggetkan Aldo.
"Woi melamun aja!" katanya.
"Hai Slen," sapa Aldo, "Kinan datang sekolah?" tanyanya.
Slena menatap Aldo bingung, "Lah, bukannya kalian sama-sama izin bareng ya? Kami kira kalian pergi bareng atau lagi ada masalah," kata Slena bingung.
Aldo tak kalah bingungnya, "Sejak kapan Kinan nggak datang sekolah?" tanyanya.
"Sejak kamu nggak dateng sekolah," jawab Slena, kemudian tatapannya menyelidiki, "Kamu nggak tahu kabar Kinan?" tanya Slena dan Aldo menggeleng, "Loh bukannya kamu sahabat dia? Seharusnya kamu tahu dong," kata Slena lagi.
Aldo tercenung dengan ucapan Slena, "Sahabat?" tanya Aldo lirih kepada dirinya sendiri namun Slena dapat mendengarnya.
"Iya kalian kan sahabatan," katanya.
Sahabat? Apa ia sahabat Kinan? Kenapa tidak terpikirkan olehnya selama ini? Ia memang bukan pacar Kinan, bahkan ia ditolak Kinan, tapi ia adalah sahabat Kinan! Ia harus tahu kenapa Kinan tidak masuk sekolah karena Kinan adalah sahabatnya, bukan! tapi orang yang berharga dalam hidupnya!
Tiba-tiba Aldo berdiri dari duduknya sambil tersenyum membuat Slena bingung dengan perubahan sikap Aldo yang terlalu cepat itu.
"Kamu kenapa?" tanya Slena.
Aldo menatap Slena sambil tersenyum, "Makasih ya Slen, aku mau pergi dulu," kata Aldo tanpa menunggu jawaban dari Slena lagi ia segera pergi ke parkiran, mengambil motornya dan melesat pergi ke rumah Kinan.
#
Tok! Tok! Tok!
"KINAN! KINAN! Tante Rani!" teriak Aldo sambil sesekali mengetuk pintu rumah Kinan, namun tetap tak ada jawaban, "Ki..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Itu Hatinya (End)
Teen FictionBicara kata terlambat dan menyesal. Kedua hal itu selalu datang di akhir peristiwa. AN: ini bukan cerita bagus, yang buat penulis amatir.