luke pov
Aku duduk didepan layar laptopku. Tanganku sibuk membalas mention dari bianca, gadis asing yang tidak sengaja kukenal melalui twitter dua minggu lalu.
Sejak hari itu, aku sering menyapanya melalui twitter, mengucapkan selamat malam dan pagi untuknya, sekedar menanyakan kabar dan bagaimana harinya, aku juga sering memintanya untuk mengirimku beberapa foto dirinya dengan outfit yang berbeda setiap hari. Dia tidak terlihat keberatan dengan hal itu.
Bianca adalah anak yang lucu dan manis. Aku sering tertawa ketika dia membalas mentionku dengan joke-joke lucu buatannya. Dia juga suka memberikanku sebuah perhatian saat aku sedang sakit dua hari lalu. Dia mengirimku sebuah paket berisi sebuah beanie berwarna hitam dengan secarik kertas yang bertuliskan "agar kau tetap hangat, penguin xx" itu adalah hal termanis yang pernah kubaca selama hidupku.
Aku dan bianca hanya berbincang melalui twitter selama ini. Ah tidak, aku lupa. Kami pernah bertukar nomor telepon, dan aku pernah menelponnya beberapa kali. Suaranya lembut seperti michael. Haha tidak. Suaranya adalah suara yang paling bagus yang pernah kudengar.
Kami belum pernah bertemu. Aku ingin sekali menemuinya, dan mengatakan "apakah kau mau pergi berkencan denganku?" yup! Kau tau aku sangat menyukainya sejak pertama kali dia katakan "hay!" kepadaku lewat telepon. Haha konyol, tapi aku serius dengan hal ini.
***
Hari ini, aku mengundang jessy, sahabatku sejak dua tahun lalu. Dia selalu bersamaku, menemaniku dirumah, membantuku dalam segala hal, dan pergi jalan-jalan bersamanya saat holiaday. Dia hampir bersamaku 24/7. Kita teman yang baik.
Aku memintanya untuk datang kerumahku, membantuku memilih pakaian dan menemaniku untuk pergi kekonser one direction. Ah, aku sebenarnya tidak bermaksud untuk datang kesana, hanya saja, bianca sangat mengilai one direction. Jadi hari ini aku akan mengajak bianca, bertemu dengannya dikonser itu untuk pertama kalinya, dan menyatakan perasaanku terhadapnya. Ini akan menjadi hal teromantis yang pernah kulakukan untuk seorang wanita. Oh luke, kau rajanya! Semoga bianca menerima ku.
Ting tong
Bel rumahku berbunyi. Aku tau itu pasti jessy. Sahabatku yang tadi aku ceritakan. Aku beranjak untuk membukakan pintu itu untuknya.
"Hey.." dia memberiku satu pelukan.
"Jadi bagaimana?" aku tau dia akan menanyakan soal bagaimana aku harus menyatakan perasaanku kepada bianca malam ini.
"Aku akan mengajaknya menonton konser one direction malam ini," jawabku dengan alis yang kunaik turunkan.
"No way.." jessy mengebuk lenganku. Dia tersenyum tidak percaya.
"Aku tau one direction akan datang ke sydney hari ini. Jadi aku sudah pesan tiketnya saat bianca bilang kalau band favoritenya adalah one direction.." jelasku. Sejurus dengan itu, aku mengeluarkan tiket dari saku jaketku.
"One direction!!!" seruku sambil mengibaskan tiket itu didepan wajah jessy.
"Bianca akan bahagia. Sangat sangat bahagia!" ucap jessy. Dia sudah tau soal bianca dan soal aku menyukai gadis itu. Aku selalu menceritakan bianca padanya. Awalnya aku khawatir untuk bercerita tentang bianca didepan jessy. Tapi jessy sahabatku, dia pendengar yang baik.
"Aku mau kau menemaniku, jess.." pintaku.
"Tidak bisa luke, aku tidak punya tiket untuk itu. Aku akan menunggumu diparkiran, okey,"
"Tidak. Kau ikut kedalam karena aku punya tiga tiket!" aku mengeluarkan satu tiket tambahan untuk jessy dari kantung sakuku yang lainnya. Aku tau dia juga suka one direction. Jadi aku sengaja membelinya untuk jessy.

KAMU SEDANG MEMBACA
OUT OF MY LIMIT - ONESHOOTS
Fanfictionbook ini adalah kumpulan oneshots yang pernah gue buat, dan bakalan di repost disini biar lebih rapih.