Awal Pertemuan

33.4K 851 29
                                    

Adeeva sibuk membereskan pakaiannya ke dalam koper, pagi ini menjadi pagi yang melelahkan, sebelum pulang ke negaranya ia harus membereskan semua ruangan apartemennya.

"Ouufhh, sudah siang gini baru selesai. Oke tidak apa2, indonesiaaaaaa i'm commiiing." teriakan Adeeva dalam ruangannya,

malam ini Adeeva akan pulang ke negaranya Indonesia, setelah akhir akhir ini sibuk dengan pekerjaannya.
Usianya memang masih muda 19 tahun. Tapi, kegigihan dan semangatnya agar keinginannya tercapai sangatlah kuat. Ia sekarang menjadi aktris terkenal di Turki, aktris muslimah yang hanya memilih peran islami, tapi popularitasnya sama sekali tidak menurun, masyarakat sangat menyukainya, gadis muda, muslimah, rendah hati, begitulah pikir mereka.

Tok...tok..tok...
Medengar suara ketukan pintu, ia bergegas membukanya.

"Assalamualaikum va, siap?." suara Zahra, tetangga sekaligus sahabat Adeeva di Turki.
Apartemennya hanya bersebelahan jadi kapan pun mereka bisa bertemu.
Zahra orang Turki asli, wajahnya sangat manis, hidung mancung seperti ras kebanyakan.
Dan malam ini, Zahra akan pergi ke Indonesia menemani Adeeva, sekaligus berlibur.
Indonesia, negara yang sama sekali belum pernah zahra tahu.

"Waalaikumsalam ra, Aku baru saja mau ke sebelah," terlihat ia sudah siap dengan gamis, jilbab hitamnya, dan 2 koper yang digenggamnya,

"Oke va, kita berangkat sekarangya, jangan lupa kunci pintu." mereka keluar bersamaan dan deeva mengunci pintu.

Di lift apartemen, mereka asik berbincang mengenai kegiatannya yang akan mereka lakukan setibanya di Indonesia nanti.

Ditengah perbincangan terdengar suara pesan line, dari handphone Deeva, penasaran dengan isinya iyapun membuka pesan yang tertuju untuknya.
Setelah membacanya, entah mengapa raut wajahnya menjadi ceria dan senyum sendiri.

"Hey va, kenapa kau senyum senyum sendiri? seperti orang gila saja." tanya Zahra, melihatnya saja ia geli, sahabatnya ini kenapa.

"Aku, aku gak apa-apa ra, kamu tahukan aku akan pulang, ini membuatku senang sekali, aku rindu ayah ibuku." elak Deeva, mungkin belum saatnya iya cerita.

"Hhmm,, iya." Zahra melihat kejanggalan pada Deeva.

Ting..
Suara lift terbuka, mereka berjalan menuju pintu keluar dan mencari taksi, setelah naik taksi, Zahra dibuat pusing dengan pikirannya sendiri, ia melihat Deeva sibuk dengan handphonenya sendiri, membuatnya lupa dengan adanya Zahra disampingnya.

"Va aku ko dicuekin!!." Sebal Zahra.

"Sory deh ra, hehe."

"Kamu kenapa sih dari tadi senyum sendiri sambil mainin hp mu?." Keponya Zahra mulai kumat

"Tidak ra."

"Apa ini ada hubungannya dengan cowok instagram itu?."

"Emhh, yah begitulah." akhirnya Deevapun buka suara, dan menceritakannya pada Zahra, Deeva memang tidak bisa menyembunyikan apapun kepada sahabatnya ini, mungkin Zahra memang sudah mengerti Adeeva.

"Mmhh begitu, boleh saja kagum dengan seseorang. Tapi tahukan, tidak boleh melebihi Allah dan Nabimu?."

"Tentu saja ra, Insyaallah tidak. Aku hanya kagum saja kok. Lihat deh ra ig nya, iya seakan mengingatkan kita untuk selalu mengingat Allah." Deeva memberi hpnya kepada Zahra, mulai dengan memperlihatkan video murattalnya, solawat, serta fotonya.

"Va cakep ya ni cowok? Indonesia banget mukanya."

"Ya ampun ra, dia memang Indonesia asli. Lagian kamu ini, liat cowok cakep sedikit aja, hebohnyaaaaa."

"Sory deh, ya ampun suaranya va, aku suka. Gak salah kau mengagumi dia."

"mbak kita sudah sampai airport." supir taksi menyadarkan dua sahabat ini yang sedang asik berbincang.

"Iya pak terimakasih." ucap Adeeva

Mereka berdua bergegas menuju bandara, setelah lama menunggu, pramugari mengabarkan bahwa pesawat akan segera terbang.

Sepanjang perjalan mereka berdua tertidur dengan pulasnya, jarak Turki menuju Indonesia membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam.
Dalam pesawat, tidak banyak hal yang mereka perbincangkan, Adeeva sedang fokus dengan Novelnya, sedangkan Zahra fokus dengan majalah yang ia sengaja bawa.

Siang ini, mereka berdua sudah berada di Indonesia, supir yang menjemput Adeeva sudah menunggu di parkiran, setelah berada dalam mobil, Deeva memulai percakapan

"Pak Haris, Ayah ibu sehat? Kak zaf?." Tanya Deeva kepada supirnya itu

"Alhamdulillah de, keluargamu sehat." semua keluarga sampai pembantu rumah tangga memang memanggil Deeva dengan sebutan dede. Dalam rumah, pembantu pun sudah di anggap sebagai keluarga.

Sesampai dirumah, betapa bahagianya dia, baru sampai pintu masukpun orangtuanya sudah memeluknya dan menciumnya.

"Assalamuailaikum bu, yah." salam Deeva, mencium punggung tangan orangtuanya.

"Waalaikumsalam de, Alhamdulillah sampe dengan selamat ya nak. Ayo masuk." ucap ibu Maryam, ibu Adeeva.

"Alhamdulillah bu, oyah aku bawa sahabatku Zahra, dia gak bisa bahasa Indonesia, ibu ngobrol aja sama zahra pakai English ibu yang paspasan itu, haha." canda Deeva

"Kamu ini nak." senyum bu maryam

"Assalamualaikum tante om." salam Zahra

"Waalaikumsalam nak, panggil saja om dan tante ini ayah dan ibu. Ya?."

"Oiya om, eh ayah." ucapnya dengan bahasa inggrisnya.

Merekapun segera duduk di ruang tamu dan mengobrol kecil, sekedar menanyakan kerjaan, kabar dan sebagainya, Zahrapun begitu, ibu maryam nampak akrab dengan Zahra, Zahra memang cepat menyesuaikan diri, iapun terlihat nyaman dengan keluarga deeva.
Deeva tak melihat kakaknya menyambutnya, kakaknya ini kemana.

"Yah, kak Zaf mana?." Tanya Deeva

Belum ayahnya menjawab pertanyaan Deeva, terdengar ketukan pintu.

Tok..tok..tok... Assalamualaikum..

"Waalaikumsalam.." jawab dalam ruang berbarengan.
Sebenarnya pintu rumah tidak sedang di kunci, hanya saja mengetuk dan ucap salam saat seseorang datang sudah menjadi kebiasaan orang rumah..
Terlihat kak zaf bersama 5 orang temannya memasuki ruang tamu.

"Ya ampun dek, kapan sampe? Kenapa gk bilang kakak, tau gitu kakak jemput." kak zaf terlihat antusias dengan kedatangan adik kesayangannya ini, kak zaf merentangkan tangannya isyarat ingin memeluk Adeeva,

"Yaampun kakak iniii, aku udah line kemarin sebelum aku berangkat, kkaknya aja yg sok sibuk, gk read juga." manja Deeva, membalas pelukan kakaknya ini.

"Hey nak ayo masuk, jangan melongo di pintu, aduh kakak ini, temennya suruh masuk ke." ibu maryam mengajak teman Zafran, kkaknya Deeva ke ruang tamu.

"Ya ampun koper ku," ingat Zahra

"Oiyah, koperku bu masih di mobil, aku sama zahra ambil koper dulu ya?
Kak zaf, aku tinggal ya."

Adeeva dan Zahra menuju keluar rumah untuk mengambil kopernya yang tertinggal di mobil, dilihatnya seseorang yang berjalan paling belakang diantara temannya kak zaf, saat sadar..

"Ya ampun!!." Kaget Adeeva

Suamiku IdolakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang