1

146 6 0
                                    

Kim Yura, gadis manis yang berusia 17 tahun. Ia bersekolah di daerah Gangnam, lumayan mahal biaya pendidikannya, tapi Yura tidak dibebankan oleh itu. Yura termasuk perempuan yang pintar dan berbakat, karna itu ia masuk ke sekolah ini dengan IQ nya yang bisa dibilang diatas rata rata ini. Ayahnya hanyalah seorang pegawai kantoran yang gajinya tidak terlalu besar, dan ibunya hanya lah seorang ibu rumah tangga.

Hari ini adalah hari pertamanya masuk ke sekolah menengah atas. Ia sempat memikirkan, bagaimana jadinya jika ia bersekolah ditempat sekolah yang bisa dibilang hanya untuk orang kaya? Tapi setelah appa menyadarkannya dari lamunan itu ia mulai tersadar dan membuang pikiran buruknya itu.

"Cepatlah Yura, appa akan terlambat berangkat bekerja nanti jika kau terus melamun didepan cerminmu itu." Ucap ayah Yura, Kim Yoo Jin.

"Mianhae appa." Balas Yura sambil tersenyum manis kepada ayahnya.

"Cepatlah, kau akan terlambat nanti, Nak." Tegas Kim Yoo Jin

"Arraseo appa" balas Yura lagi.

Yura pun segera menuju ruang makan, yang berada tidak jauh dari kamarnya. Disana ada eomma dan appanya. Benar! Dia hanya anak semata wayang dari keluarga Kim. Tapi, dengan begitu bukan berarti Yura adalah anak yang manja. Melainkan ia sangat mandiri. 15 menit sudah Yura menghabiskan waktunya untuk sarapan bersama keluarga kecilnya, akhirnya ia pun segera berangkat ke sekolahnya yang diantar oleh appanya dengan menggunakan mobil. Ya, mobil kuno. Tapi ini tidaklah terlalu buruk baginya. [SKIP PERJALANAN]

@ Gangnam Perfection High School.

Setelah sampai disekolahnya Yura segera berpamitan dengan appanya.
"Appa, Yura pamit dulu, appa berhati-hatilah dijalan" ucap Yura sembari mencium tangan ayahnya.
"Baiklah, kau juga harus berhati-hati sayang. Jangan berbuat onar disekolah barumu, okay?" Canda appa Kim.
"Ayolah appa, sejak kapan anakmu ini menjadi sangat nakal? Aku tidak pernah melakukannya appa." Rengek Yura.
"Baiklah, appa percaya padamu. Pergilah. Nanti kau bisa terlambat masuk kelas." Sahut Appa Kim
"Arraseo Appa!" Lanjut Yura sambil tersenyum ceria kepada ayahnya.

Yura pun melambaikan tangannya kepada ayahnya sampai ayahnya tidak terlihat lagi dari pandangannya karna semakin menjauh. Yura pun segera memasuki area sekolah yang sangat luas ini. Ia menyusuri setiap koridor sekolah, mencari-cari dimana letak Mading yang biasa digunakan untuk pembagian kelas bagi murid baru.
Tak lama berjalan, Yura melihat segerombolan orang yang mengerumuni sesuatu, mungkinkah itu Madingnya? Pikir Yura. Yura pun segera menghampiri segerombolan itu.

"Permisi, kenapa ramai seperti ini? Ada apa?" Tanya Yura kepada seorang wanita yang berambut agak kecoklatan itu.

"Ah, ini pembagian kelas bagi siswa baru." Jawab gadis itu.

"Benarkah? Bolehkah aku melihatnya? Aku hanya ingin melihat aku ada dikelas mana saja, kok." Sahut Yura.

"Tentu Silahkan." Lanjut gadis itu dengan ramah.

Yura segera mencari dimana namanya, dan bingo! Dia menemukannya. Kim Yura - X-I
Baiklah itu tidak terlalu buruk, pikirnya. Ia pun segera berbalik badan, hendak menanyakan nama gadis itu, tapi nihil. Ketika ia sedang membalikkan badannya, ia menabrak seseorang, yang notabenenya adalah pria.

"Aww!" Pekik Yura.
"Gwaenchana?" Tanya pria itu.
"Ahh, gwaenchana." Sahut Yura.
"Baiklah, lain kali kau jangan ceroboh lagi. Lihatlah dulu sekelilingmu." Oceh pria itu.
"Mianhae, aku terburu-buru" lanjut Yura.

Yura pun segera berlari mengejar gadis itu, ketika ia melihatnya saat berdebat dengan pria itu tadi tanpa memperdulikan murid murid lain yang melihatnya lari sekencang itu.

"Kim Yura, " gumam pria itu, Yang Yoseob.

-YURA pov.-

Akupun mengejar gadis yang tadi ku tanyakan. Aku memanggilnya tetapi ia tidak juga menoleh.
Bodoh kau Kim Yura! Bagaimana dia bisa menoleh jika kau hanya memanggilnya 'hei'. Setelah beberapa lama aku mengikutinya, akhirnya gadis itupun berhenti. Ia sempat terheran melihatku bercucur keringat seperti ini.

"Kau kenapa?" Tanyanya

"Aku? Tidak apa. Ah soal yang tadi, aku sangat berterima kasih, Aku Kim Yura." Ucapku sambil tersenyum padanya.

"Tidak apa, aku Jung Hana. Kau bisa memanggilku Hana." Ucapnya lembut.

"Senang berkenalan denganmu, Hana~ya." Ucapku.

"Senang berkenalan dengan mu juga Yura~ya." Ucapnya sambil tersenyum manis.

"Omong omong, ini kelas X-1, bukan?" Tanyaku padanya.

"Benar, ini X-1. Kau disini juga Yura?" Ucapnya sambil tersenyum

"Iya, kau benar. Aku disini, apa jangan-jangan kita teman sekelas?" Dugaku cepat.

"Benar, kita akan menjadi teman sekelas Yura~ya." Ucapnya seraya memelukku.

Ini memang aneh tapi aku merasa, Hana adalah anak yang baik. Kita bisa menjadi teman bahkan sahabat. Benar bukan?

-To be continued-

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang