4

72 4 0
                                    

-Yoseob POV-

Apa yang tadi aku lakukan, Yura terkilir karena ku, dia jatuh juga itu karna aku. Kau bodoh sekali Yang Yoseob. Seharusnya kau menolongnya bukan membiarkannya. Baiklah esok hari aku akan meminta maaf padanya. Maafkan aku, Kim Yura.

-Yoseob POV end-

Keesokkan harinya

Yura yang sedang berjalan di lorong sekolah sambil berjalan pincang itu pun, melihat Chanyeol yang berada tidak jauh didepannya, segera memanggilnya.

"Chanyeol oppa!" Panggil Yura.
"Iya? Kenapa Yura?" Tanya Chanyeol sambil mengimbangi jalannya Yura
"Terima Kasih buat yang kemarin, oppa." Jelas Yura.
"Sama-sama, sudah seharusnya kan kita saling menolong?" Sahut Chanyeol.
"Ah benar, kita harus saling menolong, a-ku harus segera ke kelas." Ucap Yura.
"Belajar yang benar Yura." Ucap Chanyeol sambil mengelus kepala Yura.
"Iyya oppa." Sahut Yura sambil tersenyum.
Yura pun segera memasuki kelasnya.

-

"Hey!" Sapa yoseob
"Ada apa?" Tanya Yura ketus
"Aku ingin minta maaf atas kejadian kemarin, aku tidak bermaksud meninggalkanmu kemarin." Sesal Yoseob.
"Tidak usah dibahas, aku mengerti. Aku yang salah karna sudah menolak pertolonganmu. Aku minta maaf." Ucap Yura tersenyum.
"Kau tidak marah?" Tanya Yoseob
"Untuk apa aku marah? Seharusnya aku yang berpikiran seperti itu, mungkin kemarin kau meninggalkanku karna aku menolak pertolonganmu, jadi aku yang seharusnya minta maaf padamu, Yoseob." Jelas Yura

Bukan karna itu, tetapi tentang kau dan pria yang bernama Chanyeol itu. Pikir Yoseob.

"Kenapa kau diam?" Tanya Yura yang berhasil membuat Yoseob tersadar dari lamunannya.
"Tidak, aku tidak apa-apa. Kau mau ke kantin?" Ajak Yoseob.
"Tidak, kakiku masih sakit, aku tidak bisa berjalan jauh. Kau saja yang ke kantin. Aku ingin mengerjakan soal ini." Ucap Yura sambil menunjuk buku latihan Bahasa Inggrisnya.
"Ayolah Yura, aku akan menjajanimu sebagai permintaan maafku." Seru Yoseob.
"Tidak usah, kau tidak salah. Sudahlah kau pergi sana. Aku ingin mengerjakan tugas." Jelas Yura lagi.

Yoseob yang geram pun segera menarik pelan Yura keluar dari kelas menuju kantin.
Yoseob tidak menyadari bahwa Yura sedari tadi menahan sakit yang ada dikakinya. Hingga Yura yang merasa sakit yg hebat pada kakinya pun terjatuh. Yoseob pun tersadar akan hal itu.

"Yura! Gwaenchana? Mianhae." Tanya Yoseob khawatir.
"Gwaenchana. Kau berlebihan aku tidak apa-apa. Serius." Ucap Yura tersenyum.
"Berhentilah bersikap seolah-olah kau sangat baik-baik saja!" Bentak Yoseob.
"A-aku serius aku tidak apa-apa." Sahut Yura.
"Stop Yura! Kau itu sedang sakit. Berhentilah bersikap seperti itu!" Bentak Yoseob lagi.
"Dan berhentilah memaksaku, Yang Yoseob." Lirih Yura sambil menunduk dan meneteskan air matanya.
"Kau menangis? Mianhae Yura." Sesal Yoseob.
"Cukup Yoseob, aku ingin kembali ke kelas." Sahut Yura sambil berusaha berdiri
"Aku bantu ya." Sahut Yoseob.
"Tidak, aku tidak butuh bantuanmu, aku bisa sendiri." Ucap Yura yang tersenyum dibalik airmatanya.

Yura pun segera meninggalkan Yoseob yang mematung di lorong menuju kantin.
Yoseob merasa sangat bersalah kali ini pada Yura, tetapi ia tidak tau harus bagaimana lagi untuk meminta maaf kepada Yura.

Hingga dikelas pun ia berusaha berbicara kepada Yura tetapi Yura hanya diam, ataupun ia membalas perkataan Yoseob dengan senyum pahitnya. Yoseob pun hanya bisa mengamati Yura dari Jauh.

-

"Yura!" Panggil Chanyeol
"Ah Chanyeol oppa." Sahut Yura senang
"Pulanglah bersama ku." Ajak Chanyeol.
"Ah, mianhae. Hari ini aku dijemput Appa. Mian oppa." Sesal Yura.
"Tidak apa, esok hari kan bisa. Baiklah kalau begitu. Hati-hati ya." Ucap Chanyeol sambil mengelus kepala Yura.
"Ne oppa." Ucap Yura tersenyum.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang