10. Plan

2.6K 209 3
                                    

Gray terbangun dari tidurnya. Tepat setelah dia membuka matanya, sebutir air bening melintasi pipinya.

"Gray, apa yang kau tangisi?" Tanya Gray pada dirinya sendiri.

Gray keluar dari kamarnya dan menuju kamar mandi. Tepat setelah dia keluar dari kamar mandi, Gray melihat Leon yang sedang tertidur di sebuah kursi dekat jendela.
'Apa yang semalam dia lakukan?' Pikir Gray lalu membangunkan Leon.

"Leon! Bangun," kata Gray tapi Leon tak kunjung membuka matanya.

"Tch!" Gray mengambil sebuah gelas berisi air es dan menyiraminya ke wajah Leon.

"Tsunami!!" Teriak Leon kaget.

"Iya, tsunami!" Kata Gray menaruh gelasnya di meja makan.

"Kau sedang apa tertidur disana?" Tanya Gray ketus.

"Ah, tidak. Hanya tertidur saat ingin mengambil minum." Kata Leon berbohong.

"Kalau kau terus begitu, kau bisa tertidur di kulkas." Kata Gray dan Leon hanya tertawa kecil.

"Oya, bagaimana keadaan Kazuto?" Tanya Gray.

"Tumben kau bertanya seperti itu. Ada apa memangnya?" Tanya Leon sambil menyunggingkan senyumnya.

"Tch! Kalau tidak mau bilang, tak apa! Tak usah berbelit-belit!" Kata Gray

"Baik baik. Maaf, dia sepertinya baik-baik saja. Tapi tetap saja, aku khawatir padanya." Kata Leon.

"Sudahlah, memikirkan itu hanya membuat rambut rontok saja." Kata Gray meninggalkan Leon yang senyum-senyum sendiri.

Diruangan lain,

Chloe membuka matanya, dan langsung menutup matanya dengan tangannya untuk menghindari cahaya menyilaukan memasuki matanya.

"Hmm, aku lapar." Chloe langsung menuju dapur untuk mencari segelas susu.

"Gray, aku minta segelas susu. Iya, Chloe ambillah semaumu." Kata Chloe  sambil menirukan suara Gray . Tapi, Chloe kaget saat menyadari Gray ada dibelakangnya.

"Haha, maaf. Aku bercanda." Kata Chloe.

"Haahh, tak apa. Ayo! Kau sudah ditunggu dari tadi di halaman belakang." Kata Gray

"Memangnya sekarang jam berapa?" Tanya Chloe dan Gray langsung menunjuk arah jam dinding.

Chloe langsung terbatuk-batuk setelah meneguk minuman pertamanya hari ini. "Jam 9? Mimpi apa aku semalam bisa terbangun jam segini?" Kata Chloe sambil menuju kamarnya untuk mengganti bajunya.

Chloe lalu menuju halaman dan melihat semua temannya sudah berada disana.

"Maaf. Aku ketiduran." Kata Chloe langsung mendekati teman-temannya.

"Cepatlah duduk Chloe! Paman akan menjelaskan sesuatu." Kata Khanz dan Chloe langsung duduk disebelah Lyra.

"Jadi, yang ingin pamanmu ini ajarkan adalah, sebuah sihir penghancur." Kata Khanz

"Sihir penghancur? Bukannya paman sudah mengajarkan?" Tanya Lyra

"Tidak, ini adalah sebuah mantra spesial. Yang hanya bisa dilakukan oleh penyihir yang memiliki kemampuan tinggi." Kata Khanz

"Yang bisa mempraktekannya saat ini hanya Ibu dari Kazuto." Kata Khanz dan Chiaki langsung muncul dari belakang Khanz.

"Hai!" Kata Chiaki memberikan senyumnya.

"Chiaki, coba tunjukkan saja pada mereka. Mereka lebih senang praktek daripada teori." Kata Khanz dan Chiaki mengangguk.

"Elemenku adalah ledakan. Jadi, apapun yang ingin aku ledakkan akan meledak." Kata Chiaki.

Witch and WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang