Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah empat bulan ini, kamu menyimpan rasa pada seorang laki-laki bernama Jaehyuk. Perasaan itu tumbuh perlahan, tanpa kamu sadari. Hingga hari ini, kamu berdiri terpaku di tepi lapangan basket sekolah, menyaksikan sosoknya yang sedang menggiring bola, memantulkannya di lantai kayu dengan irama yang teratur dan memikat.
Jantungmu berdetak lebih cepat setiap kali bola itu masuk ke ring. Keringat membasahi pelipis Jaehyuk, membuat rambutnya sedikit basah dan jatuh menutupi dahinya. Lengan kekarnya tampak semakin jelas saat ia mengangkat tangannya untuk melempar bola. Kamu menghela napas pelan, tanpa sadar tersenyum sendiri.
Gila... seganteng itu sih, percuma banget kalo gak jadi pacar gue...
Tapi khayalanmu seketika buyar.
Jaehyuk tiba-tiba menghentikan permainannya. Ia menoleh ke arahmu. Menatapmu dengan dahi sedikit berkerut, seperti sedang bingung.
Lalu... ia berjalan mendekat.
Langkahnya mantap. Satu tangan mengusap pelipisnya, tangan lain masih memegang bola basket.
"Aku halu atau dari tadi kamu ngeliatin aku terus?" tanyanya sambil menatapmu dari jarak yang terlalu dekat untuk jantungmu berdetak normal.
Glek.
Kamu menelan ludahmu. Mencoba tersenyum, tapi wajahmu jelas-jelas memanas.
"Kok diem aja?" sambungnya, sedikit menunduk agar sejajar dengan wajahmu.
Jaehyuk tersenyum kecil. Senyuman yang lembut tapi berbahaya untuk sistem saraf kamu yang sudah tidak stabil sejak tadi.
"Kamu suka basket?" tanyanya.
Kamu menggeleng pelan. "Nggak sih. Tapi ngeliat kamu main tuh... seru. Jadi ya, aku pantengin."
Tawanya pecah ringan. Tidak berlebihan, tapi cukup membuatmu gugup setengah mati.
Tanpa aba-aba, ia duduk di sebelahmu. Aroma tubuhnya yang bercampur dengan keringat dan sabun mandi menusuk hidungmu terlalu dekat.
"Nama kamu siapa?" tanyanya sambil menoleh, matanya hangat menatapmu.
Ih, jangan gitu dong... meleleh...
"(y/n)," jawabmu, hampir tersendat. "Aku dari kelas 12.1. Salam kenal, Jaehyuk."
Ekspresi Jaehyuk berubah lucu. Ia mengangkat alis dan terkekeh pelan. "Kok kamu tahu nama aku?"
Kamu menunjuk nama di bagian dada jersey-nya. "Itu, ada di baju kamu."
"Oh iya ya," ujarnya, lalu tertawa lagi.
Kamu ikut tersenyum kecil. Matanya menyipit saat tertawa, membuat wajahnya tampak jauh lebih manis dari yang pernah kamu bayangkan. Dan kamu sudah membayangkannya cukup sering, jujur saja.