14 : Perjodohan Baby

4.6K 326 0
                                    

Author

"Jadi benar aku akan dijodohkan dengan Rio?" Tanya Baby kepada kembarannya Braden.

"Ya tadi Tante Palma datang ke sini dan aku sempat menguping pembicaraan mereka." Ucap Braden yang sedang tiduran di sebalah Baby.

"Kenapa harus ada yang namanya perjodohan sih?" Keluh Baby kepada dirinya sendiri.

Baby memejamkan matanya, "dan kenapa harus aku juga orang yang aku cintai terkena perjodohan? Apa memang Tuhan tidak mengijinkan kami untuk bersatu?" Keluh Baby lirih dengan air mata yang mulai mengalir.

Braden menoleh ke arah Baby lalu menghapus air mata Baby, "bukan, Tuhan bukannya tidak mengijinkan kalian. Tapi Tuhan ingin melihat seberapa jauh perjuanganmu juga Nate dalam memperjuangkan orang yang kalian cintai."

Nate berjalan ke arah kamar Baby karena sedang mencari Braden hingga dia mendengar perkataan Braden yang menusuk langsung tepat di hatinya,

"Semua membutuhkan perjuangan. Kalau kamu memang mencintainya, perjuangkanlah cintamu. Karena cinta tidak akan datang jika kita hanya berdiam diri dan menunggu cinta itu datang dengan sendirinya." Ucap Braden sambil menghapus air mata Baby.

Nate mengusap wajah frustasi, apa Baby mencintai orang lain? Dan perkataan Braden sangatlah cocok dengan dirinya. Dia menunggu, menunggu cinta itu datang ke dia tanpa dia berusaha untuk berjuang.

Tok tok tok

"Masuk." Ucap Baby berusaha tidak serak.

"Nate, ada apa?" Tanya Braden terkejut. Apa Nate mendengar pembicaraannya dengan Baby?

Begitu pula Baby, dia juga terkejut. Apa Nate mendengarkan pembicaraannya dengan Braden?

"Kata ayah, kalian suruh siap siap. Karena kita akan makan malam di luar untuk bertemu sahabat ayah." Jawab Nate.

Braden mengangguk lalu bangkit dari tidurnya. Sedangkan Baby tetap tiduran dengan mata seperti menerawang ke langit langit kamarnya. Kapan dia akan mendapatkan kebahagiaan?

"Lex, mandilah." Ucap Braden.

Baby menoleh lalu mengangguk. Seteah itu dia mengambil handuknya dan langsung mandi.

"Kau mencintai Lexa?" Tanya Braden sambil menutup pintu kamar Baby.

Nate membeku, dari mana Braden tahu itu?

"Matamu memberi tahuku Nate." Ucap Braden.

Braden menghela nafas berat, "jika kau memang mencintainya maka perjuangkanlah. Jangan menunggu cinta itu datang. Yang kau butuhkan hanyalah berjuang." Sambung Braden.

"Dia adalah adik angkatku Brad. Aku tidak seharusnya mencintainya." Ucap Nate lirih.

Braden tersenyum miring, "cinta tidak pernah mengenal status. Cinta mengenal yang namanya kenyamanan. Lagi pula kau dan dia tidak ada hubungan darah, tidak ada yang melarang itu Nate."

"Jangan sampai dia sudah bersama orang lain baru kau menyesal lalu berjuang, tapi disaat itu kau sudah terlambat untuk memperjuangkannya." Sambung Braden lalu meninggalkan sejuta kegelisaham di hati Nate.

"Sudah siap?" Tanya Braden kepada Baby.

Baby mengangguk, ya dia akan makan bersama di luar bersama sahabat ayah. Entah siapa.

"Wah anak perempuan ayah cantik juga ya." Puji Bryson melihat Baby.

"Thanks yah." Ucap Baby lalu berjalan menuju mobil keluarganya bersama yang lain.

Mereka sampai di sebuah restaurant mewah. Seorang wanita paruh baya melambaikan tangan ke arah mereka saat mereka memasuki restaurant itu.

"Tante Palma?" Tanya Baby bingung.

TBFS (3) Nate'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang