part 4. kehilangan

916 34 0
                                    

"Hentikan..!!" Aku menggeram pada Wita yg tangannya mulai menggerayangi tubuhku. Dan sialnya perempuan itu tidak menggubris. Dia tidak tahu setan dalam diriku mulai menguasai hati dan pikiranku.

Dengan sekali sentakan tubuhnya terlempar lima meter dari kursi kerjaku. Aku tidak peduli wajahnya yg terkejut dan marah. Aku lebih marah lagi padanya karena tidak mendengar omonganku dari tadi.

"Akbar...kamu kejam." Isaknya sambil berdiri dari lantai.

"Aku sudah bilang tidak ingin kamu ganggu kan...kamu dengar tidak.?"
kataku sambil memelototinya.

"Tapi..tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian....dan buka telinga lebar-lebar...aku tidak ingin melihat wajahmu didepan mataku lagi....dan sayangnya aku sungguh-sungguh." Aku bangkit dari kursi kerjaku dan merapikan bajuku yg telah terbuka semua kancingnya.
Sepatu Wita yg terlepas dikolong meja aku tendang dengan kaki kananku dan mengenai pintu keluar.

Wita masih menatapku nanar seakan tak percaya apa yg baru saja terjadi.

"Pergi atau kutendang kau seperti sepatumu itu..!!" teriakku emosi.

Wita berlari ke pintu sambil memungut sepatunya dan keluar. Rasanya dada ini menjadi longgar lepas dari himpitan batu berton-ton.

Uuuuhhhh...Aku membuang nafas lega.

Suara penjaga toko bunga Angel masih terngiang di telingaku sepanjang hari ini.

"Mbak Jodhanya menikah hari ini...dan sekarang saya yg tugas jaga disini...bisa saya bantu.?" tanya gadis berambut pendek yg kulihat seminggu ini.

Kepalaku berdenyut dan dadaku sesak. Jadi namanya Jodha dan hari ini sedang menikah.

Sakit mak..serasa jantungku dicabut dari tempatnya.

Kakiku terasa berat melangkah dan sepanjang hari tidak ada yg kukerjakan selain melamun membayangkan gadis bermata bulat itu sedang tersenyum. Tapi bukan padaku.

Mungkin malam ini saat aku masih disini dia sudah bergumul dengan suaminya entah siapa dia.

Aku menggeram merasa terkhianati mengingat aku sudah menyiapkan senyum mautku untuk memikatnya.
Tapi dia menghilang seminggu lebih untuk menikah.
Bukan salah dia sebenarnya karena aku juga belum pernah berkenalan dengannya. Aku dan dia tidak pernah saling mengenal. Tapi anehnya aku merasa memilikinya.

Aku meninju tembok dan mendengus saat Wita tiba-tiba masuk dan menuntunku ke kursi kerjaku.
Seenak jidatnya dia duduk dipangkuanku dan mulai menggerayangiku. Aku menutup mata menghayal tangan Jodha yg membelaiku. Tapi ternyata aku masih waras dan mengingatkan dia untuk pergi. Tangannya yg semakin liar setelah berhasil membuka kancing bajuku terasa kasar dan bayangan tentang gadis itu kembali muncul. Aku tak rela gadis itu menjadi milik laki-laki lain. Tidaaaakk.

Dan Wita terlempar setelah nekat bermain-main denganku. Aku yakin akan segera lupa pada wajah dan namanya. Karena mulai hari ini pintu hatiku telah ku kunci dan terpatri nama JODHA.

Ting...

Aku melangkah keluar lift dan masih mencari sosoknya meski sudah tau gadis itu tengah menikmati malam pertamanya.

'Ku merasa tlah kehilangan
Cintaku yg tlah lama hilang

Terdengar lagu kehilangan Firman dari soundsystem mall yg seakan disetel pas aku keluar lift.

Sialan...siapa oknum yg menambahkan ost lagu ini pada saat aku memang merasa kehilangan.

Tanganku mengepal menahan sakit di dada.

cerita kita belum lengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang