Prolog

42 0 0
                                    

Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Wangi dedaunan yang basah akibat hujan semalam, masih tercium dengan jelas. Ditambah dengan suasana langit yang sedikit mendung, membuat siapapun akan berpikir 2x untuk meninggalkan tempat tidurnya. Sama seperti gadis itu. Ia masih meringkuk dengan nyaman dibalik selimut yang memberikannya kehangatan

Wajahnya damai sekali, seakan tak ada beban yang ia tanggung. Cantik. Ya, dia memang sangat cantik. Aura kecantikannya membuat semua orang tertarik dengannya. Selalu ceria dan periang, ditambah sifatnya yang cerewet membuat ia mempunyai banyak teman. Siapa yang tidak kenal dia? Hah. Hanya manusia purba mungkin yang tidak mengenalnya

Carolina Rose Paramita. Itulah namanya. Nama yang cantik, secantik orangnya. Itu yang orang selalu bilang saat pertama kali bertemu dengannya. Seorang gadis berumur 20 tahun yang berasal dari keluarga berada, oh mungkin lebih tepatnya adalah dari kalangan atas Ibu Kota. Memiliki tubuh yang padat berisi, dengan tinggi mencapai 160cm membuat ia terlihat sangat sexy. Rambutnya tebal berwarna coklat gelap dengan potongan segi sebahu. Hidung yang mancung, alis yang tebal, manik mata coklat terang, serta bibir tipisnya mampu memikat penglihatan para pria. Sangat memikat

Ia sedikit menggeliat saat merasakan ada sesuatu yang basah menyentuh keningnya. Lalu tak lama, ia merasakan ada yang mengusap-usap puncak kepalanya. Familiar sekali rasanya

"Mit, mita.. Bangun mit.. Udah pagi nih.." ucap suara itu seraya mengusap-usap kepalanya lagi
"Mit.. Mita.." ulangnya lagi. Dan dengan malas, ia membuka kelopak matanya dan menemukan seorang lelaki yang seumuran dengannya, tengah memandanginya sambil tersenyum. Tampan sekali. Mungkin lelaki didepannya ini adalah lelaki paling tampan yang pernah ia kenal.

Dan yang pasti, semua anak dikampus pasti iri dengannya. Bagaimana tidak? Pagi ini, ralat! Setiap pagi, ia dibangunkan oleh seorang Reynaldo Ikmal Prasetyo. Seorang lelaki yang paling most wanted seangkatannya, atau malah sekampusnya. Lelaki yang tengah duduk dipinggir kasurnya ini memiliki rambut berwarna hitam yang terpotong rapi, alis mata yang tebal, manik mata sehitam langit malam, tulang rahang yang tegas, bibir yang sedang namun terlihat penuh, ditambah lesung pipi yang terlihat setiap kali ia tertawa, membuat setiap gadis dikampusnya tergila - gila dengan lelaki ini. Dibarengi dengan perawakan yang tegap dengan tinggi badan 175cm, dengan dada yang bidang, lengan yang kekar dan otot - otot yang terlatih serta perut yang sixpack, tak ayal membuat ia menjadi The Most Wanted Boy dikampusnya

Mita menggeliat dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Mencoba mengumpulkan nyawa yang masih on the way. Lalu ia mencebikkan bibirnya dan mulai merengek

"Yaampun, ini kan masih pagi banget maleeehh!! Ntaran aja yaaa? Gue mau bobo lagiiiii, 5 meniiiiitt ajaa" ucapnya seraya menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya

"Eh eh! Gabisa gabisaa!! Ayo bangun dong miiitt!! Entar kita berdua telat lagi, bisa berabeee!!!" cegah Ikmal sambil menarik kembali selimut yang menutupi tubuh Mita hingga selimut itu terjatuh dilantai. Mita tetap diam saja. Ia masih stay dengan posisi bergelung ditengah tempat tidurnya

"Ck, dasar ini anak! Harus apaya setiap pagi gue kudu bangunin dia dengan cara ginian?" omel Ikmal sambil naik ke atas tempat tidur dan mengambil posisi setengah berdiri diatas tubuh Mita. Lalu dengan cekatan, tangannya bergerilya menggelitik tubuh Mita. Mulai bagian perut sampai kaki. Cara yang selalu sukses bila ia ingin membangunkan Mita. Dan terbukti, Mita pasti langsung bangun dan menggeliat tak karuan karna tak tahan dengan rasa geli akibat gelitikan itu

"Aduh aduh! Ampun ampun! Ampun maleeeehh!! Udah dooooonggg!! Stooopp!! Iy-aa i-yaaa gue bang-un!!" ucap Mita sambil mencoba melepaskan diri dari serangan gelitikan tangan Ikmal

"Gue gabakalan berenti sebelum lo bangun dan ke kamar mandi!" kata Ikmal cekikikan sambil terus menggelitik tubuh Mita

"Stooopp!! Ya gim-ana mau man-di hihi! Ka-lo lo ngelitik-in gu-e teruuuss" ucap Mita terbata karna menahan geli. Lalu tak lama, Ikmal melepaskan tangannya dan membebaskan Mita dari gelitikan maut itu

"Yaudah. Sekarang cepet mandi! 1 jam lagi gue tunggu lo didepan rumah. Awas ajaya sampe lo belum kelar?! Gue tinggalin lo, biar naik angkot sono sendirian" kata Ikmal seraya bangkit dan mengacak rambut Mita yang masih acak-acakan itu

"Udah sana! Keluar sana! Gaboleh tau cowok sembarangan masuk kamar cewek itu! Hih! Gih keluar sana, hus! Hus!!" usir Mita kepada Ikmal

"Idih, lagu lo! Ngomong aja lo pengen gue temenin mandi kan? Iya kaann?!" kata Ikmal sambil tersenyum menggoda dengan menaik turunkan alisnya

"Idih! Najong! Males banget! Enak dielu, rugi digue dong! Ih, ogah! Udah sono balik ke habitat lo! Jangan ngintipin gue! Sono sono!" usir Mita seraya bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya

"Yaudah. Gue balik dulu ye! Inget! Sejam lagi! Awas aja sampe lu belom kelar!" ulang Ikmal lagi. Lalu tak lama terdengar pintu kamar yang tertutup yang menandakan bahwa ia telah pergi meninggalkan kamar Mita

'Huft, selalu seperti ini setiap pagi' batin Mita sambil menutup pintu kamar mandi

My Best Friend, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang