Segala sesuatu pasti ada yang menanti. Selalu seperti itu. Aku yang begini begitu dikarenakan mengambil hak pernah menjadi kuasa orangtuaku. Mengambil sepenuhnya bukan milik mereka yang tidak mau memberikan apa yang kami mau.
Kami?
Siapa?
Mereka adalah saudara-saudaraku. Lebih tepatnya, kedua saudara sangat mirip tampangnya denganku. Identik. Namanya juga saudara kembar. Kembar tiga, pula.
Tapi, kemudian aku tidak bisa mengambil seluruhnya milikku karena aku mungkin hanya tinggal nama. Ya, tinggal nama.
Mengapa?
Mungkin penjelasannya akan muncul di cerita ini, menampakkan sosok asliku pernah teredam akibat keegoisan orang-orang telah membesarkanku sampai seperti ini.
Aku butuh sesuatu, sesuatu lebih besar. Sesuatu yang mampu mengorek, apakah sanggup melintas tanpa adanya beban di hati.
Ini kisah pendekku, sebelum menceritakan cerita mereka lewat mulut saudara-saudara identikku sendiri.
To be continued ...
***
27 Agustus 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick Enough to Die [Ren's Story] ✔️
General FictionAku, Renald Alastair. Berhari-hari sering merasakan sakit. Jika diperbolehkan, bisakah aku memeluk Mama terakhir kalinya dan melihat kedua saudara aku tertawa bersama-sama? Bila disetujui, betapa senangnya diriku. Terima kasih, Tuhan, sudah mencipta...