The Request

101 3 2
                                    

Tatapannya memandang lurus terhadap telapak tangannya. Telapak tangannya yang ia kemarin gunakan untuk menampar wajah seorang idola sekolahnya.

Ia membenamkan wajahnya ke dalam celah kedua lututnya yang ia tekukkan. Memang, hal yang kemarin ia lakukan adalah sebuah kesalahan besar -- Kalau ada seorang pun murid yang melihat kejadian tersebut pasti akan mengejek dan menghinanya besar-besaran. Menolak ajakan berteman tersebut.. sebenarnya sangat berat. 

Alasan Seira tak mau berteman dengan siapapun, terutama lelaki, hanya satu -- Ia tak mau pertemanan tersebut berakhir dengan kedua pihak bermusuhan untuk selamanya. Pernah ia sesekali mengalaminya sewaktu SMP, dan karenanya, ia trauma dengan teman.. dan juga lelaki, tentunya.

 " Masa-masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan seumur hidup.. apakah itu benar? "

Hobi melamun Seira timbul sejak ia dibuli oleh teman-temannya. Diary kecilnya hanyalah satu-satunya tempat curhat untuknya. Ia jarang mau menceritakan masalah pribadinya kepada ibu tirinya. Ibunya tersebut terlalu sibuk bekerja sebagai dokter anak di rumah sakit PIK, sehingga ketika Seira dan Daryl terlelap, barulah ia akan menginjakkan kakinya ke dalam rumah.

Seira mengangkat kepalanya, meraih komik Miiko yang selalu dibacanya saat ia merasa jenuh. Ia biasanya akan memenuhi kebosanannya itu dengan tertawa sekencang-kencangnya saat membaca komik tersebut, melepaskan seluruh amarah, stres, dan kejenuhannya.

Satu per satu lembar komik tersebut ia balik, namun kali ini ia tidak tertawa. Jilid Miiko kali ini terlalu banyak cinta antara Yamada Miiko dan Eguchi Tappei, kedua tokoh utama dari komik tersebut yang sama-sama selalu menyembunyikan perasaannya masing-masing dan sering bertengkar layaknya anjing dan kucing.

" Cih. Membosankan. " Kedua kata tersebut dilontarkan oleh Seira dan ia pun membanting komik tersebut ke lantai, kemudian merebahkan dirinya di sofa berwarna soft pink yang empuk yang ada di ruang keluarga tersebut. Dengan malas ia meraih remote TV, lalu memencet tombol on dan mengganti channelnya menjadi channel ANIMAX.

Otaku bukan, tetapi sejak kecil Seira menyukai anime dan manga, dan ia selalu saja rutin menonton anime favoritnya, yaitu Naruto dan Sword Art Online, yang pernah sempat menjadi pusat perhatian di dunia anime setahun yang lalu.

Ia selalu saja iri dengan tokoh-tokoh anime ataupun orang-orang di dunia nyata akan kehidupan mereka. Kehidupan mereka ada yang awalnya malang dan penuh penderitaan, tetapi ujung-ujungnya, toh, akan mendapat happy ending. Sedangkan seorang Seira Amanda? Tidak! Ia hanya bisa bahagia bila berada di dekat keluarganya! Kekesalan yang menumpuk di dalam hati Seira serta tank top berwarna pink dan celana ungunya yang ketat membuat Seira mulai menyipitkan matanya. Ingin rasanya ia menampar seseorang untuk kali ini saja.

" Sial, sial, SIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAL! " Umpat gadis yang sedang dalam bad mood itu dalam hatinya, sambil memukul-mukul bantal dengan emosian, sebagai pengganti orang yang ingin ditamparnya. Daryl yang mengintip dari celah pintu menelan ludahnya sweatdrop, mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruang keluarga yang sudah dibuat kapal pecah oleh kakak tirinya.

 ***

Ray POV

" ..Kamu phobia terhadap laki-laki? "

Tubuhnya menggigil hebat. Genggamannya terhadap lengan seragamnya semakin mengencang dari sebelumnya. Bunyi gertakan giginya dapat terdengar jelas oleh telingaku. Air mata mengalir di kedua sisi pipinya. Duh, kenapa di sini selalu the man's side who's wrong?! Kalau orang-orang sampai ngeliat sih, dia kayaknya bisa dibuli lagi nanti gara-gara bikin aku merasa bersalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pastell LächelnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang