Glory Island
07.30 am.
Timothy Pov
Pagi yang sangat dingin untuk orang sepertiku tinggal du pulau kecil seperti ini dan lagi belum pernah aku tidur di tempat asing seperti ini, tempat yang sangat jauh dari keramaian
Tiga hari yang lalu saat aku menemukannya di pulau Saloom sangat membuat kehidupanku kembali bersinar dari kesuraman yang menemaniku sebulan lebih, aku terus saja mengikutinya untuk datang ke Glory Island untuk mengetahui dimana dia terdampar selama ini,
Dan semalam setelah menyelesaikan masalah pekerjaanku aku meminta ijin kepada orang tuaku dan meminta mereka untuk datang kesini membantuku meyakinkan gadisku bahwa aku memang sangat membutuhkannya, aku mencintainya sepenuh hati dan jiwa ragaku.
Aku membuat kejutan dengan datang kesini tanpa sepengetahuannya, dia terlihat gugup dan sesekali aku melihatnya mencuri pandang untuk sekedar menatapku, aku tahu dia sangat merindukanku tapi dia takut untuk mengakuinya, karena dia juga gadis muda normal yang mempunyai masa masa gugup saat melihat orang yang di cintainya.
Aku tidak habis pikir kenapa orang sepertiku bisa mempunyai kehidupan yang sangat beruntung , keluarga dan semua sahabatku adalah orang yang paling menyayangiku, dan sebelumnya aku sama sekali tidak memperhatikan itu, aku terlalu egois dan ambisi menekuni pekerjaanku sampai aku mengabaikan seluruh perhatian dan kasih sayang orang orang disekitarku,
Apalagi orang yang mencintaiku dengan sepenuh hatinya saat ini, Zoe rela mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungiku dari hinaan orang banyak,apalagi sebelum ini aku pikir dia hanya mementingkan egonya dan pergi meninggalkan aku, aku tidak menghargai usahanya untuk melindungi martabat keluargaku dari aib yang di bawa oleh pamannya yang sekaligus ayah dari kakaknya.
Aku salah besar menuduhnya seperti itu, aku benar benar harus memperbaiki pemikiranku tentang orang orang di sekitarku, baru sekarang aku paham kalau mereka menyayangiku dengan sepenuh hati mereka.
"good morning Mr Shane" suara om Ricky menyapaku dari depan pintu, aku menoleh tersenyum
"good morning Mr Glow, panggil saya Tim jangan Mr Shane terlalu formal" jawabku sambil tersenyum, orang tua di depanku ini sangat tampan , pantas saja Viona mempunyai wajah yang sangat berbeda dengan Zoe meskipun mereka di lahirkan dari rahim yang sama.
"belum pernah Zoe tidur melebihi tujuh jam sebelum ini" ujar om Ricky duduk di kursi depanku, aku menatapnya heran
"apa yang dia lakukan?" tanyaku sekedar untuk tahu apa yang gadisku buat sebelum ini,
"sebelumnya dia sangat tertutup, setiap hari kegiatannya hanya menggambar sketsa demi sketsa perumahan yang dia ingin wujudkan di pulau ini, ah... aku sudah melarangnya untuk mewujudkan impian kosong itu karena dana dari mana kita akan membangun semua itu" om Ricky menghela nafas panjangnya menuang kopi yang sudah aku buat tadi
"apa diamencintai pulau ini om?" tanyaku lagi,
"dia bukan mencintai pulau ini, tapi... dia hanya menyiksa dirinya sendiri untuk melupakanmu Tim" penjelasan om Ricky sedikit mencubit hatiku.
"aku tahu hal itu saat dia tidak sengaja menyebut namamu menghadapi godaan pemuda dari pulau Saloom yang menghantar beer untuk persediaan di sini, dan aku memaksanya untuk menceritakan tentang siapa itu Timothy Shane" sedikit bangga aku mendengar penjelasan om Ricky.
"aku sangat menyukai sikap tegasnya dan sikap mandirinya" gumanku.
"dia juga seorang remaja biasa, dia sangat suka membicarakan tentang bagaimana kamu mencintainya, aku tahu di balik ketegaran wajahnya cintanya padamu sangatlah besar Tim dan dia selalu berusaha untuk menyimpan rasa rindunya kepadamu dengan menangis di dalam kamarnya" om Ricky menatapku yakin, aku mengangguk bangga, hatiku kembali bersinar seperti matahari yang saat ini baru terbit dari arah timur, sangat cerah tanpa halangan mendung sedikitpun, ternyata selama ini Zoe memang merindukanku seperti aku merindukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Cinta
Fiksi UmumTimothy Shane salah satu penerus jaringan Hotel Starry Queen harus menghadapi beberapa masalah ketika ibunya selalu mendesaknya untuk mencari pendamping hidup di umurnya yang sudah mendekati tiga puluh tujuh, ibunya tak segan segan menyewa beberapa...