Deru roda besi yang saling bergesekan. Tubuh yang berguncang seirama dengan gerakan gerbong kereta yang berguncang. Marcus duduk diam diantara bangku-bangku panjang dari besi yang terasa dingin di kulit. Manik hazelnya terpenjam, menyembunyikan dari dunia. Namun perlahan terbuka membiarkannya bertubrukan pada sketsa wajah asing sepasang remaja yang berdiri bersandar pada pintu kereta. Saling tertawa, melempar senyum, seraya merekatkan jari-jemari dengan erat. Tak peduli jika disini tak hanya ada mereka. Tak peduli jika aura-aura cinta itu mengganggu pemandangan yang lain. Ah... indahnya masa remaja.
Dulu.
Dulu sekali ia juga seperti mereka. Berdiri bersandar pada pintu kereta padahal saat itu bangku-bangku ini kosong tanpa penghuni. Tertawa, tersenyum, saling merekatkan jari-jemari hingga kereta tak lagi melaju. Tapi itu sudah lama sekali dan kini ia hanya sendiri. Duduk dibangku besi yang dingin, tanpa senyu, tanpa tawa dan tanpa jari-jemari yang mengisi sela-sela jarinya.
Terkadang ia rindu.
Merindukan masa mudanya yang naif. Tertawa bahagia tanpa peduli beban yang menanti di depan. Tersenyum seakan hari esok akan ada hal menarik lain yang bisa dikerjakan. Pemikiran khas anak muda yang tanpa beban, tanpa pernah ia tahu kelak ia akan berjibaku dengan kerasanya dunia. Bersahabat dengan indahnya kebohongan dan kemunafikan yang ia bangun diatas topeng sempurna yang ia kenakan. Terdengar hembusan nafas keras mengakhiri lamunan masa muda. Kembali kepada realita dunia yang keras.
Marcus bergerak bangkit dari duduknya, membiarkan sepasang kaki jenjangnya membawa tubuh mendekat pada pintu kereta yang masih tertutup. Sayup-sayup bisa ia dengar lantunan nada cinta yang terlontar dari anak laki-laki pada anak perempuan. Dari ekor matanya Marcus bisa melihat semburat merah manis pada kedua pipi si gadis. Menyenangkan tapi sekaligus menggelikan. Cinta muda yang naif.
Deru roda besi yang saling bergesekan tak lagi terdengar seiring pintu yang terbuka. Membebaskan manusia dari belenggu sementara untuk kembali menapaki dunia dan mengaburkan kenangan di belakang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewasa
NouvellesKetika kenangan hari muda terlintas. Yang ada hanya penyesalan.