five

56 8 0
                                    

Hari ini aku semangat memasuki kelas. Karena jadwal hari ini adalah aku dan Axel memiliki jadwal mata pelajaran yang sama, yaitu Biologi.

"Hey, apa kau sudah melihat jadwal mu hari ini?" Senggol Anna.

"Sudah." Jawabku dengan cengiran lebar.

"Hah, senang sekali kau pasti. Karena kita akan sekelas dengan Axel." Katanya dengan nada sarkastik.

"Kau tahu."

"Aku tahu."

Kringgg.

Bel berbunyi. Dengan langkah cepat aku memasuki kelas dan memilih tempat duduk paling depan. Anna sampai kaget melihatku memilih tempat duduk di depan padahal terkadang aku suka keringat dingin jika berada tepat didekat guru.

Tepat sesudah Ms. Nana memasuki kelas, Axel masuk ke dalam kelas dengan cueknya. Kenapa dia terlihat lebih keren sekarang?!

"Mr. Alford, kau telat. Tolong kedepan." Seru Ms. Nana dilengkapi dengan pekikan nyaringnya.

Axel berjalan melewati mejaku dan maju ke depan.

"Tolong kerjakan soal ini." Perintah Ms. Nana seraya memberikan kertas berisi soal. Lalu Axel mengambil spidol dan mengerjakannya di papan tulis.

"Terus memandanginya, eh?" bisik Anna dari samping.

"Jangan lupa untuk berkedip." Katanya lagi.

"Kau menggangguku, Anna." Balasku tanpa menengok.

"Aku rasa, kau menyukainya." Kata Anna.

"Tidak." Jawabku. "Tidak mungkin. Aku tahu, kau suka padanya. Tapi kau berbohong pada dirimu sendiri." Tambah Anna.

"Coba saja Keith, pejamkan matamu lalu kau fikirkan seseorang. Pasti seorang yang awal kau fikirkan adalah Axel." Ujar Anna. Aku memejamkan mata sebentar, mengikuti ucapan Anna.

Axel.

Anna benar.

"Kau benar, Anna."

"Ya, kau menyukainya." Ucap Anna. "Kau jatuh cinta pada Axel."

"Kau mengacuhkanku." Ujar Anna manja.

Hey, Anna sangat berisik.

"Kau tahu, dia terlihat tampan hari ini."

"Aku tahu." Balasnya.

"Dia pasti bisa mengerjakannya."

"Aku tahu." Jawabnya dengan nada datar.

"Hey apa kau lihat wajah seriusnya saat berfikir? Itu sangat mengaggumkan!"

Anna hanya diam. Bagus, sekarang Anna yang mengacuhkanku.

"Kau mengacuhkanku." Kataku mengikuti ucapannya tadi.

"Astaga, Anna." Racauku tidak jelas.

"Heh." Bisik Anna.

Aku menengok malas, "Apa?"

"Kau sedang diperhatikan oleh Ms. Nana." Bisiknyan lagi. "Hah, jangan bercanda Anna."

"Aku tidak bercanda." Bisik Anna.

Aku mengalihkan pandanganku ke Ms. Nana, "Ms. Fenley, jangan mengobrol. Sebagai hukumannya, kau kerjakan soal ini didepan, temani Axel."

Kringg.

Yes. Untuk kali ini Dewi Fortuna sangat baik dan berpihak padaku.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang