28 Desember 2014
Minggu pagi yang cerah hari ini berbanding terbalik dengan suasana hati Atta, pasalnya hari ini seharusnya menjadi hari libur untuk bermalas-malasan dikasur kesayangannya.
"Bisa tidak ekspresinya diganti?" tanya seorang gadis yang berjalan mundur dihadapannya.
"Stop it! If you keep walking like that you'll crash into some-" belum sempat Atta menyelesaikan kalimatnya, Leana sudah terjatuh begitu saja dihadapan Atta.
"Sakit." Leana meringis kesakitan sambil mengulurkan tangan meminta bantuan Atta untuk menariknya berdiri.
"I told you." tambah Atta singkat namun gadis itu tetap membantu Lea untuk berdiri.
"Please, apa yang bisa aku lakukan supaya kamu berhenti marah dan berhenti bicara pakai bahasa Inggris!" Atta tersenyum mendengar perkataan Lea, gadis itu paling lemah dengan bahasa asing sehingga Atta sering menggunakannya untuk membuat Lea merasakan kekesalan yang sedang dia rasakan. Biasanya kekesalan Atta juga berasal dari Lea.
"Pulang?" tawar Atta, saat ini baik Atta maupun Lea sedang berada di sebuah taman bermain. Meskipun umur mereka tidak bisa dibilang muda, namun Lea sangat suka menghabiskan waktu liburnya hanya untuk menaiki wahana seperti Bianglala atau Roller Coaster.
"Selain itu, ayolah Atta. Kita sudah disini. Jangan sia-siakan-" Lea berhenti saat Atta mulai bicara.
"-kesempatan yang cuma datang seminggu sekali, ini hari libur dan kita harus bersenang-senang sambil olah raga. Bla bla bla." sambung Atta mencoba meniru suara Lea sangat bicara.
"Itu tahu." kata Lea pura-pura tidak menyadari ada nada sarkatis dari perkataan Atta.
"Baiklah, belikan aku makanan. Yang banyak! Kalau aku tidak bisa tidur dirumah setidaknya belikan aku makanan. Makanan makanan makanan." Atta menjadi semangat setelah mengucapkan permintaannya. Terkadang Lea masih heran dengan Atta yang bisa berubah mood secepat ganti pakaian.
"Tunggu yang lain, kita minta traktir mereka." jawab Lea santai dan mulai menyamakan langkah dengan Atta yang sudah berjalan mendahuluinya.
"Yang lain? Jadi kita tidak hanya berdua? Kenapa kamu ajak aku juga Lea?. Harusnya aku masih tidur dirumah."
"Ayolah Atta ini sudah siang, mana mungkin kamu masih tidur jam segini?"
"Aku lembur Lea. Pak Anton sedang tidak sehat. Apa yang bisa kulakukan selain mengambil alih tugas-tugas beliau? Tentu saja jam 10 pagi masih terlalu cepat untukku bangun."
"Astaga! Maaf Atta, aku tidak tau dengan jadwalmu. Apa kita pulang saja sekarang? Kamu pasti masih lelah."
"Jangan bodoh, aku sudah tidak mengantuk lagi. Baiklah sambil menunggu teman-temanmu itu datang kita akan mencoba wahana apa?" Atta sibuk melihat kesekitar untuk mencari wahana mana yang akan mereka naiki lebih dulu.
Lea tersenyum penuh arti sambil menatap teman baiknya itu, biar bagaimana pun juga Atta selalu meluangkan waktunya untuk Lea dan itu sudah cukup untuk Lea.
"Bagaimana kalau naik Roller Coaster?" tanya Lea masih dengan wajah santainya. Entah karena tidak tahu atau memang pura-pura mengerti bahwa Atta benci naik wahana itu.
"Lupakan." Atta kembali berjalan menuju salah satu wahana terdekat dari tempat mereka saat ini.
"Hei At, tunggu!" Lea yang sedikit tertinggal kemudian berlari mengejar Atta. Secepat kilat Lea menarik lengan Atta agar berhenti ditempat.
"Ada apa?" tanya Atta bingung.
"Mereka datang!" tunjuk Lea kepada sekumpulan orang yang berjalan mendekati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SS#2-The Choice
Short Story11 Tahun berlalu dan saat ini mereka bertemu kembali. Sebelas tahun sudah Atta berhenti berharap akan pernah bertemu dengan pria dihadapannya lagi, Nattaniel Tirtayasa.